Gubernur Jatim Prihatin Insiden Suporter di Blitar

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa saat diwawancarai sejumlah wartawan di Jombang, Rabu siang (19/02).(arif yulianto/ bhirawa)

Jombang, Bhirawa.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyampaikan rasa keprihatinannya atas terjadinya insiden kerusuhan suporter sepakbola pada laga semifinal pertandingan sepakbola Piala Gubernur Jatim di Blitar antara Persebaya Surabaya menghadapi Arema FC, Malang pada Selasa (18/2).
“Saya pasti prihatin atas insiden itu. Tentu kita berharap bahwa, semua warga, harusnya berkesempatan menikmati sebuah laga yang berkualitas. Tapi itulah yang terjadi,” ujar Khofifah saat ditemui di Jombang, Rabu (19/2).
Gubernur juga menyampaikan terima kasih kepada tim dari Polres dan Kodim (Blitar) pada insiden ini yang dinilainya, aparat keamanan begitu cepat dan sigap mengatasi kejadian tersebut hingga menyiapkan transportasi kepulangan para suporter yang mendukung Persebaya maupun Arema.
“Banyak truk disiapkan untuk membantu kepulangan mereka. Berikutnya, kami pasti minta maaf kepada masyarakat Jatim, dan masyarakat Blitar atas insiden yang kita semua tidak inginkan itu,” sambung Gubernur Jatim.
Dia menambahkan, pada Selasa malam (18/2/) sekitar pukul 21.00 WIB, berdasarkan konfirmasi dari Kapolresta Blitar, suasana telah kondusif. “Terus juga koordinasi antara Panpel, Pemprov, dan Polda. Pagi ini juga koordinasi untuk persiapan final besok. Saya sudah menyampaikan kepada Kepala Kesbangpol, yang saya minta ‘stay’ di Kota Blitar, saya bilang, Pak Jonathan, tetap di Blitar, tolong koordinasi dengan Kesbangpol Kota Blitar,” papar Khofifah.
Dia menyampaikan kepada Kepala Kesbangpol Jatim tersebut agar melakukan koordinasi dan pendataan jika ada pihak-pihak yang dirugikan atas kejadian insiden tersebut. “Kalau ada warung yang kemarin karena mungkin ada yang tidak sempat membayar, tolong dihitung. Saya melihat dalam video, ada yang lewat sawah. Kalau ada persawahan atau perkebunan, yang kebetulan itu rusak, saya minta tolong di data,” papar dia lagi.
Sehingga lanjut Gubernur, dalam posisi tersebut, Pemprov Jatim akan bertanggung jawab. Namun jika ada pihak-pihak yang melakukan sesuatu yang akhirnya mengganggu sehingga terjadi insiden tersebut, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada aparat penegak hukum.
“Jadi semua berseiring. Yang memang melanggar tertib sosial, itu adalah wilayah APH (Aparat Penegak Hukum), kita menyerahkan sepenuhnya kepada Aparat Penegak Hukum,” tandas dia.
Dipaparkannya, penentuan lokasi laga antara Persebaya Surabaya melawan Arema Malang tersebut dilakukan oleh Panpel. Sehingga dicarilah tempat yang netral sehingga diputuskanlah di Blitar.
“Dari diskusi diputuskan oleh rapat, lalu ini diputuskan tanpa penonton. Jadi teman-teman harus meng-‘under line’ keputusan bersama antara jajaran Polda, jajaran Panpel. Panpelnya adalah Asprov PSSI. Dan jajaran Pemprov, bahwa di tempat netral berarti tidak di tidak di Malang, tidak di Surabaya, dan tanpa penonton. Jadi saya rasa, keputusan ini yang harusnya kita bisa menghormati bersama,” terang Gubernur.
Menurut Gubernur, semua persiapan pada laga tersebut sebetulnya sudah disiapkan dengan sangat baik oleh jajaran keamanan dari Polres Kota dan Kabupaten Blitar, jajaran Kodim Blitar, serta ada perbantuan dari Kostrad TNI-AD. “Semuanya sudah dibuat, ring satu sampai berapa meter, ring dua sampai berapa meter, ring tiga sampai berapa meter. Semuanya sudah disiapkan,” pungkas Gubernur.

Ganti Rugi
Rencana Pemprov Jatim akan menanggung biaya perawatan korban luka akibat insiden kerusuhan Blitar antar suporter mendapat apresiasi dari kalangan DPRD Jatim.
Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim, Hikmah Bafaqih mengatakan, pemberian ganti rugi oleh Pemprov adalah bentuk perhatian pemerintah kepada warga masyarakat. “Kalau dianggap sebagai bencana (jenisnya bencana sosial, red) boleh diakseskan dari on call bencana. Itu diatur juga dalam Undang-undang,” katanya.
Menurut Politisi PKB ini, pihak-pihak yang dirugikan atas kerusuhan antar suporter menjelang laga semifinal Piala Gubernur antara Persebaya Surabaya melawan Arema FC di Stadion Supriyadi, Kota Blitar, Jatim itu juga harus dilindungi. “Kami sepakat dengan Bu Gubernur, seperti fasilitas umum yang rusak harus segera diperbaiki, saya setuju itu,” terangnya.
Dalam mengurangi risiko bencana, kata Hikmah, harus diperhatikan pencegahannya. Dalam hal ini memastikan langkah-langkah kedepannya agar tidak terjadi hal serupa. “Untuk efek jeranya memang harus ada, dan itu tugasnya penegak hukum. Itu saya sepakat mereka diberikan efek jera, Gubernur langkahnya sudah tepat,” jelas Hikmah.
Terkait diambil dari manakah anggaran bantuan tersebut, Hikmah membeberkan bisa diambilkan dari dana hibah. “Karena ini masuk bencana sosial, jadi bisa diambilkan dari dana hibah,” imbuhnya.
Wakil Ketua DPW PKB Jatim ini menyebut bahwa para suporter-suporter yang ada di Jatim sebenarnya sudah menunjukkan kedewasaannya. Para suporter juga telah sadar bahwasannya olahraga sepak bola adalah bagian dari rekreasi yang sehat dan menghibur. “Nah, harusnya rekreasi ini kan menghibur bukan malah menegangkan. Dan para suporter sudah menunjukkan semakin banyak yang sadar, kalau kerusuhan itu gak keren,” pungkasnya. [Rif,geh]

Tags: