Gubernur Khofifah Berharap Bank Jatim Bisa Turunkan Kemiskinan

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa saat menjelaskan hasil RUPS LB Bank Jatim kepada para media.

Surabaya, Bhirawa
Kekosongan posisi Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Jatim Tbk atau Bank Jatim sejak ditinggalkan R Soeroso pada April 2019 lalu, kini terisi kembali setelah terpilihnya Direktur Kepatuhan dan Human Capital Bank Jatim, Hadi Santoso sebagai Direktur Utama dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB).
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa saat dikonfirmasi Bhirawa, Rabu (19/6) kemarin mengungkapkan dengan adanya direksi baru ini, pihaknya berharap Bank Jatim bisa ikut serta dalam membangun perekonomian dengan turut membantu menurunkan angka kemiskinan serta dapat meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan menyeimbangkan ketimpangan perkenomian di desa dan di kota.
“Kemiskinan dan IPM bagi pemerintah ini tidak bisa ditawar, kami berharap BPD ini bisa beriringan dengan ikhtiar Pemprov Jatim. Selain sebagai lembaga provit, kami berharap Bank Jatim ini menjadi bagian yang akan ikut mengawal pembangunan,” terang Khofifah.
Sementara usai menggelar RUPS LB, dengan ditetapkannya direksi baru termasuk dirut tersebut dilakukan melalui koordinasi dengan OJK dan proses yang dilakukan oleh lembaga independen.
“Ada proses panjang yang dilakukan lembaga kredibel di dalam naungan Bank Indonesia dan Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) dan hari ini dirut sudah diputusan dalam RUPS LB,” ujarnya.
Adapun upaya untuk melakukan penguatan bisnis, terutama yang berbasis teknologi, dalam RUPS LB tersebut Bank Jatim juga mengisi jabatan Direktur Operasi dan IT, Direktur Ritel serta Direktur Kepatuhan yang ditinggalkan Hadi.
“Direktur Operasi dan IT adalah sebuah kebutuhan dan Direktur Korporasi juga harapannya bisa membangun komunikasi eksternal terutama dengan jaringan perbankan yang lebih luas guna meningkatkan DPK,” jelas Khofifah.
Direktur Utama Bank Jatim, Hadi Santoso mengatakan program yang pertama adalah kita harus merevolusi para pegawai, bagi pegawai yang kurang pelatihan maupun pendidikan akan dibuatkan draf pegawai mana yang perlu segera ikut pendidikan untuk meningkatkan keahliannya.
“Yang kedua adalah untuk menyelesaikan kredit-kredit yang bermasalah yang sampai saat ini dikatakan berat dan sulit, sudah kami bicarakan dengan Direktur yang lain bahwa kami akan menjual ke factory yang dibawa teman-teman perbankan yang lain yang memang membidangi itu. Kita jual kredit-kredit yang bermasalah , tapi itu semua prosesnya memang agak panjang dan sudah kami mulai,” ujarnya.
Sedangkan untuk kredit bagi para UKM tetap akan ditingkatkan melalui KUR dan yang semacam loan agreement dan yang model-model yang lain, karena di Bank Jatim banyak kredit-kredit kecil namun juga banyak yang menggunakannya sehingga sulit dirasakan semuanya.
“Nanti akan kami sederhanakan sehingga pelaksaanya lebih mudah. Dan yang terakhir, untuk menyambut digital banking 4.0 kami akan berupaya untuk mengikuti perkembangan itu. Untuk itu Bank Jatim menggandeng teman-teman BRI ini,” pungkasnya.
Berikut susunan direksi baru Bank Jatim, untuk Direktur Komersial dan Korporasi dijabat Busrul Ima yang sebelumnya menjabat sebagai Pemimpin Wilayah Bank BRI Kantor Wilayah Surabaya. Direktur Konsumer, Ritel dan Usaha Syariah, Elfaurid Aguswantoro yang sebelumnya menjabat Pemimpin Pjs Divisi Kepatuhan dan Tata Kelola.
Kemudian Direktur Teknologi Informasi dan Operasi, Tonny Prasetyo yang sebelumnya menjabat Pemimpin Divisi Umum Bank Jatim. Lalu Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko dijabat Erdianto Sigit Wahyono, sebelumnya menjabat Kepala Audit Intern Wilayah Bank BRI Kantor Wilayah Jakarta 1.
Untuk susunan Komisaris Bank dijabat masing-masing Heru Tjahjono yang juga menjabat Sekretaris Daerah Sekretariat Daerah Pemerintah Provinsi (Sekdaprov) Jatim dan Prof M Mas’ud Said sebagai Komisaris Independen dari kalangan akademisi. [riq]

Tags: