Gunung Bromo Berstatus Waspada, 76 Desa Rawan Bencana Longsor

Gunung Bromo kini berstatus waspada sudah 7 kali letusan.

Kab Probolinggo, Bhirawa
Sejumlah kawasan, ditetapkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo masuk dalam peta rawan bencana. Saat ini Gunung Bromo dalam status waspada dan sekitar 76 desa di 9 kecamatan di Kabupaten Probolinggo yang masuk peta rawan bencana longsor.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Probolinggo Anggit Hermanuadi, Selasa (15/1), kerawanan bencana longsor di wilayah Kabupaten Probolinggo berdasarkan pemetaan tahun 2016, terdapat di 9 kecamatan.
“Ada sekitar 76 desa di 9 kecamatan yang masuk daerah rawan bencana longsor. Oleh karena itu, kami meminta masyarakat di daerah tersebut agar meningkatkan kewaspadaan. Terutama pada saat terjadi hujan dengan intensitas tinggi,” katanya.
Dijelaskan, kecamatan yang masuk kategori rawan bencana longsor itu mayoritas berada di bagian selatan. Kondisi geografisnya berupa daerah pegunungan. “Seluruhnya adalah kecamatan yang berada di daerah lereng dan kaki Gunung Argopuro dan Gunung Bromo. Jadi, wajib terus kita pantau setiap perkembangannya melalui tim relawan kami di sana,” jelasnya.
Selain itu, berdasar peta rawan bencana tahun 2016, sejumlah wilayah di Kabupaten Probolinggo juga rawan bencana lainnya. Seperti bencana letusan gunung api, banjir dan abrasi. Tercatat ada 3 titik daerah rawan letusan gunung api, yakni di kecamatan Tiris, Sumber, dan Sukapura.
Bencana banjir berpotensi terjadi di empat kecamatan, yakni Besuk, Dringu, Gending, dan Kraksaan. Sedangkan kerawanan bencana abrasi ada di 5 kecamatan, yaitu Kraksaan, Paiton, Pajarakan, Sumberasih, dan Tongas.
“Ancaman bencana di wilayah Kabupaten Probolinggo ini dapat terjadi sewaktu-waktu. Oleh karena itu, kami selalu menyiagakan personel Tagana selama 24 jam. Itu agar bencana yang terjadi dapat cepat direspon dan ditangani,” tandasnya.
Gunung Bromo saat ini berstatus Waspada. Kendati begitu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melalui Pos Pantau Gunung Bromo mencatat telah terjadi 7 kali gempa vulkanik. Tepatnya sejak 1 Januari lalu. Padahal, di bulan-bulan sebelumnya gempa vulkanik rata-rata hanya terjadi sekali dalam sebulan, lanjutnya.
Kepala Pos Pantau Gunung Bromo Ahmad Subhan mengatakan, meski terjadi 7 kali gempa vulkanik, kondisi Gunung Bromo masih dikatakan aman. “Kami analisis itu masih aman. Jadi, belum ada sesuatu yang signifikan,” ujarnya.
Ia mengakui jika gempa vulkanik yang terjadi sebanyak 7 kali bukan peristiwa biasa. Oleh karena itu, Subhan meminta masyarakat sekitar dan wisatawan untuk tetap waspada. Mereka juga diminta untuk tidak mendekati kawah dalam radius 1 kilometer. Sebelum-sebelumnya setiap bulan hanya 1 kali vulkanik. Kami harap masyarakat dan wisatawan mengikuti petunjuk dari PVMBG,” ungkapnya.
Di sisi lain, terjadinya 7 kali gempa vulkanik tidak memengaruhi kunjungan wisatawan ke Gunung Bromo. Meski masa libur tahun baru sudah lewat, namun wisatawan yang datang jumlahnya tidak sedikit. Bahkan ada yang tidak mengindahkan imbauan PVMBG untuk tidak mendekati kawah dalam radius 1 kilometer. [Wap]

Tags: