Gubernur Jatim Siap Skema Kredit UMKM

Bank UMKMPemprov Jatim, Bhirawa
Gubernur Jatim Dr Soekarwo menegaskan bakal merealisasikan rencana skema pembiayaan khusus usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dengan bunga rendah. Gubernur juga menegaskan telah melakukan pembicaraan terkait hal ini dengan semua unsur termasuk jajaran legislative.
“Beberapa waktu lalu saya telah diskusi bersama pimpinan DPRD Jatim dan pimpinan fraksi. Prinsipnya setuju jika ada pembiyaan baru model Jatim dengan suku bunga rendah. Pembiayaan ini menggunakan APBD Jatim yang dititipkan ke Bank Jatim,” kata Gubernur Soekarwo, dikonfirmasi, Senin (21/9).
Menurut Gubernur ,program ini harus diluncurkan untuk melindungi usaha kecil agar tak tergerus pasar global ditambah krisis yang terus berkepanjangan. Saat ini ,  lanjut Soekarwo, suku bunga di bank konvensional sudah sangat tinggi mencapai 18 persen. Begitu pula dengan suku buka di BPR (Bank Perkreditan Rakyat) yang awalnya 24-30 persen, naik hingga 30-40 persen.
Suku bunga tersebut, lanjut pria yang akrab disapa pakde ini, sudah  terlalu tinggi untuk usaha kecil apalagi jika baru merintis usaha. Jika masalah itu tak segera diatasi, usaha kecil pasti kalah berkompetisi karena ongkos produksi mahal.
“Sebenarnya, UMKM kita tidak hanya berkompetisi dengan UMKM dari luar negeri saja, tapi juga berkompetisi dengan UMKM dari provinsi lain di Indonesia. Saya beri contoh, jika kompetisi UMKM Jatim kalah dengan UMKM dari Jawa Barat pasti UMKM Jatim akan mati,” ungkapnya.
Untuk itu, lanjutnya, diperlukan skema pinjaman modal yang bunga lebih rendah agar pembiayaan produksi murah. “Jika pinjaman ke perbankan regular pasti mahal. Seluruh Indonesia sama mahalnya. Kita harus melakukan skema suku bunga murah yaitu hanya 10 persen saja,” tegasnya.
Pada sebuah kesempatan Soekarwo menyatakan skema pembiayaan tersebut akan melibatkan Bank Jatim dengan mekanisme loan agreement dengan BPR nanti yang menyalurkannya dengan jasa 2%. Dengan total anggaran yang disiapkan mencapai Rp500 miliar plus 2 Triliun untuk idle cost, menurut Gubernur diharapkan UMKM bisa mendapatkan kredit lunak dengan bunga jauh di bawah bunga perbankan regular.
Pakde Karwo, sapaan lekat Gubernur Soekarwo, menyatakan, sebenarnya bantuan modal dengan cara hibah bisa saja dilakukan. Tapi cara itu tidak mendidik karena penerima hibah tidak ada upaya untuk mengembalikan hibah tersebut. Jika sudah demikian, biasanya usaha untuk meningkatkan produksi tidak ada, karena tidak ada tantangan.
“Jika untuk rumah tangga miskin bantuan hibah itu penting. Tapi jika untuk kelas industri, yang paling tepat adalah dengan cara system banking. Mereka hutang, mereka harus bayar. Itu namanya learning entrepreneurships. Pinjam uang untuk melakukan produksi, untung dan untuk bayar hutang,” paparnya.
Konsep ini, lanjut Pakde Karwo, hanya diperuntukkan untuk industry primer saja. Yaitu industry yang mengolah dari bahan mentah menjadi barang yang lebih bernilai. Industri calon penerima bantuan modal ini sudah by name by address.
“Contohnya usaha pisang diolah menjadi kripik, usaha kayu yang diolah menjadi mebel. Kalau usaha mebelnya, tidak termasuk industry primer tapi sudah masuk kategori industry skunder,” jelasnya.
Kapan skema modal tersebut bisa diberlakukan ?. Mantan Sekdaprov Jatim itu mengatakan, untuk anggaran yang didapat dari Silpa (Sisa Lebih Perhitungan Anggaran), bisa dilakukan Oktober bulan depan. Sementara untuk 2016 anggarannya sudah disiapkan sekitar Rp2 triliun.
“Untuk yang dimulai Oktober ini perkiraan anggaraannyasekitar  Rp400 miliar. Sedangkan yang 2016 itu didapat dari Silpa plus anggaran potongan dari SKPD-SKPD serta dana untuk bencana yang tidak terpakai, sehingga totalnya ada Rp2 triliun,” tandasnya. [iib.tam]

Rate this article!
Tags: