Gubernur Minta Pengusaha Jatim Tak Alih Profesi

Dr H Soekarwo

Dr H Soekarwo

Pemprov, Bhirawa
Gubernur Jatim Dr H Soekarwo meminta kepada pengusaha Jatim untuk tetap mempertahankan jati dirinya, dan tidak berubah menjadi pedagang atau mengganti profesi lainnya. Jati diri harus dipertahankan, karena ekonomi dunia saat ini tengah dilanda krisis.
“Selain itu, pengusaha diharapkan bersabar dan tetap kuat dalam menjalankan aktifitas bisnis maupun usahanya. Kepada pengusaha, tolong jangan berubah jadi pedagang. Karena krisis ekonomi yang terjadi saat ini merupakan riak atau gangguan kecil dalam bisnis,” ujar Gubernur Soekarwo, dikonfirmasi, Selasa (30/6).
Menurut dia, kondisi ekonomi dunia yang saat ini tengah lesu diyakini akan kembali seperti semula. Dalam waktu dekat Pemprov Jatim akan bersama Kadin untuk membuka pameran dagang di 10 provinsi di Indonesia yang bertujuan agar kekurangan bahan baku dan penolong bisa ditutup dan dipenuhi.
“Yang selalu menjadi masalah adalah impor bahan baku dan penolong sangat besar. Dalam waktu dekat, Pemprov Jatim bersama Kadin akan melakukan transaksi dagang bersama 26 provinsi perwakilan dagang,” terangnya.
Pakde Karwo, sapaan lekat Gubernur Soekarwo, menjelaskan, kinerja perekonomian Jatim pada triwulan I/2015 mengalami perlambatan, namun masih diatas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 4,71 persen, sementara pertumbuhan ekonomi Jawa Timur mampu mencapai 5,18 persen.
Kontribusi terbesar adalah sektor industri pengolahan sebesar 29,76 persen, kemudian diikuti oleh sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor  sebesar 17,51 persen dan sektor pertanian sebesar 14,54 persen. ketiganya memberikan sumbangan terhadap PDRB Jatim sebesar 61,87 persen.
Jatim masih mempunyai peluang sangat besar di perdagangan antar provinsi. Di prediksi, perdagangan antar provinsi akan mengalami kenaikan dari Rp 400 trilliun menjadi Rp 460 trilliun atau ada kenaikan sekitar Rp 60 trilliun.
“Kami sekali lagi meminta kepada pengusaha agar sektor industri tidak berubah menjadi pedagang. Karena, peluang yang paling bagus untuk berwirausaha yakni di Jatim. Tidak ada tempat bisnis yang baik selain di Jatim,” tegasnya.
Ketua Kadin Jatim, La Nyala Mattalitti mengatakan, menghadapi akhir tahun 2015 menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan tantangan yang cukup berat. Kadin akan senantiasa menyeimbangkan neraca perdagangan sekaligus dapat mengisi pangsa pasar domestik yang merupakan pangsa pasar terbesar ASEAN.
Ia mengakui, saat ini ekonomi dunia sedang melambat yang berimbas pada ekonomi nasional. Harga komoditas turun sehingga memukul ekonomi nasional. Kadin Jatim akan terus bersinergi dengan Pemprov Jatim untuk menjaga pertumbuhan ekonomi agar tidak terlalu melemah.
Ke depan, Kadin akan berupaya semaksimal mungkin untuk melakukan konsolidasi, baik konsolidasi organisasi atau kelembagaan maupun konsolidasi wawasan dalam menjalankan fungsi dan tujuan Kadin secara efektif dan komunikatif bersama seluruh dunia usaha di Jatim.
“Kadin juga terus melakukan upaya percepatan seperti mendidik para pengusaha muda dan UMKM lewat Kadin Institute. Kesemuanya ini diharapkan akan bermuara pada penguatan dan nilai tambah bagi pertumbuhan ekonomi di Jatim,” tegasnya.
Selain melakukan konsolidasi, Kadin Jatim juga akan terus membangun sinergitas dengan Pemprov Jatim agar pertumbuhan ekonomi kian besar. Sinergi ini, ujarnya, telah terbangun sejak lama dan akan terus dipertahankan. Karena sinergi yang baik antara pemerintah dengan pengusaha khususnya yang tergabung dalam Kadin Jatim terbukti mampu membawa perekonomian Jatim tumbuh lebih cepat dari rata-rata nasional. [iib]

Tags: