Gubernur Minta BEM Aktif Kawal Pembangunan

Gubernur Jatim Dr H Soekarwo saat menghadiri Konsolidasi BEM Jatim 2018 di Gedung Loka Arta Praja Kantor Bapenda Jatim Jl Manyar Kertoarjo Surabaya, Kamis (19/4).

Pemprov, Bhirawa
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) sebagai forum intelektual dan memiliki pengetahuan yang tinggi harus aktif membantu dan mengawal jalannya pembangunan. Hal tersebut disampaikan Gubernur Jatim Dr H Soekarwo saat menghadiri Konsolidasi BEM Jatim 2018 di Gedung Loka Arta Praja Kantor Bapenda Jatim Jl Manyar Kertoarjo Surabaya, Kamis (19/4).
Dikatakannya, pemikiran mahasiswa yang produktif harus memberikan energi dan sumbangsih positif bagi pembangunan. Konsep pembangunan yang berkualitas, adalah mampu mengatasi serta mengurangi kemiskinan, pengangguran dan menurunkan disparitas antara daerah perkotaan dan pedesaan. “Di sinilah peran BEM sebagai forum intelektual untuk mampu bersikap kritis dan aktif untuk mengawal pembangunan di Jatim,” ungkapnya.
Pakde Karwo sapaan akrabnya menjelaskan, BEM sebagai forum intelektual tidak boleh terpengaruh oleh apapun. Namun, keberadananya harus memberikan pengaruh terhadap konsep kesejahteraan masyarakat di Jatim. “Ini adalah hal yang sangat serius, jika mahasiswa tidak membantu pemerintah maka, jalannya pembangunan di Jatim tidak akan optimal,” ujarnya.
Di hadapan Presiden Mahasiswa (Presma) se-Jatim, ia mengungkapan pada 2019 akan terjadi bonus demografi di Jatim. Sedangkan nasional akan terjadi pada 2030. Kondisi tersebut, harus dimanfaatkan oleh mahasiswa sebagai bonus demografi bukan sebagai bencana demografi.
Salah satu langkah untuk menghadapi tantangan dari adanya bonus demografi tersebut adalah peningkatan kualitas SDM dan penyiapan sarana infrastruktur.
Di bidang pendidikan, Pemprov Jatim telah melakukan moratorium SMA dan SMK dengan menerapkan program dual track yang bertujuan meningkatkan kualitas SDM agar lebih berdaya saing. Salah satu langkahnya yakni memperbaiki kualitas pendidikan formal serta menambahkan kurikulum SMA dengan menyisipkan pendidikan vokasional.
Langkah lainnya, yakni penerapan pendidikan vokasional ke sektor informal seperti penambahan Balai Latihan Kerja (BLK) berstandar internasional, memperkuat SMK Mini dan melakukan kerjasama dengan Jerman. Diyakini, jika link and match antara SMK dengan industri dan perusahaan berjalan, akan memenuhi kebutuhan tenaga kerja di Jatim.
Sementara itu, Koordinator BEM Jatim yang juga selaku Presma Unesa Ahmad Noor Fuadi mengatakan Jatim di bawah kepemimpinan Pakde Karwo diakuinya sangat positif. Itu bisa dilihat dari tingkat perekonomian yang meningkat. Bahkan, pertumbuhan ekonomi Jatim tumbuh di atas perekonomian nasional. Akan tetapi, BEM masih melihat bahwa Pemprov Jatim harus mampu mengatasi kesenjangan yang terjadi di wilayah kota dan desa.
Tak hanya itu, pemerataan lapangan pekerjaan juga harus diperhatikan dan diharapkan mampu menyentuh daerah pelosok daerah/desa serta tidak hanya terpusat di kota atau kawasan industri. “Pandangan kami, pertumbuhan ekonomi harus tumbuh. Akan tetapi, kesenjangan jangan melebar. Caranya, pendistribusian lapangan pekerjaan tidak boleh terpusat di kawasan perkotaan atau daerah industri saja. Tapi menyebar hingga daerah pelosok,” tutupnya. [iib]

Tags: