Gunung Semeru Diruwat agar Tak Makan Korban

Ruwat Semeru yang dikemas dalam bentuk doa bersama sesuai dengan Adat Suku Tengger Ranupane yang di Pimpin oleh para sesepuh adat dan para dukun setempat yang melibatkan personel TNBTS dan para pendaki yang bertujuan agar pendakian tidak ada korban lagi.

Ruwat Semeru yang dikemas dalam bentuk doa bersama sesuai dengan Adat Suku Tengger Ranupane yang di Pimpin oleh para sesepuh adat dan para dukun setempat yang melibatkan personel TNBTS dan para pendaki yang bertujuan agar pendakian tidak ada korban lagi.

Lumajang, Bhirawa
Pasca Tewasnya Pendaki bernama Sahat M. Pasaribu (23) asal Depok, Jawa Barat yang terjadi pada (8/10) lalu yang hampir berdekatan waktunya dengan tewasnya Chandra Hasan (33) salah satu pendaki Semeru beralamatkan di Kecamatan Cakung, Jakarta Timur (2/10) lalu, ternyata direspon oleh sejumlah dukun dan tokoh adat tengger untuk menggelar acara Ruwatan Keselamatan terhadap Gunung Tertinggi di Pulau Jawa tersebut.
Kegiatan ruwatan tersebut dikemas dalam bentuk doa sesuai Adat Suku Tengger, yang melibatkan seluruh masyarakat sekitar, dari para pendaki yang saat itu hendak melakukan pendakian dan juga dari personil TNBTS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru) yang bertempat di Rabu Pane.
Sedangkan tujuan dari ritual tersebut menurut Kepala TNBTS Jhon Kennedy ketika dikonfirmasi menjelaskan bahwa doa bersama yang dilaksanakan di Ranupane tersebut bertujuan agar Semeru tidak memakan korban lagi khususnya bagi pendaki. “Saat ini sedang dilakukan doa bersama sesuai adat tengger ranupane agar pendakian tidak ada korban lagi,” ujarnya.
Kennedy pun mengaku sangat menyambut baik giat tersebut yang intinya bahwa pihaknya juga berharap Gunung Semeru tidak lagi menimbulkan Bencana bagi para pendaki yang hendak menikmati keindahan Gunung Semeru tersebut. Sedangkan berdasarkan data yang ada dalam sepekan belakangan ini telah terjadi pendaki yang mengalami korban tewas saat melakukan pendakian.
Pada giat Ruwat Semeru yang di gelar pada hari minggu ini (9/10) dengan adat tengger berlangsung sangat khidmad sebab yang ikut dalam kegiatan tersebut adalah para pendaki yang akan melakukan pendakian pada hari itu. “Doa tersebut di pimpin oleh sesepuh atau dukun Suku Tengger di Ranupane,bersama teman teman TNBTS serta pendaki yang mau mendaki hari ini,dan berjalan khidmat,” imbuhnya.
Dalam kesempatan tersebut Kennedy juga mengklarifikasi tentang adanya isu penutupan pendakian Gunung Semeru pasca terjadinya korban tewasnya yang berjumlah dua orang dalam kurun waktu sepekan itu, menurutnya hal itu tidak benar.
Sebab pengumuman penutupan Pendakian yang di informasikan tersebut menurutnya untuk pemusatan pada evakuasi Korban tewas , Sahat M. Pasaribu (23) pendaki asal Depok, Jawa Barat kemarin,dan selanjutnya si buka kembali. “Tidak benar, Kemarin saja ditutup untuk evakuasi, hari ini dibuka kembali,” pungkasnya. [dwi]

Tags: