Gunung Bromo Dilanda Badai Pasir, Tingkat Hunian Hotel Lesu

Probolinggo, Bhirawa
Sejak sepekan ini wilayah Pegunungan Bromo dilanda angin kencang. Dampaknya, pasirdi Kaldera Bromo terbawa angin dan menyebabkan badai pasir. Sehingga, banyak wisatawanyang terganggu dengan adanya badai pasir itu, meskipun tidak membahayakan.
Salah seorang wisatawan, Baharudin dan keluarga mengatakan, akibat adanya badai pasirtersebut, dia jadi kurang bisa menikmati keindahan alam Gunung Bromo. Hal itu disebabkan,pandangan yang terganggu dengan adanya badai itu.
“Ini saya pertama kali ke Bromo. Tetapi, pemandangannya kurang saya bisa nikmati.Terutama yang di area lautan pasir. Sebab, jarak pandang tertutup oleh pasir yang tersapu angin,”jelasnya.
Meskipun demikian, menurutnya, masih ada lokasi lain yang bisa dikunjungi. SepertiPadang Savana atau bukit Teletubbies dan juga Penanjakan. Dari situ, pemandangan Bromotampak jelas dan indah. Meskipun di lautan pasir terjadi badai pasir Bromo.
“Syukur masih ada spot lain. Dengan demikian, kami masih bisa menikmati keindahanBromo dari sudut pandang yang berbeda,” terangnya.Hal senada juga di utarakan para pengemudi jip.
Menurutnya, badai pasir sangatmengganggu wisatawan. Sebab, adanya badai pasir ini mengganggu kegiatan para wisatawanuntuk berlibur. Hal ini tidak bisa dibendung lantaran badai pasir adalah kejadian alam.
“Kemarin pagi (Minggu, 6/5) tamu saya tidak jadi untuk naik ke kawah. Soalnya anginkencang dan juga badai pasir. Sehingga mereka memilih untuk tetap berada di dalam mobil.Tetapi sudah keliling kebanyak tempat, sehingga mereka merasa tidak rugi datang ke Bromo,”tutur Solehudin salah satu sopir jip.
Lokasi kaldera Gunung Bromo memang menjadi langganan badai pasir. Hal itudisebabkan saat ini sudah terjadi peralihan musim. Selain itu, karena saat ini terjadi musim anginsehingga membawa pasir di lautan pasir berterbangan dan mengganggu penglihatan masyarakatdan wisatawan yang ada di daerah itu, jelasnya.Sarmin, kasi Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Wilayah I mengimbau parawisatawan yang akan ke lautan pasir untuk memakai masker. Hal itu untuk mencegah terjadinyagangguan pernapasan. Selain itu, agar mata tidak terkena debu, pihaknya menghimbau pulauntuk mengenakan kacamatan.”Jika angin kencang tiba, diharapkan wisatawan segera pindah atau memakai masker.Pesona Gunung Bromo masih dapat dinikmati dari Bukit Mentigen, Seruni Poin, dan CemoroLawang,” pintanya.Selain itu pula tingkat hunian hotel di Kabupaten Probolinggo, sejak beberapa bulan initidak kunjung naik. Padahal, wisatawan yang datang ke Kabupaten Probolinggo, khususnya keGunung Bromo, tidak pernah sepi. Kondisi ini membuat sejumlah pemilik hotel lesu, kata KetuaPerhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Kabupaten Probolinggo Digjoyo Djamaluddinmengatakan, tingkat kunjungan masih sama seperti hari-hari biasa.Di hari biasa kunjungan hanya mencapai sekitar 40-50 persen. Sedangkan, di hari liburhanya meningkat sekitar 5-10 persen. “Biasanya bulan-bulan ini sudah ramai. Tapi, tahun inimasih sepi, padahal kan sudah masuk musim liburan untuk siswa yang kelas tiga, tapi tidak adapeningkatan,” tandasnya. “Sekarang banyak wisatawan yang tidak mau ribet. Jadi, datang malam terus lihatsunrise setelah itu pulang. Begitu juga yang datang siang. Hanya menikmati keindahan Bromodan langsung pulang,” lanjutnya.Agar Kabupaten Probolinggo tidak kalah dengan Batu, pihaknya mengajak semuapengelola wisata dan pemerintah memecahkan masalah ini. Serta, untuk mewujudkan KabupatenProbolinggo sebagai kota wisata. “Perlu dipecahkan bersama, sehingga kota wisata bisadidapatkan Kabupaten Probolinggo juga, bukan hanya Batu dan Malang,” tambahnya.(Wap)Foto: Sudah sepekan Gunung Bromo di landa badai pasir.(Wap)

Tags: