Gubernur Khofifah Salurkan Bantuan Pangan Bagi Warga Jatim di Jabodetabek

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa didampingi Kalaksa BPBD Jatim Subhan Wahyudiono memberangkatkan pengiriman paket sembako bagi warga Jatim di Jabodetabek.

Pemprov Jatim, Bhirawa
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa terus berupaya meringankan beban masyarakat di tengah pandemi Covid-19. Tidak hanya bagi warganya yang berada di Jatim, penduduk ber-KTP asli Jatim yang tinggal di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) juga mendapat perlibdungan yang sama.
Hal itu diwujudkan dengan pengiriman bantuan pangan yang diberikan kepada 1.900 warga Jatim di Jabodetabek. Pengiriman dilakukan dari Gedung Negara Grahadi menuju kantor Perwakilan Jatim di Jakarta, Senin (18/5). Bantuan yang disalurkan ialah paket sembako dan uang tunai Rp 200 ribu.
Kalaksa Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) Jatim Subhan Wahyudiono menuturkan, bantuan sembako yang diberikan antara lain berupa beras, minyak goreng, mi instan, telur, dan satu paket hand sanitizer serta vitamin. Sementara uang tunai yang diberikan totalnya Rp 372,6 juta. “Ini bantuan tahap pertama dan akan kita kirim lagi hingga tiga kali pengiriman bantuan,” tutur Subhan ditemui di Grahadi.
Subhan mengatakan, bantuan ini disalurkan Gubernur Khofifah untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat yg terdampak Covid-19. Banntuan pangan ini, kata Subhan, diberikan kepada warga Jatim yang tidak tinggal di Jatim dan warga tidak ber-KTP Jatim tetapi tinggal di Jatim.
“Contohnya mahasiswa-mahasiswa yang sedang kuliah di Jatim. Itu sudah kita kirimkan bantuan juga. Selain itu, warga Jatim yang tinggal tidak sesuai domisili. Misalnya KTP Madiun tetapi tinggal di Surabaya. Sehingga mereka tidak terdata di dinas sosial,” tutur Subhan.
Data penerima bantuan pangan ini, diambil dari aplikasi radar bansos. Masyarakat Jatim di Jabodetabek yang mendaftar di radar bansos jumlahnya 347 orang. Sementara hasil penyisiran kantor perwakilan di Jakarta dan paguyuban, totalnya mencapai 1.900 orang. “Data dari kantor perwakilan dan paguyuban seperti pedagang sate atau pedagang soto jumlahnya sebanyak 1.553 orang. Jadi mereka mendapat uang tunai ditambah sembako selama tiga bulan ini,” tutur Subhan.
Mereka, kata Subhan, adalah warga Jatim yang sampai saat ini bertahan di tengah pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Mereka memilih tidak mudik dan tetap tinggal di sana. “Makanya mereka sudah tidak kerja dan tidak mudik, sehingga ibu gubernur mengirimkan bantuan pangan sebagai kompensasi PSBB,” tutur Subhan.
Hingga saat ini, penjaringan dari radar bansos terus diupdate dan datanya sangat dinamis. Bahkan, Gubernur Jatim meminta jika ada warga satu gang yang mendapat bantuan hanya dua orang, tetangganya juga harus diberi. “Kita update terus datanya dan yang masih belum mendapatkan akan kita kirim pada penyaluran berikutnya,” pungkas Subhan. [tam]

Tags: