Gubernur Khofifah Akui Akulturasi Budaya Berjalan Natural

Gubernur Khofifah Akui Akulturasi Budaya Berjalan Natural

(Saksikan Seni Keagaamaan Hindu)

Surabaya, Bhirawa
Akulturasi budaya pada masyarakat Indonesia , khususnya Jatim, disebut Gubernur Jatim , Khofifah Indar Parawansa , berjalan natural. Penilaian ini disampaikan Gubernur Khofifah ketika menghadiri Festival Seni Keagamaan Hindu ke-3.
Pada kesempatan tersebut Gubernur Khofifah disuguhi berbagai kesenian dalam bentuk tarian adat, pakaian hingga musik tradisional disuguhkan melalui pawai yang digelar di halaman JX Internasional Expo, Surabaya, Selasa (17/9).
Sebagai tuan rumah, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyambut ramah para kontingen yang hadir dari berbagai daerah di Jatim dan provinsi di Indonesia. Menurutnya, akulturasi budaya telah berjalan dengan sangat natural. Khususnya dengan apa yang terlihat dari sejumlah kontingen yang mewakili daerah di Jatim. Apakah dari Mojokerto, Lumajang, Surabaya, atau Jember.
“Kalau melihat pawai yang dari Jatim, ada tidak yang terasa aneh, atau kita merasa ini belum pernah kita temui atai bersinggungan sebelumnya. Sepertinya proses akulturasi budaya itu sangat natural. Akulturasi budaya itu sudah menyatu dengan budaya Jatim,” tutur Khofifah.
Karena berbagai budaya yang beragam itu, Khofifah menegaskan bahwa Kebhinekaan ini betapa indahnya sebagai kekayaan bangsa. Dia pun menukil pesan-pesan Bung Karno. Jadilah orang Islam tanpa harus menjadi krang Arab. Jadilah Hindu tanpa harus menjadi orang India.
“Artinya jadilah kita tetap orang Indonesja karena kebhinekaan dari suku, agama, dan ras yang menyatu. Kita dipersatukan bukan karena agama, tapi karena kita Indonesia,” tandasnya.
Dalam kesempatan itu Khofifah juga mendapat kenang-kenangan lukisan dari Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Papua. Menurutnya, hadiah tersebut merupakan simbol kedamaian yang selalu dicita-citakan Indonesia sebagai satu kesatuan dalam NKRI.
Sementara itu, Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama I Ketut Widnya menuturkan, festival ini merupakan ajang tingkat nasional yang digelar tiga tahun sekali. Melalui festival ini, pihaknya berharap dapat merajut khazanah seni budaya di Indonesia. Dengan demikian, kesenian dari berbagai daerah yang berbeda itu menjadi satu dan dinikmati bersama.
“Melalui festival ini kita tegaskan bahwa kebhinekaan itu masih ada dan selalu kita hargai sebagai bagian dari Indonesia,” pungkas dia. [tam]

Tags: