Gubernur Jatim Minta Penanganan Banjir di Pamekasan Integratif

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawasa, didampingi Kadinsos Prop. Jatim, Alwi Beq, juga Kepala Baperwil IV Pamekasan dan Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam, saat meninjau banjir di Pamekasan, Sabtu (19/12).

Pamekasan, Bhirawa
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa meminta penanganan banjir di Kabupaten Pamekasan dilakukan integratif dan sistematis melalui perencanaan jangka panjang dan jangka pendek.
“Jangka panjangnya tentu pada segi mitigasi, sedangkan jangka pendeknya adalah langkah taktis yang salah satunya bisa dengan melakukan pengerukan aliran sungai,” kata Khofifah saat meninjau lokasi banjir di Kelurahan Patemon, Pamekasan, Pulau Madura, Jatim, Sabtu (19/12).
Gubernur meninjau langsung lokasi banjir di Pamekasan didampingi Bupati Pamekasan Baddrut Tamam Kepala Dinas Sosial Pemprov Jatim Alwi, Forkopimda dan Kepala Dinas BPBD Pamekasan dengan menggunakan perahu karet milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Langkah taktis lain yang perlu segera dilakukan, menurut dia, memperbaiki tanggul sungai yang rusak dan jebol.
Anggaran bisa dialokasikan melalui Dinas Pekerjaan Umum atau dengan menggunakan dana cadangan bencana alam di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) atau Dinas Sosial setempat.
“Dinas PUPR hendaknya bisa segera bertemu dengan bupati, agar tanggul yang rusak dan jebol ini segera diperbaiki, termasuk juga melakukan pengerukan aliran sungai,” kata mantan Mensos itu.
Menurut Bupati Pamekasan Baddrut Tamam, tanggul penahan banjir yang jebol itu di Kelurahan Gladak Anyar, Kecamatan Kota Pamekasan. “Tanggul di Gladak Anyar ini merupakan satu dari lima titik tanggul jebol, hingga menyebabkan luapan air sungai ini membanjiri perumahan warga seperti saat ini,” kata Baddrut.
Sebelumnya pada Jumat (18/12) malam Bupati Baddrut Tamam bersama Komandan Kodim 0826 Pamekasan Letkol Inf Tejo Bhaskoro meninjau langsung ke lima titik tanggul jebol yang menjadi penyebab air sungai meluap itu.
Banjir yang melanda Kota Pamekasan mulai Jumat (18/12) sekitar 20.00 WIB dan hingga Sabtu (19/12) siang masih berlangsung ini semakin meluas, dan genangan semakin tinggi.
Pada Jumat (18/12) malam genangan air akibat luapan sungai di kota itu, baru di tiga kelurahan dan dua desa, yakni Kelurahan Gladak Anyar, Jungcangcang, Kelurahan Patemon, Desa Laden dan Desa Nyalabu dengan ketinggian genangan antara 20 cm hingga 60 cm. Namun di sebagian titik sudah ada yang mencapai 1 meter lebih.
Lokasi terparah di Jalan Sinhaji Kelurahan Jungcangcang, yaitu lokasi yang paling dekat dengan aliran sungai.
Namun pada Sabtu banjir semakin meluas ke lima kelurahan dan tiga desa, dan genangan di rumah-rumah warga semakin tinggi, yakni antara 1 meter hingga 1,5 meter, bahkan di lokasi tertentu yang dekat aliran sungai ketinggian genangan banjir mencapai 2 meter.
Sebanyak dua buah perahu karet dioperasikan guna mengevakuasi warga korban banjir yang terjebak di dalam rumahnya.
Sementara itu, Pemkab Pamekasan juga mulai menyalurkan bantuan tanggap darurat kepada para korban banjir berupa nasi bungkus dan melibatkan para relawan dari Forum Relawan Penanggulangan Bencana, aktivis pramuka dan mahasiswa pecinta alam setempat.
Sementara itu Bupati Pamekasan, Badrut Tamam menyampaikan terimakasih atas kunjungan Gubernur Khofifah. Dia juga menyampaikan bahwa saat ini yang terpenting dan menjadi fokus utamanya adalah keselamatan warga terdampak banjir. “Saat ini yang utama bagi kami adalah keselamatan seluruh warga yang terdampak banjir,” jelasnya.
Secara terpisah, Kepala BPBD Kabupaten Pamekasan, Akmalul Firdaus mengatakan, banjir diduga berasal dari kiriman air hujan dari wilayah utara. Sehingga sungai di sekitar kota meluap dan merambah ke jalan dan pemukiman penduduk.
“Untuk membantu korban terdampak banjir, sebanyak 22 Tagana dan Posko Terpadu meliputi TNI dan Polri serta para relawan bahu membahu membantu korban banjir. Adapun berapa nilai kerugian, adanya rumah yang rusak dan roboh masih dalam pendataan,” tambahnya. [din.ant]

Tags: