Gubernur Khofifah Apresiasi Vaksinasi di UM Surabaya

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat meninjau vaksinsi di Kampus UM Surabaya, Rabu (15/9) dengan menerapkan sistem Lantatur (drive thru) untuk mencegah kerumunan.

Terapkan Lantatur, Lebih Cepat dan Cegah Kerumunan
Pemprov Jatim, Bhirawa
Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya menggelar vaksinasi dengan model Layanan Tanpa Turun (Lantatur) atau popular di sebut drive thru. Layanan vaksinasi ini cukup cepat prosesnya dan masyarakat tidak perlu berkumpul di satu tempat untuk menghindari kerumunan.
Dalam proses vaksinasi tersebut, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa secara khusus meninjau layanan vaksinsi tersebut di Kampus UM Surabaya Jl Sutorejo 5, Rabu (15/9). Pihaknya pun mengapresiasi model yang digagas tersebut.
Menurutnya, vaksinasi komunitas berbasis Lantatur ini bisa dijadikan role model oleh komunitas lain dengan memanfaatkan transformasi digital. Segala macam keperluan administratif vaksinasi ditopang dengan teknologi. Sehingga lebih cepat, tidak berkerumun dan efesien.
“Apa yang dilakukan UMSurabaya ini bisa menjadi contoh komunitas lain. Pemprov akan selalu mendukung model-model inovasi tersebut. Pentahelix approach antara government dan kampus sangat penting. Peran dari kampus menjadi sangat penting untuk percepatan agar Covid-19 melandai. Data terbaru menyebutkan bahwa di Jawa Timur Positif rate di angka 1,85” ujarnya.
Sementara itu, Rektor UMSurabaya Dr Sukadionk dalam kesempatan yang sama menyampaikan, kegiatan vaksinasi ini merupakan komitmen kampus membantu upaya pemerintah dalam percepatan program cakupan vaksinasi sehingga kekebalan komunitas segera tercapai. “Secara institusi, kami telah mewajibkan semua civitas kampus untuk vaksin. Karena setiap orang yang masuk kampus, wajib menunjukkan kartu vaksin mereka” ujarnya.
Sukadiono menambahkan bahwa target vaksinasi pada tahap pertama yang dilaksanakan pada 15-26 September sebanyak 2000 dosis jenis vaksin AstraZeneca. Sedangkan tahap kedua yang dilaksanakan tanggal 20-24 September targetnya sebanyak 5.000 dosis dengan jenis vaksin Sinovac.
Yuanita Wulandari ketua pelaksana acara vaksinasi massal menjelaskan secara detail bahwa proses vaksinasi yang akan kita lakukan beberapa hari kedepan disiapkan dengan analis resiko dan protokol kesehatan yang detal dan ketat.
“Sebisa mungkin pelaksanaan vaksinasi menerapkan managemen resiko yang terukur dan protokol kesehatan yang ketat. Sehingga tidak ada kluster Covid-19 vaksinasi atau resiko berbahaya lain” ujar Yuanita
Yuanita juga menambahkan, peserta vaksinasi harus mendaftar di e vaksin yang tersedia di website, isi biodata dan mengisi skrining online, mendownload persetujuan vaksin, dan peserta diwajibkan mendaftarkan diri di aplikasi peduli lindungi. Peserta yang sudah terdaftar akan mendapatkan barcode. “Jadi, di lapangan petugas hanya mengecek kelengkapan pendaftaran peserta dengan cara cek barcode peserta. Lalu dilakukan pemeriksaan suhu dan tekanan darah, jika sudah memenuhi maka vaksin dapat berikan. Proses ini cepat tidak perlu antri sehingga meminimalisir kerumunan,” pungkas dia. [tam]

Tags: