Gunakan Kostum Daur Ulang, Mahasiswa Ubaya Kampanye Peduli Lingkungan

Mahasiswa fakultas Industri kreatif Universitas Surabaya (Ubaya) lakukan kampanye peduli Lingkungan Hidup dengan menggunakan kostum daur ulang untuk peringati hari Lingkungan Hidup Sedunia kemarin (4/5).

Surabaya, Bhirawa
Sebanyak 45 mahasiswa Fakultas Industri Kreatif Universitas Surabaya (Ubaya) lakukan kampanye peduli Lingkungan Hidup dengan properti yang dibuat dari berbagai karya desain produk berbahan daur ulang. Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk peringati hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada Selasa 6 Juni 2018. Salah satu masalah Lingkungan Hidup yang diangkat dalam sebuah karya desain produk adalah kostum Koral yang dibuat oleh mahasiswa semester 2 Desain Management Produk Eliaser ferry, Prasetiya Marani K, Michelle Nobel, dan Relin Jani Tania. Diungkapkan ketua tim kostum Koral Eliaser Ferry jika inspirasi kostum yang ia buat bersama tim terinspirasi dari kejadian yang sempat viral beberapa waktu yang lalu.
“Koral ini kita ambil karena kejadian bule yang menemukan banyak plastik di lautan nusa penida karena dapat kiriman sampah plastik yang banyak beberapa waktu yang lalu kan sempat viral. Kita angkat itu” Ungkapnya.
Lebih lanjut, ia menambahkan jika pihaknya ingin menunjukan ke indahan laut. “Karena ada sampah, koral jadi rusak” tambah dia.
Dari kostum tersebut, ia ingin menyampaikan jika sudah seharusnya manusia menjaga ekosistem biota laut dengan tidak membuang sampah sembarangan.
Selain daur ulang bahan bekas menjadi kostum koral, kelompok lain yang mendaur ulang bahan bekas adalah Head piece kebakaran hutan. Venensia Novia Gunawan menuturkan jika pihaknya ingin menyadarkan masyarakat bahwa jangan membakar hutan sembarangan. Karena ia menilai, dampak kebakaran hutan tidam hanya dirasa bagi masyarakat sekitar, melainkan juga negara tetangga.
“Dampaknya kan luas. Tidak hanya dalam negeri. Tapi luar negeri. Kerugian tidak hanya secara finansial, tapi juga menghambat aktifitas sehari-hari masyarakt. Yang lebih parah kan menyerang kesehatan, seperti ISPA” paparnya.
Dalam pembuatannya, Venensia mengungkapkan jika pihaknya membutuhkan mika, pilog, ranting kering bakar, pita bakar, bubur kertas, dakron untuk membuat head piece.
“Kita sempat mengalami kesulitan dalam membuat akar pohon. Karena kita harus mencari desain yang sempurna” ujar dia.
Sementara itu, Dosen Fakultas Industri Kreatif Ubaya, Prayogo Widyastoto Waluyo mengungkapkan jika pembuatan desain produk berbahan dasar daur ulang tersebut merupakan bentuk dari keperdulian mahasiswa Ubaya dalam mengajak masyarakat untuk lebih perduli terhadap Lingkungan Hidup.
“Ini merupakan bagian dari kampanye peduli akan lingjungan hidup, sekaligus mengingatkan bahwa lagi banyak-banyaknya kerusakan lingkungan” Ungkapnya.
Lebih lanjut, Masing-masing karya dibuat oleh tiga hingga empat orang dalam satu kelompok. Karya yang dibuat pun merupakan berbahan dasar daur ulang. Seperti plastik, botol plastok air mineral, kertaa, stereform, dan barang-barang lainnya yang bisa di daur ulang.
“Karya-karya yang dibuat berbahan dasar daur ulang. Bentuknya berbagai macam. Ada gajah, koral, burung, orang utan dan harimau” ulasnya Prayogo kemarin (4/5).
Karakter-karakter tersebut, lanjut dia, diangkat dari berbagai isu seperti kerusakan hutan, kebakaran hutan, perusakan terumbu karang, pembunuhan orang hutan, pembalakan liar, dan pencemaran lingkungan air.
“Karya yang dibuat berupa kostim, aksesoris kepala, aksesoris pundak dan lain nya” ujarnya.
Setiap kelompok, tambah dia, harus melakukan brain storming terlebih dahulu, kemudian dilakukan proses riser untu” menentukan isu lingkungan yang akan di angkat menjadi tema.
Ia berharap dengan adanya kampanye yang menggunakan kostum berbahan dasar ulang ini, ia ingin menyampaikan bahwa kesadaran masyarakat maupun mahasiswa terhadap lingkungan hidup harus dibangun. “Prinsipnya, siapa yang menanam pasti dia yang menuai. Contoh sederhana, jika kita buang sampah sembaranagan maka bisa menyebabkan kebanjiran” Pungkas Prayogo mengutarakan harapannya. [ina]

Tags: