Gunung Bromo Lontarkan Bola Api Hingga 1 KM

Babinsa Ngadisari Serma Nurhuda Dodik tunjukkan bekas bola api G. Bromo.

Babinsa Ngadisari Serma Nurhuda Dodik tunjukkan bekas bola api G. Bromo.

Kab.Probolinggo, Bhirawa
Kawah Gunung Bromo di Desa Ngadisari Kecamatan Sukapura menuju Probolinggo bersatus waspada terus menggeliat. Beberapa hari terakhir terjadi lontaran material vulkanik pada radius 1 kilometer dari bibir kawah. Hal ini diungkapkan Babinsa Ngadisari, Koramil Sukapura Kodim 0820 Probolinggo, Serma Nurhuda Dodik, Kamis (15/12).
Pihaknya menemukan material baru yang dilontarkan dari dalam kawah Gunung Bromo. “Kami pastikan itu material baru karena masih terlihat bersih belum bercampur debu, itu di lontarkan dari dalam bibir Kawah,” ujarnya.
Pelontaran Material itu di temukan ketika, peristiwa yang paling mengerikan, dimana terjadi lontaran material berupa bola api naik ke atas seperti berputar menyala merah. Material terlontar bersamaan dengan asap yang naik dari kawah Gunung Bromo. Lontaran tersebut kemudian menyebar ke beberapa titik namun berwarna merah, ungu, biru dan beberapa warna yang lain.
Sementara berdasarkan hasil pantauan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pos pengamatan gunung api Bromo, lontaran material tersebut tidak teramati. Karena kondisi disekitar gunung Bromo yang mempunyai ketinggian 2329 mdpl, sedang terjadi hujan. Sementara tremor dengan amplitudo maksimal (amax) antara 0.5-6 mm, dominan 1 mm.
“Erupsi Gunung Bromo belum stabil, karenanya masyarakat dan wisatawan/pendaki tidak diperbolehkan memasuki kawasan dalam radius 1 kilometer dari kawah aktif. Sebab sewaktu-waktu terjadi lontaran material dari dalam kawah yang membahayakan keselamatan manusia,” ujar pengamat gunung api Bromo Nur Hidayat.
Masyarakat Kabupaten Probolinggo harus waspada, terutama pada bencana gempa bumi. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat menyebutkan wilayah ini berpotensi terkena gempa dan tsunami. Kepala BPBD Kabupaten Probolinggo, Dwijoko Nurjayadi, mengatakan potensi itu terjadi karena adanya patahan atau sesar kendeng yang sempat non aktif kini aktif kembali. Sehingga berpotensi menyebabkan gempa dan serta tsunami meski skalanya kecil.
“Patahan atau sesar kendeng sepanjang sekitar 300 kilometer itu sendiri sudah ada sejak lama dan membujur mulai dari perairan utara Bali hingga perairan Semarang yang ada di Jawa Tengah. Lempeng ini melintasi Kabupaten Probolinggo yang berpotensi mengalami gempa serta tsunami,” ujarnya.
Dijelaskan keberadaan lempeng tektonik sebelumnya sempat tidak aktif, namun berdasarkan temuan para ahli geologi menyebutkan jika patahan atau sesar kendeng akhir-akhir ini mengalami pergeseran lempeng tektonik berkisar 5-6 mm/ per-tahunnya. “Potensi gempa yang diakibatkan tak terlalu besar hanya berkisar 1- 2 skala richter,” ungkapnya.
Dalam peta rawan bencana BPBD Kabupaten Probolinggo, terpantau ratusan desa di 7 kecamatan yang berada di jalur pantura Probolinggo termasuk dalam kawasan yang memiliki berpotensi mengalami gempa tektonik akibat pergerakan patahan atau sesar Kendeng yang berpotensi menyebabkan adanya tsunami.
Selain karena sesar Kendeng, potensi gempa itu terjadi karena adanya tiga gunung api di Kabupaten Probolinggo. Ketiga Gunung Api itu yakni Gunung Bromo, Gunung Lamongan dan Gunung Argopuro. Kedua gunung api yang terakhir sudah lama tidak aktif. “Masyarakat khususnya di kawasan pesisir patut waspada apabila terjadi gempa dan dengan segera mengevakuasi diri ketempat yang lebih tinggi apabila air laut tiba-tiba surut paska terjadinya gempa,” paparnya.
Meski dapat menjadi pemicu terjadinya gempa bumi dan tsunami, Namun masyarakat dihimbau tidak perlu resah. Karena potensi kerusakan yang diakibatkan oleh gempa dan tsunami diprediksi tidak akan terlalu besar, jika dibandingkan dengan potensi gempa bumi dan tsunami di daerah selatan Jawa, tambahnya. [wap]

Tags: