Gubernur Pastikan JLS Bakal Dapat Pinjaman IDB Rp 2,2 Triliun

Pembangunan JLS akan dilanjutkan setelah ada kepastian IDB bakal memberikan pinjaman lunak untuk proyek ini senilai Rp 2,2 triliun. Karena keterbatasan anggaran, jika JLS Pacitan hingga Malang memiliki lebar 9-12 meter, untuk daerah lain lebar diprediksi antara 6-7 meter.

Pembangunan JLS akan dilanjutkan setelah ada kepastian IDB bakal memberikan pinjaman lunak untuk proyek ini senilai Rp 2,2 triliun. Karena keterbatasan anggaran, jika JLS Pacitan hingga Malang memiliki lebar 9-12 meter, untuk daerah lain lebar diprediksi antara 6-7 meter.

Pemprov Jatim, Bhirawa
Pemprov Jatim bisa sedikit bernapas lega karena kelanjutan proyek infrastruktur Jalur Lintas Selatan (JLS) menemukan titik terang. Padahal pada 2016 ini sempat terhenti lantaran APBN dan APBD Jatim tidak mengalokasikan anggaran untuk JLS.
Kabar bagus itu disampaikan langsung Gubernur Jatim Dr H Soekarwo usai bertemu dengan Presiden RI Joko Widodo di Jakarta.  “Islamic Development Bank mau memberikan pinjaman lunak (loan) ke pemerintah pusat untuk mendanai proyek JLS. Hitungannya sekitar Rp 2,2 triliun tapi belum jadi keputusan,” ujar Pakde Karwo sapaan akrab Soekarwo, Minggu (12/6).
Menurut Pakde Karwo, jika nantinya dana pinjaman itu terealisasi pihaknya akan menggunakan dana tersebut untuk pengerasan dan pelebaran JLS yang belum tersambung. “Pengerasan dan pelebaran JLS itu untuk daerah Lumajang,  Blitar dan lainnya supaya bisa segera tersambung dan bisa digunakan,” jelasnya.
Kendati demikian, kelanjutan pembangunan 20 jalan baru di JLS nantinya tidak akan sama dengan yang jalan yang sudah terbangun saat ini yaitu dari Pacitan hingga Malang yang memiliki lebar 9-12 meter. “Kalau dengan lebar 9-12 meter untuk 20 jalan baru itu membutuhkan sekitar Rp 5,5 triliun. Makanya nanti yang dibangun lebarnya antara 6-7 meter saja, yang penting tersambung dulu baru nantinya dilakukan pelebaran,” beber Pakde Karwo.
Terpisah, anggota Komisi D DPRD Jatim Samwil juga mengaku senang karena proyek pengungkit ekonomi Jatim khususnya untuk pengembangan wilayah bagian selatan Jatim bisa berlanjut. “JLS itu sangat dibutuhkan masyarakat sekaligus dapat meminimalisir disparitas antar daerah di Jatim,” jelas politisi asal Gresik.
Berdasarkan data, lanjut Samwil total panjang JLS adalah 673,872 kilometer terbentang dari Pacitan hingga Banyuwangi. Sayangnya, lahan yang terbebaskan dan dibuka baru mencapai 553,274 kilometer. “Yang sudah dibuka untuk umum dan diaspal sepanjang 334,490 kilometer. Sedangkan 33,225 kilometer sudah dicor dengan semen atau rigid,” bebernya.
Sementara untuk 363,990 kilometer sisanya, kata Samwil kondisi jalannya sudah berstatus lapis pond dan sudah bisa dilewati kendaraan. Selain itu juga sudah dibangun 77 buah jembatan yang total panjangnya mencapai 4,346 kilometer sehingga bisa menghubungkan 8 kabupaten yang dilalui JLS.
“83 persen akses JLS sudah bisa dimanfaatkan masyarakat walaupun kondisinya jalannya beragam. Sedangkan 17 persen sisanya belum bisa dimanfaatkan karena masih menunggu pembukaan lahan dan pembuatan jembatan,” ujar Samwil.
Selama 14 tahun mulai 2002 – 2015, pemerintah telah mengucurkan anggaran untuk JLS sebesar Rp 2,423 triliun. Rinciannya, dari APBN sebesar Rp 1,698 triliun dan APBD Provinsi Jatim sebesar Rp 625 miliar, serta APBD Kabupaten/Kota sebesar Rp 100 miliar. “Kendala JLS saat ini adalah pembebasan lahan milik Perum Perhutani yang dibebankan kepada kabupaten/Kota,” pungkasnya.  [cty]

Tags: