Guru BK Tak Lagi Kelabakan Selesaikan Administrasi

Ketua Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (BK) Kemenag Jawa Timur Zainal Muttaqin S.Pd bersama Ketua Humas Unusa menjelaskan layanan aplikasi SIAP-BK versi 2 di kampus Unusa, Rabu (1/11) kemarin. [Gegeh Bagus Setiadi]

Aplikasi SIAP-BK Bakal Diboyong ke Kemenag RI
Surabaya, Bhirawa
Urusan administrasi sekolah yang dibebankan kepada guru bimbingan konseling (BK) sering membuatnya kelabakan. Alhasil, tugas utamanya sebagai pendidik tidak maksimal. Alasan itulah yang melandasi dibuatnya aplikasi Sistem Administrasi Pelayanan Bimbingan Konseling (SIAP-BK).
Aplikasi ini dinilai mampu membantu guru-guru BK yang ada di wilayah Jatim. Bahkan, aplikasi ini diklaim kali pertamanya ada di Indonesia. Dalam waktu dekat pula bakal ditawarkan ke tingkat Kemenag RI. Dengan tujuan untuk memperlancar  pelaksanaan tugas guru BK.
Ketua Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (BK) Kementerian Agama (Kemenag) Jawa Timur Zainal Muttaqin S.Pd menuturkan bahwa aplikasi ini diciptakan secara khusus. Dengan berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 111 tahun 2014  tentang bimbingan dan konseling pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
“Aplikasi ini memang kami ciptakan buat guru-guru BK. Karena selama ini banyak yang terjebak oleh administrasi yang menyebabkan layanan di anak didiknya tidak maksimal,” katanya saat ditemui Bhirawa di kampus Unusa, Rabu (1/11) kemarin.
Menurut dia, SIAP-BK versi 1 sebelumnya telah diluncurkan pada tahun lalu dan ini ada pembaharuan versi 2. Ada tiga konten didalamnya yakni layanan langsung, layanan melalui media dan kegiatan tambahan. Dengan tujuan mengalihkan pekerjaan manual menjadi digital.
“Konseling idividual misalnya, itu adalah proses layanan yang diberikan kepada siswa secara continue. Guru BK tidak perlu kemana-mana, tinggal masukkan nama siswanya saja,” jelas dia.
Teknik pendekatan, kata Zainal juga sudah dipersiapkan secara matang. Ia mencontohkan seperti seorang anak yang terlibat pergaulan bebas. “Intinya kalau tidak guru BK pasti akan kesulitan mengerjakannya,” terangnya.
Sementara, Kepala Humas Unusa, Mohammad Ghofirin menjelaskan  bahwa  selama ini guru BK di Jatim memang perlu adanya alat pendukung. Bukan bentuk manual, melainkan digitalisasi menjadi sebuah software.
“Unusa ingin mengawal konten Dan sudah kami lakukan setahun yang lalu. Selain mengawal konten juga ikut mengawal perkembangannya,” katanya.
Menurut Ghofirin, peran Unusa yakni ikut mensosialisasikan ke guru-guru BK di seluruh Jatim. Selain melakukan kunjungan, Unusa juga siap melakukan pendampingan secara berkala melalui training.
“Perlu disadari era digital saat ini sangat luar biasa. Melalui software ini memang sangat diperlukan oleh guru BK bagi anak didiknya. Guru BK juga sebagai psikolog, semua murid yang masuk bilik konseling itu bukan berarti anak yang bermasalah,” imbuhnya.
Dalam waktu dekat, lanjut Ghofirin, aplikasi SIAP-BK juga bakal ditawarkan  ke Kementerian Agama RI. Sebab, aplikasi ini kali pertamanya diluncurkan di Jatim.
“Kami akan coba menawarkan ke pusat. Karena aplikasi ini sangat membantu sekali kinerja para guru BK selama ini,” pungkas dia. [geh]

Tags: