Gunakan Nama Unair, LBB ‘Jualan’ Tryout TPA

Universitas Airlangga (Unair)

Universitas Airlangga (Unair)

Unair, Bhirawa
Tes Potensi Akademik (TPA) untuk masuk sekolah kawasan di Surabaya selalu menjadi santapan empuk pihak tak bertanggung jawab untuk mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya dari masyarakat. Tidak hanya menjual latihan soal seperti yang sudah terjadi selama ini. Kini, Lembaga Bimbingan Belajar (LBB) juga ikut ambil bagian dengan ‘jualan’ tryout  TPA.
Tak tanggung-tanggung, nama yang dicatut LBB adalah Universitas Airlangga (Unair). Padahal, Unair sendiri telah digandeng Dinas Pendidikan (Dindik) Surabaya sebagai penyelenggara TPA. “Secara etis jelas tidak boleh, kita yang dipercaya melaksanakan TPA, terus kita juga yang menyelenggarakan tryout. Padahal itu dari LBB yang sengaja memanfaatkan mahasiswa kita,” katanya saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (14/6).
Nasih tidak membantah adanya pihak-pihak yang sengaja menggunakan nama Unair tersebut. Namun setelah dikroscek, LBB Neutron menggandeng mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unair untuk menawarkan tryout. Tidak hanya itu, rencana tryout juga akan ditempatkan di Unair.
Nasih menduga ada konflik kepentingan di dalam penyelenggaraan tryout itu. Sehingga dirinya langsung berkoordinasi dengan dekan dan mahasiswa FISIP Unair. “Sepertinya ini kurang elok. Lebih baik jangan pakai atribut Unair dan lokasi tryout jangan di Unair,” ungkap guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unair ini.
Dia menegaskan, meski kegiatan tersebut bagus namun jangan kaitkan Unair di dalamnya. Sebab, selama tiga tahun ini Dindik Surabaya bekerjasama dengan Unair dalam menyusun dan menyelenggarakan TPA. “Kalau ada mahasiswa yang terlibat, itu oknum saja. Tidak ada kaitannya dengan Unair,” tegasnya.
Dengan begitu, Nasih berharap masyarakat tidak terkecoh dengan tryout TPA yang diselenggarakan LBB dengan menggunakan atribut Unair. “Yang jelas kita tidak melarang kegiatan ini, hanya jangan gunakan nama dan lokasi di Unair,” tuturnya.
Nasih meminta penyelenggara tryout segera meluruskan kegiatan tersebut. Dalam siaran persnya, Humas TPA 2016 dari Fakultas Psikologi Unair Margaretha mengatakan, pihaknya berperan menyusun dan menyelenggarakan TPA 2016 sebagai bagian dari proses seleksi SMP dan SMA di sekolah kawasan di Surabaya. TPA merupakan tes kemampuan berpikir, meliputi kemampuan pemahaman dan penalaran yang penting untuk kesuksesan dalam pendidikan formal di sekolah.
Selama 3 tahun terakhir, lanjut Margaretha, Fakultas Psikologi Unair berkomitmen untuk menjalankan tugas yang telah dipercayakan ini, dan tidak pernah melakukan atau menyediakan latihan TPA dalam bentuk apapun, atau bekerjasama dengan pihak lain untuk membuat tryout TPA. “Perlu dipahami, jika Anda berhadapan dengan orang yang menyediakan layanan latihan TPA maka sudah pasti bukan bagian penyelenggaraan kerja dari Fakultas Psikologi Unair,” tandasnya.
Di sisi lain, para siswa di Surabaya terus mematangkan diri untuk bersiap mengikuti TPA. Seperti yang dilakukan Rosyda Noviana (15), siswa SMPN 19 ini selain rutin mengikuti bimbingan belajar untuk pemahaman materi akademik, ia juga mengikuti tryout TPA yang disediakan sekolah dan  tempat bimbingan belajarnya.
“Targetnya mau masuk SMAN 5, nilai saya sudah memenuhi dengan total nilai 379. Tetapi teman yang mau masuk SMAN 5 juga banyak, jadi saya juga harus unggul di TPA,” terangnya ketika ditemui di sela pembahasan soal TPA di sekolahnya yang juga termasuk SMP Kawasan ini.
Dengan tingkat persaingan yang dirasa tinggi, Rosyda mengungkapkan dirinya juga memilih sekolah yang berada di satu sub rayon dengan SMP-nya, yaitu SMAN 16. “Kalau di SMAN 5 meskipun jauh bisa berangkat bersama ayah yang searah kerjanya,” katanya.
Kepala SMPN 19 Shahibur Rachman mengungkapkan upaya tryout tetap diperlukan untuk melatih siswa dalam mengerjakan soal-soal TPA. Terlebih sekolahnya memang memiliki program untuk mengantar ke sekolah kawasan atau sekolah dengan prestasi akademik yang cukup dikenal. “Kami sudah mengadakan bimbingan belajar,belajar kelompok sampai yang terakhir tryout TPA ini,” jelasnya.
Menurutnya soal dalam tryout TPA yang dipakai sekolahnya sejenis dengan soal-soal TPA yang selama ini digunakan untuk masuk sekolah kawasan. Hanya saja kemungkinan memiliki bobot yang berbeda. “Ada 270 siswa kami yang rata-rata NUN-nya lebih dari 75 atau 62 persen. Jadi bisa lolos untuk syarat NUN. Tetapi untuk tryout ini kami membuka 10 kelas, jadi membuka kesempatan bagi siswa lain juga,” pungkasnya. [tam]

Tags: