Guru Bahasa Inggris Diduga Masuk Jaringan ISIS

Kasun Pukutukan, Desa Mulyoarjo, Kec Lawang, Kabupaten Malang Bambang Sulistyo (tengah) saat mendampingi Kades Mulyoarjo Suprapto (kiri), memberikan keterangan kepada sejumlah wartawan, di Kantor Balai Desa setempat

Kab Malang, Bhirawa
Warga Desa Mulyoarjo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, terkejut dengan adanya warga desa setempat telah diamankan Anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 saat tiba di Bandar Udara (Bandara) Internasional Cengkareng, Banten, pada beberapa hari lalu, yang diduga bergabung dengan kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
Sedangkan Ida Ayu Oktaviani yang bersuamikan Arizal Ridwan Arif ini, kata Kepala Dusun (Kasun) Pakutukan, Desa Mulyoarjo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang Bambang Sulistyo, saat mendampingi Kepala Desa (Kades) Mulyoarjo Suprapto, di Kantor Balai Desa Mulyoarjo, Rabu (25/1), dia selama berada dilingkungan rumahnya biasa-biasa saja. “Hanya saja setelah Ida sebagai guru bahasa Inggris di Yayasan Imam Bonjol, di wilayah Desa Ketindan, Kecamatan Lawang, kabupaten setempat, terjadi perubahan dalam berpakaian, seperti memakai baju burqoh dan bercadar,” terangnya.
Begitu juga, lanjut dia, suaminya Arizal cara bepakaian pun ikut berubah, karena juga ikut pengajian di yayasan tersebut. Meski suami istri ini ada perubahan dalam berpakaian, namun mereka tidak pernah melakukan kegiatan pengajian di rumahya. Sedangkan Arizal ini pernah bekerja di Auto 2000 di Kota Malang sebagai teknisi. Dan selama ini, Ida bersama suaminya dan kedua anaknya menempati rumah milik orang tua Arizal, di Dusun Pakutukan.
Bambang menjelaskan, Arizal memang asli warga Desa Mulyoarjo, dan Ida berasal dari Desa Songsong, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Sedangkan Arizal sejak 2014 sudah meninggalkan desanya. Berdasarkan informasi dari keluarganya, dia berpamitan kepada kedua orang tuanya, telah mendapatkan pekerjaan di salah satu rumah sakit di negara Turki. Sementara, Ida pada delapan bulan lalu pergi Turki, dengan alasan untuk melakukan pengobatan kepada anak pertamanya. “Sebab, anak pertama Arizal dan Ida itu penyandang distabilitas yakni tidak dapat melihat atau tuna netra,” ungkapnya.
Menurutnya, Arizal maupun Ida, saat berangkat ke luar negeri tidak pernah meminta surat ijin jika melakukan perjalanan ke luar negeri. Sedangkan warga Desa Mulyoarjo ketika akan melakukan ibadah umroh, kesemuanya meminta surat ijin ke kantor desa. Sehingga informasi yang saya dari pihak Kepolisian, pada Senin (23/), pukul 01.00 WIB, dirinya sangat terkejut dengan dideportasinya Ida Ayu Oktaviani bersama kedua anaknya oleh pemerintah Turki.
“Dan terkejut lagi, bahwa warga saya ini juga diamankan Anggota Kepolisian Densus 88, saat tiba di Bandara Internasional Cenkareng, Banten. Untuk saat ini, dirinya masih belum ada informasi kembali, terkait kapan Ida bersama kedua anaknya di pulangkan ke Malang,” papar Bambang.
Dikesempatan itu, ia juga menagatakan, dirinya juga sudah melakukan pendampingan pada kedua orang tua mereka. Karena saat ini bapak dari Arizal mengalami sakit stroke, dan ditambah lagi dengan adanya berita-berita di media massa yang memberitakan keterkaitan anak dan menantunya yang diduga masuk jaringan ISIS. Hal itu tidak hanya membuat bapaknya shock, namun ibu dan kedua kakaknya serta keluarganya juga mengalami shock. Sehingga dirinya meminta pada teman-teman wartawan untuk sementara jangan dulu mendatangi rumah orang tuanya, untuk melakukan wawancara.
Selain itu, Bambang menambahkan, kades dan perangkat Desa Mulyoarjo juga sudah melakukan pendekatan kepada warga desa, agar mau menerima kembali Ida untuk bermasyarakat setelah dilakukan rehabilitasi oleh Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Malang. “Dan kami pun juga meminta kepada pihak Kepolisian untuk segera memulangkan kedua anaknya. Karena dari salah satunya anaknya itu cacat, dan agar bisa kembali berkumpul dengan keluarga Arizal,” pintahnya.
Sementara itu, istri dari Ketua RT 01-RW 01 Desa Mulyoarjo Masita mengatakan, jika Arizal dan istrinya Ida itu, selama mereka berada dilingkungan tetangga, tidak pernah neko-neko. Sedangkan mereka itu juga dari keluarga baik-baik. “Sehingga ketika ada berita mengenai Arizal dan istrinya diduga bergabung sebagai anggota ISIS, dirinya dan warga lainnya juga heran seperti tidak percaya,” paparnya. [cyn]

Tags: