Gudang Tembakau Belum Buka, Petani Kabupaten Probolinggo Mulai Panen

Petani tembakau kabupaten Probolinggo mulai panin.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Kab.Probolinggo, Bhirawa
Tanaman tembakau milik sebagian petani di Kabupaten Probolinggo mulai ada yang panen. Namun, adanya panen ini disebut terlalu dini. Sebab, sejauh ini gudang tembakau belum buka. Sejumlah petani yang mulai panen tembakau itu terlihat di Desa Sambirampak Lor, Kecamatan Kotaanyar. Bahkan, beberapa sudah selesai dirajang dan mulai jemur.

Salah seorang petani asal Desa Sambirampak Lor Lukman Hakim mengaku, telah memanen tembakaunya sejak beberapa hari lalu. Usai dipetik, kini daun tembakaunya masih didiamkan agar layu. “Kira-kira dua sampai tiga hari agar layu. Setelah itu dirajang,” ujarnya, Senin (2/8).

Lukman mengaku menanam tembakau sejak akhir April lalu. Memasuki Juli, tembakaunya sudah masuk masa panen. “Memang seharusnya sudah panen. Kemarin tanamnya lebih awal, mengingat musim memang sudah tidak bisa diprediksi,” katanya.

Menurutnya, musim kemarau tidak dapat diprediksi hingga kapan. Ia pun menanam tembakau lebih awal. Karena, khawatir keburu musim hujan. “Khawatir pada Agustus-September, sudah mulai hujan. Bisa rusak semua tanaman saya,” lanjutnya.

Hal senada diungkap Sutija, mengatakan, sejak 3 hari terakhir sudah merajang tembakau yang dipanen sepekan lalu. “Sudah dua hari dijemur,” ungkapnya. Baik Lukman maupun Sutija, sejatinya juga belum mengetahui kapan gudang tembakau akan buka. Yang jelas, menurutnya, pada awal Agustus biasanya gudang sudah mulai buka. Tapi, tidak tahu akan buka atau tidak. Yang jelas panen dilakukan untuk menghindari hujan. Bisa rusak kalau kena hujan,” kilahnya.

Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Kabupaten Probolinggo Endang Rustiningsih mengaku, telah mendapatkan laporan adanya petani tembakau yang sudah panen. Menurutnya, hal tersebut terlalu dini. “Paling tidak panen dilakukan Agustus akhir atau September awal. Kalau sekarang masih terlalu dini,” ujarnya.

Ia menyebutkan, panen yang dilakukan dinilai terburu-buru. Pihaknya juga belum dapat memastikan kapan gudang akan buka. “Beberapa upaya untuk mengetahui kapan gudang buka masih terkendala PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat). Jadi, komunikasi masih via seluler, tapi besok, Rabu (28/7), kami akan coba datangi atau kami undang perwakilannya untuk mengetahuinya,” katanya.

“Insyallah dalam minggu ini, kita (Komisi II, DPRD Kabupaten Probolinggo) akan melakukan sidak ke gudang,” jelas Sekretaris Komisi II DPRD Kabupaten Probolinggo, Reno Handoyo. Menurut Reno, kalau pihaknya akan sidak ke gudang-gudang tembakau di Kabupaten Probolinggo, rencananya bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Probolinggo. “Kita sidaknya bersama Disperindag. Ini masih menunggu Jadwal. Tapi yang jelas dalam minggu ini,” tegasnya.

Sebab, pihaknya tidak ingin, kejadian seperti tahun lalu yang membuat petani tembakau di Kecamatan Paiton membakar tembakaunya akibat kekecewaan, lantaran harga anjlok dan gudang tidak kunjung buka. “Karena di Kabupaten Probolinggo ini, ada 9 kecamatan yang memang penghasil tembakau,” paparnya.

Sembilan kecamatan yang di sebut Politisi Partai Gerindra ini seperti, Kecamatan Krejengan, Besuk, Pakuniran, Paiton, Kotaanyar, Kraksaan, Gading dan Maron serta Pajarakan. “Saya juga berharap agar Gudang mengambil mahal tembakau milik Petani Tembakau di Kabupaten Probolinggo ini,” lanjutnya.

Sejumlah petani tembakau di Kabupaten Probolinggo, sudah mulai panen tembakaunya. Salah satunya di daerah Kecamatan Kotaanyar. Namun, petani tembakau tersebut dibuat kebingungan, lantaran belum ada kepastian terkait pembukaan gudang tembakau

Sedikitnya 7.820 buruh tani tembakau, buruh perusahaan rokok dan buruh industri rokok di Kabupaten Probolinggo akan menerima bantuan langsung tunai (BLT). Bantuan yang bersumber dari dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) tahun 2021 tersebut akan diserahkan mulai semester kedua tahun ini.

Susilo Isnadi Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam Setda Kabupaten Probolinggo mengatakan, berdasarkan Peraturan Gubernur (Pergub) tahun ini Pemkab Probolinggo mendapatkan pagu DBHCHT sebesar Rp 57.873.101.000. “Sebanyak 35 persen di antaranya digunakan untuk bantuan langsung tunai. Penerimanya adalah buruh tani tembakau, buruh perusahaan rokok dan buruh industri rokok. Jumlahnya, Rp 20.255.585.350,”ujarnya.

Menurutnya, pencairan BLT yang bersumber dari DBHCHT Kabupaten Probolinggo itu, akan dilakukan setiap 3 bulan sekali. Setiap bulan masing-masing penerima akan menerima BLT sebesar Rp 300 ribu. “BLT akan diterima mulai bulan Juli hingga akhir tahun nanti. Pencairannya tiap 3 bulan sekali. SK penetapan penerima sudah ditandatangani ibu bupati,” katanya.

Susilo mengatakan, meski berupa bantuan langsung tunai, penyalurannya akan dilakukan dengan cara ditransfer melalui rekening masing-masing penerima. Saat ini, pihaknya sedang proses melakukan pembukaan rekening untuk masing-masing penerima. “Kami, sedang melobi pihak perbankan, agar nantinya, rekening itu tidak berdasarkan aplikasi. Namun berdasarkan NIK penerima,” tandasnya.

Ia mengatakan sebanyak 7.820 keluarga penerima manfaat (KPM) BLT DBHCHT itu, berasal dari 7 kecamatan di Kabupaten Probolinggo yang merupakan kawasan penghasil tembakau berdasarkan Peraturan Bupati (Perbup). “Untuk BLT DBHCHT tahun ini, kami berpedoman pada 7 kawasan penghasil tembakau itu,” katanya.

Ia menambahkan,sejatinya alokasi 35 persen dari DBHCT itu, tidak hanya untuk BLT. Tapi juga untuk asuransi tembakau dan untuk subsidi tanam tembakau. Namun, karena melihat kondisi perekonomian para buruh yang terdampak pandemi Covid-19, akhirnya digunakan untuk BLT semua.

“BLT DBHCT ini diberikan sebagai salah bentuk pemulihan ekonomi nasional (PEN), khususnya bagi buruh tani tembakau, buruh perusahaan rokok dan buruh industri rokok. Banyak sekali bantuan yang diserahkan pemerintah kepada masyarakat di masa pandemi ini. Salah satu sumbernya dari DBHCHT. Dan ini baru pertama kali,” tambahnya.(Wap)

Tags: