Gubernur Khofifah: ‘Indonesia Kehilangan Jurnalis Terbaik’

Pendiri Kompas Gramedia, Jakob Oetama

Pemprov, Bhirawa
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyampaikan ucapan belasungkawa dan duka cita mendalam atas meninggalnya jurnalis senior sekaligus pendiri Kompas Gramedia, Jakob Oetama, Rabu (9/9).
“Secara pribadi dan atas nama Pemprov Jatim saya menyampaikan duka cita mendalam atas kepergian Pak Jakob. Semoga beliau mendapat tempat terbaik disisi Tuhan, diampuni segala dosa dan khilafnya dan diterima segala amal dan kebaikannya,” ungkap Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Rabu (9/9).
Khofifah mengatakan, Jakob Oetama adalah salah satu jurnalis sekaligus tokoh pers terbaik yang dimiliki Indonesia. Tentu saja, lanjut Khofifah, meninggalnya Jakob Oetama membawa duka bagi dunia pers Indonesia. “Saya yakin semua insan pers Indonesia mengenal betul siapa Jakob Oetama. Bahkan apa yang telah diperjuangkan dan diraihnya memberi inspirasi bagi jurnalis-jurnalis muda Indonesia,” imbuhnya.
Khofifah mengatakan, dirinya mengenal Jakob Oetama sebagai sosok jurnalis yang cerdas, humanis, sederhana dan penuh integritas. Inilah kemudian, lanjut Khofifah, yang menjadi modal utama dalam membesarkan Kompas Gramedia.
Jakop Oetama adalah jurnalis senior dan tokoh pers nasional. Lahir di desa Jowahan-Borobudur- Jateng pada 27 September 1931. Karier jurnalistiknya berawal dari pekerjaannya sebagai Redaktur Majalah Penabur-Jakarta. Bersama sahabatnya Petrus Kanisius Oyong (PK Oyong), Jakob Oetama menerbitkan majalah Intisari, pada 1963. Inilah yang menjadi cikal-bakal Kompas Gramedia.
Kepekaan nya pada masalah manusia dan kemanusiaan-lah yang menjadi spiritualitas Harian Kompas, yang terbit perdana pada 1965. Kompas Gramedia hingga kini menjadi bisnis multi-industri, namun Jakob Oetama tidak pernah melepas identitas dirinya sebagai wartawan. Bagi Jakob, wartawan adalah profesi, sedang hasil usaha-nya sebagai pengusaha adalah keberuntungan.
Jakop Oetama, lulus Seminar Menengah St Petrus Canisius-Mertoyudan. Sambil mengajar di SMP, dia mengikuti kursus B-1 Ilmu Sejarah hingga lulus. Kemudian melanjutkan kuliah di Perguruan Tinggi Publisistik Jakarta, jurusan Ilmu Komunikasi Massa- Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gajah Mada, hingga tahun 1961. Menerima gelar kehormatan Doktor Honoris Causa dari Universitas Gajah Mada pada tahun 2003.
Rencananya, jenazah akan dimakamkan besok, Kamis (10/9) di Taman Makam Pahlawan Kalibata. [tam.ira]

Tags: