Gubernur Promosikan Potensi Investasi Jatim pada Dubes Inggris

Gubernur Jatim Dr H Soekarwo saat menjelaskan potensi investasi Jatim kepada Dubes Inggris Moazzam Malik saat melakukan kunjungan kerja di Jatim.

Gubernur Jatim Dr H Soekarwo saat menjelaskan potensi investasi Jatim kepada Dubes Inggris Moazzam Malik saat melakukan kunjungan kerja di Jatim.

Pemprov, Bhirawa
Gubernur Jatim, Dr H Soekarwo terus melakukan promosi potensi investasi ke pada orang-orang penting dalam dan luar negeri. Seperti saat menerima kunjungan kerja Duta Besar Inggris Moazzam Malik, Jumat (12/12) lalu, mantan Sekdaprov Jatim ini juga mempromosikan potensi Jatim.
Dalam kesempatan tersebut, Pakde Karwo, sapaan lekat Soekarwo, mengatakan, saat ini perkembangan ekonomi Jatim cukup menggembirakan. Terbukti pada 2014 semester I pertumbuhannya mencapai 6,17 persen. Nilai ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun yang sama, yakni sebesar 5,17 persen.
Ditambahkan, neraca perdagangan pada 2013 tercatat sebesar Rp585 trilyun. Untuk ekspor dan impor sebesar Rp531,79 trilyun atau surplus sebanyak Rp53,73 trilyun. “Neraca perdagangan Jatim selama kurun waktu 2009 sampai 2014 menunjukkan surplus bagi Jatim, hanya pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar US $ 142,67 juta atau Rp1,3 trilyun,” imbuhnya.
Selain itu, lanjutnya, komoditas ekspor non migas Jatim yang diekspor ke Inggris antara lain kulit, makanan dan minuman, pulp dan kertas, pertanian, pengolahan karet, hasil baja, dan mesin-mesin otomotif. “Berdasarkan data yang ada total investasi Inggris di Jatim pada tahun 2013 mencapai Rp145,06 trilyun, atau meningkat sebesar 8,70 persen dibanding tahun 2012 sebesar Rp133,43 trilyun,” imbuhnya.
Menurutnya, ada beberapa faktor yang mendorong meningkatnya investasi di Jatim salah satunya adanya perizinan satu atap. Selain itu juga jaminan ketersediaan listrik, fasilitasi perburuhan langsung oleh Gubernur/Wakil Gubernur dan penyediaan kawasan-kawasan industri.
“Tak kalah penting Jatim merupakan pusat perkembangan perdagangan, industri, jasa, dan distribusi logistik. Tidak hanya melayani penduduk yang berjumlah 38,318 juta jiwa, tetapi juga melayani kawasan Indonesia timur seperti Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara dan Maluku, dan Papua yang jumlah penduduknya mencapai 120 juta jiwa,” tuturnya.
Lebih lanjut disampaikan, ada tiga prioritas penting yang membutuhkan investasI yakni infrastruktur, city link, dan pendidikan. Nantinya double track runway akan segera diselesaikan, disamping itu pengembangan pelabuhan laut akan semakin ditambah bukan hanya Telok Lamong dan Tanjung Perak.
Khusus di bidang pendidikan,Pakde Karwo menguraikan, dibutuhkan laboratorium khusus untuk menambah ketrampilan. Ini penting untuk meningkatkan daya saing, dan merubah komposisi sekolah kejuruan 70 persen dan sekolah umum 30 persen. “DI bidang pendidikan yang harus dioptimalkan adalah ketrampilan, karena saat ini Jatim masih kekurangan SDM di tingkat medium. Yang terpenting pengembangan pendidikan harus in line dengan pendidikan,” terangnya.
Sebagai tindak lanjut, Pakde Karwo mengharapkan segera diadakan pertemuan lanjutan dengan membentuktim kecil. Tim kecil itu nantinya yang bertugas untuk menkonkritkan dan menyusun skala prioritas. “Kita harus saling mengetahui apa saja yang dibutuhkan Inggris maupun Jatim. Kedepan dengan intensitas pertemuan yang ditingkatkan akan mempererat hubungan kerjasama Jatim dan Inggris,” harapnya.
Sementara itu, Dubes Inggris Moazzam Malik mengatakan, ada tiga program besar yang sudah mereka agendakan tahun 2015. Pada bulan April British Council akan membuka pusat studi bahasa inggris di Surabaya, selain itu sebagai pusat informasi perkembangan Inggris. Kedutaan Inggris juga akan membentuk kedutaan sementara di Surabaya. “Selama seminggu beberapa delegasi saya akan tugas di Surabaya, dan bekerjasama secara aktif dengan Pemprov Jatim dan Pemkot Surabaya,” jelasnya.
Ia menambahkan, pada bulan April juga Kedutaan Inggrismenggelar pameran pendidikan tinggi yang ada di Inggris. Standar pendidikan yang diterapkan di Inggris menurutnya perlu ditiru oleh Indonesia dan Jatim khususnya.
Inggris akan membuka peluang besar untuk seluruh mahasiswa Jatim untuk kuliahndi Inggris. “Kami tidak membatasi kuota, asalkan memenuhi standar yang kami tentukan akan diterima. Ketentuan ini berlaku untuk beasiswa dan sekolah umum,” lanjutnya.
Selain di bidang pendidikan, kedepan Inggris akan memperbanyak kerjasama dengan Jatim baik ekonomi, kebudayaan, dan lainnya. “Dalam masa kerja saya yang baru dua bulan, kajian demi kajian akan kami lakukan untuk memperdalam kerjasama bilateral dengan Jatim,” pungkasnya. [iib]

Tags: