Gubernur Pastikan Stok Beras Aman Meski Terganggu Hingga Pertengahan Februari

H Soekarwo

Pemprov, Bhirawa
Menjelang akhir tahun dan perubahan musim, keberadaan stok beras Jatim diperkirakan bakal terganggu hingga awal tahun mendatang. Hal ini dikarenakan produksi beras hingga empat bulan ke depan tercatat cukup minim.
Kendati demikian, Gubernur Jatim Dr H Soekarwo memastikan stok beras tetap aman. Bahkan Jatim masih harus berbagi dengan provinsi lain mulai dari Papua sampai Batam. Menurut Pakde Karwo, sapaan akrab Gubernur Jatim, stok beras akan terganggu mulai pertengahan November, Desember, Januari hingga pertengahan Februari. Ini dikarenakan saat ini memasuki musim kering dua dan hanya menghasilkan seperdelapan dari panen biasanya.
“Kalau musim tanam, 63 persen panen itu di bulan Maret, April dan Mei. Dan kita cukup dengan stok beras yang ada di Jatim dan masih aman. Tetapi stok itu juga harus dibagi mulai Papua sampai Batam,” tutur Pakde Karwo.
Dijelaskannya, konsumsi Jatim terhadap beras mencapai 297 ribu ton per bulan. Produksi beras setelah dievaluasi sebanyak 6,06 juta ton. Sementara konsumsi masyarakat Jatim menurut sensus 2016tercatat sebesar 91,3 kilo gram per orang per tahun. Sehingga yang diperlukan 3,6 juta ton per tahun sehingga masih suplus 2,4 juta ton per tahun. “Stok itu kalau yang ada di bulog cukup. Tapi stok rumah tangga juga sudah ada toh. Karena tidak mungkin, 297 ribu ton itu semua di-delivery dari bulog langsung,” ungkap gubernur asal Madiun ini.
Disinggung terkait masuknya beras dari luar provinsi, Pakde Karwo mengaku, sebetulnya dinamuka ekspor yang lebih dan impor yang kurang adalah biasa. Sebab, jika ada suplai beras yang banyak dan tidak segera dijual justru akan busuk. “Tetapi ini menjadi sangat politis, ekspor ribut, impor ribut. Jadi sangat politis menurut saya. Tapi, tanda petik negara melakukan B to B seperti itu tidak masalah,” tutur Pakde Karwo.
Secara nasional, Pakde Karwo mengaku, stok beras tengah surplus 2,5 juta ton. Kendati surplus, nilai surplus 2,5 juta ton itu sangat rawan jika tidak benar-benar keberadaan berasnya ada tersimpan di gudang. “Jadi Indonesia itu aman kalau stoknya 2,5 juta ton di simpan. Jatim 1 juta lebih, di DKI dan lainnya 1 juta lebih,” ungkap dia.
Karena itu, pada pertemuan APPSI (Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia) 6 Desember mendatang, pihaknya bersama para gubernur akan membahas terkait kebutuhan pangan. Dari situ, akan dipetakan kebutuhan daging berapa kemudian beras dari Jatim dan kemudian ditentukan pengusaha yang siap. [tam]

Tags: