Gubernur Khofifah Kukuhkan 76 Personel Paskibraka

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa bersama Wagub Jatim, Emil Dardak dan jajaran Forkopimda Jatim saat memberikan ucapan selamat kepada petugas Paskibraka yang didampingi masing-masing orang tua di Gedung Negara Grahadi, Kamis (15/8) malam.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memberikan arahan kepada 100 anggota Paskibraka 2019

Pemprov, Bhirawa
Pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibraka) pada upacara peringatan HUT ke 74 RI telah dikukuhkan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa untuk melaksanakan tugasnya besok, Sabtu (17/8). Tercatat ada 76 personel yang diambil dari proses seleksi di 38 kabupaten/ kota se Jatim.
Pada kesempatan itu Gubernur Khofifah menuturkan, pengukuhan ini merupakan SOP nasional yang harus dilakukan. Sebab mereka akan menjalankan tugas yang bukan sembarang tugas. “Karena bagi negara manapun bendera tidak sekadar identitas melainkan simbol harkat dan martabat bangsanya,” tutur Khofifah usai mengukuhkan tim Paskibraka Jatim di Gedung Negara Grahadi, Kamis (16/8) malam.
Sebelum dikukuhkan mereka telah melalui proses seleksi dan pelatihan. Dalam proses seleksi itu ada sisi nasionalisme da dalam pelatihannya ada bangunan penguatan pancasila dan UUD 1945 serta pembinaan karakter.
“Ini akan menjadi bagian dari penguatan demi penguatan tentang komitmen kebangsaan secara terus menerus. Apalagi bagi mereka calon Paskibraka,” tambah dia.
Tugas ini, lanjut Khofifah, akan menjadi simbol yang sangat prestisius bagi anak-anak yang mendapat kesempatan menjadi bagian Paskibraka. “Di bagian manapun itu sama pentingnya,” lanjut dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Jatim Supratomo menambahkan, terdapat 76 personel yang akan dibagi dalam tiga regu. Yakni pasukan 45, pasukan 17, dan pasukan 8. Mereka adalah hasil seleksi dari 228 pendaftar dari 38 kabupaten/kota.
“Kemudian kita seleksi menjadi 76, masing-masing kabupaten/kota satu laki-laki satu perempuan. Dari Jatim juga mengirimkan dua delegasi Paskibraka untuk nasional. Satu dari Tulungagung dan satu dari Batu,” pungkas dia.
Dalam proses pelatihan, para personel Paskibraka menjalani karantina selama 12 hari. Pelatihan itu dimulai dengan tradisi tantingan. Yaitu, tradisi untuk memastikan mereka siap dan terus melanjutkan atau mundur. “Personel untuk pengibaran dan penurunan benderanya sama. Hanya pembawa benderanya nanti yang berbeda,” pungkas dia.
Dihari yang sama, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengukuhkan 100 pelajar pilihan dalam Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Kota Surabaya 2019. Pengukuhan tersebut, berlangsung di Lantai dua Lobby Balai Kota, Surabaya,
“Anak ku kalian orang yang beruntung bisa mendapatkan kesempatan ini karena ribuan peserta ingin seperti kalian sekarang. Inilah kesempatan kalian membuktikan yang terbaik untuk bumi nusantara tercinta,” kata Wali Kota Risma.
Menurutnya, membuktikan kecintaan pada negara, bisa melalui berbagai cara. Termasuk mengibarkan bendera sang merah putih di HUT ke-74 RI. Akan tetapi, pengibaran bendera tidaklah hanya sebatas menaikkan kain berwarna merah dan putih saja, melainkan esensi atas perjuangan para pahlawan yang membuat Indonesia berhasil merdeka.
“Banyak sekali pahlawan kita yang gugur karena ingin mengubah bendera merah putih biru menjadi merah putih saja. Padahal itu resikonya besar sekali tapi mereka (pahlawan) dengan berani melakukannya, bahkan tidak peduli nyawa,” ujarnya.
Perjuangan Paskibraka, kata dia, tidak berhenti setelah upacara berakhir. Namun setelah upacara ini masih banyak yang harus dilakukan untuk membuktikan kecintaan pada negeri melalui prestasi-prestasi yang harus dicapai.
“Kalian berhak berhasil. Ingat ya, kalau para pejuang dulu dengan susah payah membuat Indonesia Merdeka. Kita harus menjaga kemerdekaan ini. Buat bangga guru, orang tua, dan bumi tercinta nusantara,” tegasnya. [tam,iib]

Tags: