Gubernur Tegur Pemkot Surabaya

Kasatpol PP Jatim Budi Santosa (kiri) mendampingi Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansah saat memberikan pengharagaan pada anggota Satpol PP.

Tak Kirim Kontingen ke HUT Satpol PP
Pemprov, Bhirawa
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menegur Pemkot Surabaya saat acara HUT Satpol PP ke 69, Pemadam Kebakaran ke 100 dan Satlinmas ke 57 yang berlangsung di Alun-Alun Caruban Kabupaten Madiun, Kamis (28/3) kemarin.
Pasalnya, dari seluruh kabupaten kota di Jatim hanya kota Surabaya saja yang tidak mengirimkan kontingennya untuk berpartisipasi dalam rangkaian acara HUT tiga elemen penting penjaga ketertiban masyarakat tersebut.
Padahal menurut Gubernur perempuan pertama di Jatim ini termasuk momen penting untuk bisa memberikan penguatan perekat kebersamaan dan persatian antar pemerintah daerah. “Saya berterima kasih perwakilan Forkopimda hadir di sini. Dan ada sebanyak 37 kabupaten kota mengirimkan timnya, mengapa 37 karena ada satu yang berhalangan mengirimkan kontingennya yaitu Kota Surabaya,” tegas Khofifah dalam rilis yang diterima Bhirawa.
Dari Deville kontingen yang masuk dalam rangkaian acara tersebut, Khofifah mengatakan tidak ada rombongan kontingen dari Surabaya. Ia berharap kali lain Kota Surabaya bisa ikut berpartisipasi dan kontribusi dalam acara-acara semacam ini.
“Kenapa menurut saya ini penting. Karena ini bagian dari perekat kebersamaan kita, perekat persatuan kita dan bagaimana kita bisa menjaga diantara seluruh elemen di Jatim termasu Pemerintah Daerahnya itu bisa guyub rukun,” tegas Khofifah.
Lebih lanjut, Khofifah yang pagi itu menjadi inspektur upacara dan lengkap mengenakan seragam Satpol PP, ]a menekankan bahwa hari ini Satpol PP menghadapi tantangan yang cukup berat di era digital IT.
Saat ini sudah ramai terkonfirmasi bahwa betapa erebaknya futnak, hoaks, ujaran kebencian, yang berpotensi mengganggu dan memecah belah integritas bangsa. “Kita tidak ingin ada potensi disintegritas yang tidak terdeteksi, maka deteksi itu selain dilakukan oleh elemen strategis lain juga dilakukan oleh Satpol PP,” tegas Khofifah.
Terlebih dunia global sedang diserang oleh era post truth. Yaitu era pasca kebenaran. Masyarakat diajak untuk masuk firehose of falsehood, yang dijelaskan Khofifah sebagai banyaknya pipa-pipa menyebarkan kebohongnya.
“Kalau ada Satpol PP kurang fasih IT-nya maka tugas Kasatpol PP memberikan training kepada mereka. Karena fungsi perekat kebangsaan, maka Satpol PP nggak boleh gaptek. Karena mereka harus menunjukkan yang benar adalah benar yang salah adalah salah,” kata Khofifah.
Sementara itu, dikonfirmasi terpisah, Kasatpol PP Kota Surabaya Irvan Widyanto, mengatakan bahwa Pemkot Surabaya memang berhalangan hadir dan mengirimkan kontingen ke Madiun dalam acara tersebut.
“Ini memang kita sedang konsentrasi mengingat cuaca yang nggak menentu. Mengingat cuaca nggak menentu ini, kita mutuskan tidak bisa menghadiri acara tersebut,” kata Irvan.
Menurutnya wajar saja jika masing-masing wilayah punya kebijakan sendiri-sendiri, termasuk Kota Surabaya.
Irvan menyebut undangan terkait acara di Madiun ini sudah diterima Satpol PP Kota Surabaya jajaran. Namun pihaknya juga menegaskan bahwa Kota Surabaya sudah mengkonfirmasi untuk tidak bisa hadir. “Layanan 112 banyak yang harus dilayani,” tambahnya. Sehingga menurut Irvan harus ada pengerahan fokus petugas untuk berjaga melayani masyarakat di Surabaya. [geh.dar]

Rate this article!
Tags: