Gubernur Komitmen Bangun Jatim Berbasis Spiritual

Gubernur Jatim Dr H Soekarwo, Wagub Jatim Drs H Saifullah Yusuf bersama salah seorang ulama Jatim foto bersama di sela istiqasah dalam rangka Peringatan Hari Jadi ke-72 Provinsi Jatim, Minggu (5/11).

Pemprov, Bhirawa
Gubernur Jatim Dr H Soekarwo berkomitmen untuk membangun Jatim berbasis spiritual. Sebab, pembangunan berbasis spiritual terbukti mampu membuat provinsi ini menjadi aman, nyaman dan kondusif. Sehingga pembangunan berjalan dengan lancar, perekonomian tumbuh stabil, dan  masyarakat makin sejahtera.
“Pembangunan berbasis spiritual menjadikan provinsi ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur atau provinsi yang subur dan makmur, adil dan aman,” kata Gubernur Soekarwo saat acara Peringatan Hari Jadi ke-72 Provinsi Jatim Tahun 2017 dan Doa bersama untuk para Pahlawan di halaman Tugu Pahlawan Surabaya, Minggu (5/11).
Pakde Karwo, sapaan lekat Gubernur Soekarwo, mengatakan pembangunan berbasis spiritual menjadi fokus utama sejak periode pertama kepemimpinannya sebagai Gubernur Jatim bersama dengan Wakil Gubernur Jatim Drs H Saifullah Yusuf, tepatnya pada 2009 lalu. Dampaknya, pembangunan di Jatim berjalan lancar dan masyarakat kian sejahtera.
Hal itu dibuktikan melalui naiknya PDRB perkapita masyarakat Jatim. Pada 2009 PDRB per kapita Jatim hanya sebesar Rp 18,42 juta. Pada 2016 naik menjadi Rp 47,7 juta. Pada 2018, diprediksikan PDRB perkapita Jatim sekitar Rp 62 juta. Meningkat 350 persen atau 3,5 kali lipat dari 2009.
“Ini berkat pembangunan spiritual yang membuat terpeliharanya suasana aman, nyaman, dan kondusif di Jatim. Terima kasih kepada para tokoh agama, seperti kiai, kiai, ulama, masyayich, dan habib yang terus melakukan syiar agama di Jatim,” katanya.
Karena itu, lanjutnya, pembangunan berbasis spiritual akan terus digiatkan di Jatim. Pria nomor satu di Pemprov Jatim ini mengatakan, terdapat berbagai program yang telah dilaksanakan dan disiapkan untuk memperkuat basis spiritual di provinsi ini.
Pertama, memberikan beasiswa kepada lulusan pendidikan madrasah diniyah dengan program sarjana (S1) yang dimulai sejak 2006 hingga 2017 telah mencapai 10.907 guru madin, sedangkan yang sudah lulus sebanyak 7.750 guru madin.
Kemudian, memberikan insentif bagi para penghafal Alquran yang mengajar Alquran. Program ini telah dimulai sejak 2015, dan sampai saat ini yang sudah mendaftar dan lulus seleksi sebanyak 1.058 hafiz. Selain itu, Pakde Karwo juga membangun dan membuka program SMK Mini sebanyak 270 SMK di pondok pesantren.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan keterampilan (skill) para santri dan memperluas lapangan kerja serta peningkatan kewirausahaan, serta menyediakan tenaga terampil yang dilakukan melalui Balai Latihan Kerja (BLK) Plus. Diharapkan, BLK ini mampu menciptakan tenaga kerja yang memiliki daya saing yang sudah tersertifikasi standar.
Ditambahkan, agar provinsi ini semakin makmur dan sejahtera, Pakde Karwo juga menjamin gema syiar agama, seperti pengajian, majelis, dan doa bersama akan terus berkumandang di Jatim. “Kami siap memfasilitasi acara syiar agama seperti ini, bahkan bisa dijadikan kegiatan rutin dalam rangkaian peringatan HUT Provinsi, Hari Santri, dan lainnya,” tandasnya.
Sementara itu, dalam kesempatan ini, Wakil Gubernur Drs H Saifullah Yusuf mengatakan bersama dengan Pakde Karwo, dirinya ingin mewujudkan Jatim menjadi provinsi yang tidak hanya bagus infrastruktur fisiknya, tapi juga etika, moral dan spiritual masyarakatnya.  “Untuk itu, diperlukan doa, usaha, ilmu dan tawakkal atau disingkat Duit,” kata Gus Ipul, sapaan Wagub Jatim.
Gus Ipul mengatakan, melalui doa yang dilakukan masyarakat, baik secara pribadi maupun bersama-sama dengan dipimpin oleh pemuka agama, diharapkan Tuhan YME memudahkan provinsi ini dalam menjalankan pembangunan, serta dihindarkan dari masalah.
Kemudian, diperlukan usaha untuk meraih cita-cita, baik cita-cita pribadi maupun kelompok. “Alhamdulillah masyarakat Jatim adalah pekerja keras, siap bersaing, baik di bidang perdagangan, pertanian, dan berbagai profesi lainnya. Ini adalah modal yang bagus untuk menjadi pemenang di era globalisasi,” katanya. [iib]

Tags: