Gubernur Soekarwo Imbau Warga Tak Panik

Gubernur Jawa Timur Soekarwo. [Gegeh Bagus/bhirawa]

Gubernur Jawa Timur Soekarwo. [Gegeh Bagus/bhirawa]

Pemprov Jatim, Bhirawa
Gubernur Jawa Timur Soekarwo meminta agar masyarakat Jawa Timur untuk tidak panic menghadapi musim kering yang diperkirakan masih panjang. Seteleah memperpanjang darurat kekeringan, untuk mengamankan stok pangan, Gubernur mengaku telah berkirim surat kepada Presiden agar bisa merekayasa pengiriman pangan keluar provinsi.
Pakde Karwo sapaan akrab Gubernur Jatim ini juga mengaku sudah mendapat informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda bahwa awal musim penghujan diperkirakan akhir November. Bahkan, lanjut dia, sejak pertengahan Oktober cuaca di Jawa Timur cenderung panas dampak dari posisi Matahari yang berada tepat di atas provinsi paling ujung timur Pulau Jawa tersebut.
Selain itu, semakin lamanya musim penghujan maka berimbas pada musim tanam yang mundur dari jadwal sehingga dikawatirkan stok pangan terganggu. Sebagai langkah antisipasi, kata dia, Pemprov Jatim telah berkirim surat ke Presiden untuk melakukan rekayasa pengiriman stok ke luar provinsi.
“Kami terpaksa menghentikan sementara pengiriman beras, gula dan sembako ke luar provinsi. Kemungkinan sampai Maret tahun depan. Kami berkirim surat ke Presiden untuk menghentikan sementara pasokan beras ke luar Jawa Timur karena stok kita memang menipis,” Kata Pakde Karwo usai melakukan proses pelantikan di Gedung Negara Grahadi, Senin (2/11) kemarin.
Kendati demikian, orang nomor satu di Jatim itu meminta warga tidak panik akibat terganggunya stok pangan karena sudah dijamin masih tersedia untuk 38 kabupaten/kota. “Gudang Bulog masih penuh beras semua dan ini menujukkan meski musim kemarau, tapi beras aman. Masyarakat tak perlu khawatir,” katanya.
Sebelumnya gubernur juga mengaku sudah meminta secara khusus kepada kepala daerah, termasuk para penjabat sementara untuk selalu waspada akan ketersediaan pangan dan langsung turun ke daerah berkonsolidasi dengan seluruh pihak. “Itu penting dan harus selalu waspada memantau akan ketersediaan kebutuhan sembako,” katanya.
Menurut dia, kewaspadaan terhadap ketersediaan sembako dikarenakan ada kemungkinan musim penghujan akan mundur sehingga sangat berpengaruh pada musim tanam, yang imbasnya di musim panen mendatang.
Sementara itu, Kepala BPBD Jawa Timur Sudharmawan mengatakan, bencana kekeringan yang melanda Jawa Timur telah menyebabkan 512 desa di 24 kabupaten saat ini mengalami kering kritis, dengan kekeringan terparah terjadi di lima kabupaten yaitu Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep serta Trenggalek. “Bekerjasama dengan kabupaten, kita juga terus melakukkan droping air,” ujarnya.
Dari catatan BPBD, dana sebesar Rp 4 miliar juga telah digelontorkan untuk membantu menyuplai kebutuhan air bersih di 512 desa tersebut. Selain droping air, pemerintah saat ini juga memperbanyak bantuan pembuatan sumur pompa di titik-titik terparah kekeringan. (geh)

Tags: