Gubernur Minta Kabupaten/Kota Perbanyak Ponkesdes

Kepala Perwakilan BKKBN Jatim Yenrizal Makmur melihat langsung perwakilan Tim Penggerak PKK dalam program Pencanangan Kesatuan Gerak PKK-KB-Kesehatan Provinsi Jatim Tahun 2017 di pelataran Gedung Bappeda Jatim, Senin (20/11). [gegeh bagus setiadi/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Gubernur Jawa Timur Dr H Soekarwo meminta agar kabupaten/kota memperbanyak keberadaan Pondok Kesehatan Desa (Ponkesdes). Hal ini disampaikan di hadapan pewakilan Tim Penggerak PKK dalam program Pencanangan Kesatuan Gerak PKK-KB-Kesehatan Provinsi Jatim Tahun 2017 di Gedung Bappeda Jatim, Senin (20/11) kemarin.
Pakde Karwo sapaan akrab Soekarwo menuturkan bahwa Jatim sedang berusaha mengurangi angka kemiskinan. Salah satunya dengan cara meningkatkan derajat kesehatan dan pendidikan. Ia juga mengimbau untuk memilih pendidikan keterampilan.
“Jadi pendidikannya jangan pendidikan umum, harus pendidikan keterampilan lewat BLK dan sejenisnya. Kemudian harus berubah. Tapi kesehatan yang dulu yang didorong,” katanya.
Terkait bidang kesehatan, lanjut dia, Jatim memiliki konsep untuk meningkatkan derajat kesehatan warganya melalui Ponkesdes. Selain itu, yang turut berperan adalah kontribusi Tim Penggeral PKK di daerah. “Kalau Ponkesdes ini dibentuk pasti BPJS tidak akan kekurangan uang terus seperti ini,” imbuhnya.
Pakde Karwo menerangkan bahwa dalam satu Ponkesdes nantinya paling tidak ada satu orang bidan dan dua orang perawat. Berdasarkan data yang ada, dari 5.700 total Pondok Bersalin Desa (Polindes) baru 3.213 yang menjadi Ponkesdes. “Ibu-ibu PKK yang hadir di sini harus mendorong bupati/wali kotanya agar mau membentuk Ponkesdes,” jelasnya.
Pakde Karwo menyebutkan bahwa hampir 80 persen orang sakit itu sebenarnya bukan dari fisik, melainkan psikisnya. Sehingga dengan adanya balai pengobatan yang dekat maka akan mampu menekan jumlah orang sakit di suatu daerah. “Karena Ponkesdes merupakan kepanjangan tangan dari Puskesmas. Sehingga tugas utamanya memberikan pengertian tentang pentingnya kesehatan,” pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Perwakilan BKKBN Jatim Yenrizal Makmur mengatakan bentuk kegiatan pencanangan tersebut di antaranya aksi pelayanan kepada masyarakat berupa dialog interaktif, serta pelayanan KB dan kesehatan dasar. “Kegiatan momentum ini sebetulnya kita lakukan, karena program Keluarga Berencana itu harus terintegrasi dan harus dilaksanakan bersama,” katanya.
Program ini, lanjut Yenrizal, telah dilaksanakan sejak Oktober dan berakhir hingga Desember nanti. Ada target yang harus dicapai oleh PKK-KB-Kesehatan tersebut. Antara lain, target peserta KB, kedua adalah untuk pembangunan keluarga, seperti kelompok BKB BKL dan pembina keluarga remaja. “Ini kita sukseskan selama ada PKK KB Kesehatan. Di samping kita sudah canangkan, tapi action-nya di masing-masing desa,” tambahnya.
Kegiatan ini diikuti oleh 250 peserta yang terdiri dari perwakilan TP PKK kab/kota se-Jatim serta instansi terkait. Turut hadir dalam kegiatan kemarin Kepala Dinas Kesehatan Jatim dr Kohar Hari Santoso, serta beberapa Kepala OPD di lingkup Pemprov Jatim. [geh]

Tags: