Guru Besar Pertama Bidang Aljabar Mark Plus di Indonesia

Prof Dr Subiono

Surabaya, Bhirawa
Konsisten dalam penelitian di bidang keilmuan Aljabar Max Plus, menobatkan Prof Dr Subiono menjadi Guru Besar di bidang Aljabar Mark Plus pertama di Indonesia.
Dalam penelitiannya Prof Subiono membahas soal penjadwalan yang teratur, sebagai aspek yang menunjang dalam terciptanya integrasi jaringan sistem transportasi.
Menurut dosen Departemen Matematika Institute Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) ini, dengan menggunakan pemodelan Aljabar Max Plus, ia mampu menyelesaikan persoalan mengenai ketidakaturan sistem transportasi yang seringkali dikeluhkan penggunanya. Aljabar Max Plus sendiri merupakan pengembangan dari bidang ilmu aljabar yang berkaitan dengan Sistem Dinamik Event Diskrit (SKED).
Sistem ini banyak muncul dalam dunia industry, untuk menganalisa dan mengontrol sistem sistem kompleks, seperti dalam sistem control trafik ataupun sistem logistic.
Dikatakan Guru Besar ke-121 ITS yang akan dikukuhkan Rabu (11/12) ini, ia memulai penelitian aplikasi Aljabar Max Plus sejak menempuh pendidikan doctoral. Prof Subiono mengampu tugas membuat Aljabar Max Plus untuk sistem dari semua jenis kereta api yang beroperasi di Belanda.
“Hasilnya mengenai jadwal yang regular dan stabil terhadap keterlambatan kereta yang ditentukan oleh lintasan kritis,” jelas doktor alumni Delft University of Netherlands ini.
Lebih lanjut, Prof Subiono menjelaskan, lintasan kritis yang dimaksud adalah waktu tempuh perjalanan yang paling lama dari sebuah sistem transportasi, sehingga disebut sebagai lintasan maksimum. Sebaliknya, waktu tempuh perjalanan yang paling cepat dalam sistem transportasi yaitu lintasan minimum juga menjadi aspek yang diperhatikan.
“Kedua lintasan itu penting untuk menata ulang penempatan kendaraan yang beroperasi, tanpa harus menambah kuantitasnya,” terang lelaki berumur 62 tahun ini.
Selain itu, menurut Subiono, mengacu pada sistem kompleks dalam sistem kontrol trafik, aplikasi Aljabar Max Plus juga dapat digunakan dalam sistem pengaturan lalu lintas Bandara dan penentuan kapasitas landasan pacu.
“Ini dapat menjadi penyelesaian dalam situasi di mana pesawat yang kehabisan bahan bakar, dapat mendarat lebih dahulu dalam kondisi landasan pacu yang ramai,” tutur dosen pengampu Laboratorium Analisis Aljabar dan Pembelajaran Matematika Departemen Matematika ITS ini.
Terkait dengan keilmuannya di bidang Aljabar Max Plus, Prof Subiono menghabiskan waktu selama lima tahun untuk meneliti. Dari hasil penelitian itu ia juga telah membuat tiga teori untuk menguatkan hasil penelitiannya. Yakni Teori Value Agent Value yang digunakan dalam waktu menunggu datangnya transportasi, teori agent factor generalisasi untuk menghitung pemberangkatan dan terakhir teori generalist scheduling transportasi.
“Banyak orang menganggap ilmu ini (Aljabar) sulit dan abstrak. Tapi saya justru terpacu untuk membuktikkan kebenaran (teori) ilmu ini. Sehingga banyak kajian penelitian yang saya lakukan dan sudah ada tiga teori yang sudah saya buat,” pungkas Magister Sains bidang Matematika Institut Teknologi Bandung (ITB) ini. [ina]

Tags: