Gubernur Minta Kuota SMK Mini Ditambah

18-workshop-SMK-mini

Foto: ilustrasi

Dindik Jatim, Bhirawa
Belum juga direalisasikan, rencana Provinsi Jatim untuk mendirikan SMK mini di pondok pesantren sudah berubah. Gubernur meminta Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim untuk menambah kuota yang semula 40 menjadi 80 SMK mini.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim Dr Harun MSi. Menurut dia, target pendirian SMK mini di Jatim ini sebanyak 200 lembaga. Namun secara bertahap, tahun ini awalnya akan didirikan terlebih dahulu sebanyak 40 lembaga. Melihat program ini begitu penting dalam rangka memperkuat vokasional santri, maka gubernur meminta untuk ditambah. “Penambahan ini masih rencana. Akan diajukan dalam Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) APBD Jatim pertengahan tahun 2014 ini,” tutur dia, Selasa (17/6).
Saat ini, kata Harun, anggaran yang sudah ada dan siap untuk digulirkan hanya sebanyak 40 SMK mini. Anggaran tersebut akan didistribusikan ke 40 pondok pesantren yang menjadi sasaran untuk mendirikan SMK mini. Masing-masing nilainya sebesar Rp 200 juta per lembaga. Sayang, hingga saat ini proses pencairan belum dapat dilakukan. Ditanya kapan akan dicairkan? Harun hanya mengatakan segera akan dicairkan.
“Iya ini masih diproses. Sebentar lagi pasti akan direalisasikan,” tutur dia. Padahal menurut informasi, pencairan anggaran untuk SMK mini ini masih tersendat lantaran adanya momentum pemilihan presiden.
Kabid Pendidikan Menengah Kejuruan (Dikmenjur) dan Perguruan Tinggi Dindik Jatim Hudiyono menambahkan dengan ditambahnya sasaran SMK mini, maka anggaran yang semula hanya Rp 8 miliar secara otomatis akan bertambah menjadi 16 miliar. Anggaran ini akan terus bertambah seiring target pendirian SMK mini yang juga ditambah setiap tahunnya. “Ini kalau disetujui dalam PAK. Tapi melihat pentingnya program ini, rencana akan berjalan dengan baik,” tutur dia.
Menurut dia, pendirian SMK mini diharapkan dapat mengurangi pengangguran terdidik di Jatim. Tiap satu SMK mini di pondok pesantren akan digunakan untuk mendidik 200 siswa dan santri. Dengan demikian, ditargetkan dalam satu tahun dapat mengurangi 160 ribu pengangguran terdidik.
“Gubernur berharapa santri dan siswa di pondok pesantren memiliki kompetensi yang bisa memudahkan mereka mencari pekerjaan atau berwirausaha,” tutur dia.
Ditanya program keahlian apa saja yang akan dibuka di SMK mini? Hudiyono mengatakan, masing-masing SMK mini dapat mengajukan program keahlian yang berbeda-beda. Sebab, program keahlian SMK mini harus sesuai dengan potensi lokal setempat. Misalnya pesantren yang terletak di wilayah pesisir, maka bisa jadi program keahlian yang dibuka adalah teknologi hasil perikanan. Atau jika dekat dengan wilayah pertanian bisa membuka teknologi hasil pangan. “Strategi penerapan SMK mini fokus untuk melatih santri dan siswa agar menjadi wiraswasta baru,” pungkasnya. [tam]

Tags: