Gubernur Tantang Pemuda Muhammadiyah Entas Kemiskinan di Sampang

Foto: ilustrasi kemiskinan

Pemprov, Bhirawa
Pelantikan Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Jatim menjadi momentum berharga kolaborasi dua elemen besar di provinsi ini. Kolaborasi pemerintah dan pemuda yang selanjutnya diharapkan dapat menjalin strong partnership di antara keduanya. Khususnya dalam upaya pengentasan kemiskinan di Jatim.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa secara tegas menantang PWPM Jatim untuk untuk terlibat mengentaskan kemiskinan. Tantangan itu diberikan khususnya di daerah Sampang yang pertunbuhan ekonominya paling rendah di antara 10 daerah dengan tingkat ekonomi terendah.
“Ini tantangan bagi Cak Nanto (Ketua PP Pemuda Muhammadiyah)yang katanya orang Madura. Dari 10 daerah dengan status ekonomi terendah, yang paling miskin, IPMnya pasti paling rendah. Dan itu Sampang,” terang Khofifah saat menjadi pembicara dalam pelantikan PWPM Jatim di Gedung Negara Grahadi, Rabu (20/3) malam. IPM Jatim, lanjut Khofifah, berada di peringkat ke 15 secara nasional dan itu yang terendah di Jawa.
Khofifah mengakui, pemerintah harus berterimakasih banyak kepada Muhammadiyah yang telah berkontribusi besar dalam membangun sumber daya manusia di Jatim. Baik melalui lembaga pendidikan, lembaga kesehatan dan amal usaha ekonomi yang telah berjalan. “Kalau ingin maju, kita maju bersama. Kalau sejahtera, sejahtera bersama,” sambung Khofifah.
Selain mengajak kerjasama PWPM Jatim, Khofifah juga menceritakan mimpinyan tentang pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Syariah di wilayah Madura. Mimpi tersebut telah direncanakan dengan matang dan tim yang kuat. Karena di kawasan tersebut, Khofifah akan mendirikan Islamic Science Park yang didalamnya terdapat fasilitas hotel bintang enam.
“Peradaban umat Islam sudah seharusnya bisa berpusat di Indonesia, dan tempatnya di Jatim. Baik dari sisi ekonomi, politik dan pembinaan umatnya,” terang gubernur perempuan pertama di Jatim tersebut. Mimpi ini, lanjut Khofifa, adalah mimpi yang bisa dikerjakan bersama-sama. Membentuk tim bersama PWPM Jati.mewujudkan gagasan KEK Syariah tersebut.
“Sebenarnya mimpi ini sudah saya rancang sejak 10 tahun lalu. KEK Syariah ini jiga akan menjadi pusat pertumbuhan UMKM dan startup baru di Jatim. Saya melihat potensi itu juga di Pemuda Muhammadiyah,” tutur Khofifah.
Gayung bersambut, Ketua PWPM Jatim Diky Syadqomullah mengaku siap menjadi partner dalam mendukung program-program Pemprov selama lima tahun ke depan. Khususnya dalam pengentasan kemiskinan di Jatim, Diky mengaku juga sangat berkepentingan di Madura. Menurutnya, dakwah Muhammadiyah harus semakin digembirakan di sana.
“Terus terang, keberadaan Muhammadiyah di Sampang maupun Madura secara umum juga masih sangat minim. Maka kita perlu semakin menggembirakan dakwah di Madura dengan juga membawa misi gerakan ekonomi,” tutur Dikky.
Dikky mengaku juga akan melakukan pemetaan potensi Pemuda Muhammadiyah di 10 daerah terendah tingkat ekonominya di Jatim. Dengan pemetaan potensi tersebut, akan lebih mudah memilih pe dekatan gerakan ekonomi yang akan di pilih. “Pemuda Muhammadiyah ini tersebar di 38 kabupaten kota. Dan memiliki struktur hingga di tingkat ranting atau di desa-desa,” ungkap dia.
Sementara itu, Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Sunanto menuturkan, terkait gerakan ekonomi yang harus dilakukan untuk membangun bangsa. Gerakan itu merupakan bagian dari dakwah yang menjadi ruh Pemuda Muhammadiyah. “Pemuda Muhammadiyah harus bisa memberikan solusi. Tidak malah menambah permasalahan-permasalahan baru bagi bangsa ini,” tutur pria yang akrab disapa Cak Nanto tersebut. [tam]

Tags: