Gugus Tugas Covid-19 Imbau Warga Lamongan Perkuat Ketahanan Pangan

Fokus ke ketahanan pangan, Ketua Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 Lamongan H.Fadeli di dampingi Dandim 0812 Lamongan Letkol Inf Sidik Wiyono dan Kapolres Lamongan menggelar panen raya, tebar benih ikan dan tanam pohon produktif di lahan UPPO Desa Jotosanur,Kecamatan Tikung.(Alimun Hakim/Bhirawa).

Lamongan,Bhirawa
Ditengah situasi pandemi global seperti ini, Ketua Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 Kabupaten Lamongan H. Fadeli mengimbau kepada warga Lamongan bersama-sama fokus memperkuat ketahanan pangan di daerah.

“Selain kita melakukan serangkaian percepatan dan penanganan Covid-19, kita fokus ke utamanya yakni soal ketahanan pangan masyarakat.Mari kita menjaga soal ketahanan pangan ini,” ujar H. Fadeli,Minggu (12/7) kepada bhirawa.

Ia menegaskan, ketahanan pangan adalah salah satu kunci untuk menghadapi pandemi Covid-19 ini. Segala upaya menurutnya juga harus dilakukan, termasuk percepatan tanam juga diperlukan. Kerja keras pemkab dan masyarakat ditingkatkan. “Kita terus memotivasi dan melakukan pendampingan terhadap petani soal ketahanan pangan ini,” tegasnya.

Untuk itu , Fadeli mengimbau ke seluruh masyarakat Lamongan di seluruh lapisan agar semuanya gotong royong melakukan gerakan tersebut. “Bisa pakai polly bag di rumah masing – masing, bisa memelihara lele dan bertanam di area lahan persawahanya,” terangnya.

Sementara GTPPC Lamongan meninjau panen raya di Desa Jotosanur, Kecamatan Tikung bersama masyarakat di lahan yang di kelola Kodim 0812 bersama masyarakat sekitar, Jumat kemarin.

Hasil dari panen sawah seluas 9 hektare tersebut nantinya akan dibagikan kepada masyarakat. Selain panen padi, GTPPC melakukan tebar benih ikan sebanyak 6000 ekor dan dilanjutkan menanam ratusan pohon produktif di sekitar lahan UPPO Kodim 0812/Lamongan.

“Kegiatan tersebut merupakan program GTPPC soal ketahanan pangan. Dengan harapan dapat dilaksanakan masyarakat di desa – desa secara masif ,” ujar Dandim 0812 Lamongan Letkol Inf Sidik Wiyono saat bincang santai dengan Bhirawa.

Dandim memaparkan, di tengah pandemi Covid -19 yang tidak diketahui kapan akan berahirnya , salah satu kekuatan yang dimiliki adalah persoalan ketahanan panganan.

“Bagaimanapun di situasi pandemi yang sehat dan sakit harus tetap bisa makan. Kalau sudah tidak ada makanan, yang sehat akan sakit dan yang sakit semakin parah,” paparnya.

Dandim memaknainya dengan sebuah filosofi, logistik itu tidak akan memenangkan pertempuran.Tapi tanpa logistik pertempuran tidak akan di menangkan. Jadi tidak ada pangan itu memenangkan pertampuran, tetapi kalau pasukan tidak di kasih pangan pasti akan kalah.

“Kita saat ini kan sedang berperang , yang lawanya tidak tampak secara kasat mata dan sampai kapan berahir. Vaksin juga belum ada, sementara angka secara nasional tetap naik. Dari itulah sektor pangan jangan sampai berhenti, Kalau orang sudah laper ahirnya ribut sendiri nanti. Maka, Gugus Tugas menginisiasi pentingnnya program soal ketahanan pangan,” bebernya.

Ia menambahkan,dengan memanfaatkan lahan dan pekarangan yang ada, ketahanan pangan kita akan kuat dan mandiri di sektor pangan. “Bayangkan semua rumah satu polli bag isinya cabe, tomat dan buah – buahan dan sebagainya sebagai antisipasi distribusi bahan pokok kalau terganggu,” imbuh Dandim.

Dandim juga memastikan bahwa lahan UPPO di Jotosanur ini telah dikembangkan sebagai contoh kepada Koramil jajaran dan masyarakat dengan memanfaatkan lahan Kosong di masing-masing Koramil.

“Bukan hanya Padi dan Kolam saja, akan tetapi kita juga bisa mengembangkan lahan ternak sapi dan merpati. Kedepan akan kita kembangkan lahan ini sebagai sarana wisata, edukasi dan tempat kegiatan pemuda seperti kemah dan outbond” pungkasnya. [aha]