Gunung Raung Terus Meraung

Lava pijar yang keluar dari gunung Raung.

Lava pijar yang keluar dari gunung Raung.

Letusan Rendah dan Berlangsung Lama
Pemprov, Bhirawa
Aktivitas tremor vulkanik Gunung Raung masih terus berlangsung. Berdasarkan data dari Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), pada Minggu (5/7) teramati asap putih kelabu tebal dengan tinggi 100-400 meter ke tenggara. Terdengar suara gemuruh lemah hingga sedang. Suara gemuruh ini disebabkan letusan yang menerus. Kerasnya suara gemuruh disebabkan kawahnya dalam dan luas sehingga menggema. Terlihat cahaya api di puncak kawah.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB mengatakan Sutopo Purwo Nugroho, saat ini Gunung Raung sedang meletus dengan tipe strombolian. “Tipe strombolian adalah gunung api yang letusannya mengeluarkan lava yang cair tipis, tekanan gas yang sedang, dan letusannya mengeluarkan material padat, gas, serta cairan. Umumnya letusan ini tidak terlalu kuat, namun bersifat terus menerus, dan berlangsung lama,” kata Sutopo dalam rilis yang diterima Bhirawa kemarin.
Status Siaga (level III) dengan rekomendasi dari PVMBG agar tidak ada aktivitas masyarakat di dalam radius 3 km. Sebab di dalam radius 3 km berpotensi terkena material letusan. “Masyarakat masih belum perlu mengungsi. Diharap tetap tenang dan melakukan aktivitas seperti biasa. BNPB, BPBD Jatim dan BPBD Banyuwangi, Bondowoso dan Jember terus melakukan langkah antisipasi,” ungkapnya.
Sutopo mengatakan, BNPB mendampingi BPBD tengah menyempurnakan rencana kontinjensi. BPBD Jatim telah menyerahkan 120.000 masker kepada tiga BPBD yang berada di kawasan Gunung Raung. Tak hanya itu, BPBD Bondowoso juga telah mendirikan posko di Desa Sumber Wringin dengan menyiapkan 100 personel dari berbagai unsur. Sebanyak 7.000 lembar masker telah dibagikan kepada masyarakat.
Sementara BPBD Banyuwangi telah mendirikan posko dan rakor dengan TNI, Polri, SKPD dan relawan. “Hujan abu tipis terpantau di area Bandara Blimbingsari dan di Kec Songgon dan Sempu Kabupaten Banyuwangi. Sekitar 8.000 lembar masker telah dibagikan ke masyarakat,” jelasnya.
Dijelaskan Sutopo hal yang sama juga dilakukan BPBD Jember dengan melakukan upaya antisipasi. Sedangkan dua desa di Situbondo hujan abu yaitu Desa Sumberejo, Kecamatan Banyuputih dan Desa Bantal Kecamatan Asembagus aktivitas masyarakat tetap normal,”  tandasnya.
Gunung Raung kembali menunjukkan gejala yang kian memburuk. Sabtu (4/7) malam, gunung yang memiliki ketinggian 3.332 meter di atas permukaan laut itu kembali ‘meraung-raung’ dan menyemburkan abu vulkanik setinggi 400 meter. Abu vulkanik pun dikatakan lebih tebal dari biasanya.
Menurut Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Gempa (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Surono, gempa tremor vulkanik memang teramati terjadi terus-menerus di Gunung Raung. “Terdengar gemuruh lemah hingga sedang. Terlihat cahaya api di Gunung Raung,” kata Surono.
Pria yang akrab disapa Mbah Rono ini pun mengatakan, antisipasi perlu dilakukan warga agar kondisi yang tak diinginkan tidak terjadi. Meskipun demikian, Surono mengatakan agar masyarakat tidak terpancing isu-isu jika Gunung Raung akan meletus besar. Sebab, gunung yang kini berstatus Siaga ini sedang meletus dengan tipe Strombolin.
“Diimbau agar tidak ada aktivitas masyarakat dalam radius tiga kilometer dari kawah Gunung Raung. Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di luar radius tiga kilometer agar tetap tenang, lakukan kegiatan seperti biasa,” kata Surono.
Abu vulkanik Gunung Raung sejak tiga hari terakhir mengarah ke kawasan yang sebelumnya tidak masuk dalam peta terdampak seperti ke arah Kecamatan Jampit, serta Kecamatan Sempol Bondowoso.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bondowoso Kukuh Triyatmoko, menginformasikan, abu Vulkanik Gunung Raung lazimnya bergerak ke arah barat daya, barat laut, selatan, dan tenggara. Namun, sejak tiga hari terakhir bergerak ke arah timur sehingga warga yang berada di luar daerah potensi terdampak menerima guyuran abu vulkanik setiap hari. “Abu vulkanik terasa di mata serta kulit,” ujar Kukuh Triyatmoko, Minggu kemarin.
Karenanya, ia bersama para pihak mulai mengevaluasi kebutuhan penanggulangan bencana di dua kecamatan itu. Meskipun, wilayah Sempol dan Jampit diperkirakan tidak terdampak lontaran batu letusan Gunung Raung.

Ganggu Penerbangan
Aktivitas Gunung Raung berupa semburan abu vulkanik, berdampak bagi penerbangan. Sejumlah penerbangan dari Surabaya menuju Bali dan sebaliknya mengalami pengalihan rute penerbangan.
Aktivitas penerbangan dari Surabaya menuju Denpasar dan Banyuwangi dalam beberapa mengalami gangguan, imbas hujan abu vulkanik Gunung Raung. Kondisi ini sudah terjadi sejak beberapa waktu lalu saat Gunung Raung dinaikkan statusnya jadi Siaga.
Seluruh penerbangan dari Bandara Juanda menuju Denpasar dan sebaliknya, terpaksa dialihkan rute dari yang biasanya melalui Kota Banyuwangi, harus memutar melambung melalui kawasan Asembagus-Situbondo.
Sementara untuk dua penerbangan dari Surabaya menuju Banyuwangi yang biasa dilakukan pada siang dan sore hari yang dilayani oleh dua maskapai penerbangan, Garuda Indonesia dan Wings Air, mengalami penundaan. Belum ada kepastian jam keberangkatan untuk dua penerbangan tersebut.
Dampak pengalihan rute penerbangan Surabaya-Denpasar dan sebaliknya, sejumlah maskapai penerbangan mengalami gangguan jam keberangkatan meski tidak terlalu lama sekitar 10 hingga 15 menit.
Sedangkan untuk penerbangan dari Surabaya menuju Banyuwangi, banyak calon penumpang yang menunda keberangkatannya karena tidak ada kepastian dari pihak maskapai penerbangan. “Ada pengalihan rute penerbangan untuk Surabaya dan Denpasar,” ujar Airport Duty Officer Bandara Juanda, Mardi, Minggu kemarin.
Hingga kemarin petang belum diketahui secara pasti kapan penerbangan Surabaya-Denpasar dan Surabaya-Banyuwangi bisa kembali normal. [iib,wil,har]

Rate this article!
Tags: