Guru di Sidoarjo Belajar Cara Mensensus Penduduk

Para guru SD sampai SMP di Kab Sidoarjo diajari petugas BPS Sidoarjo cara mensensus penduduk secara online. [alikus]

Sidoarjo, Bhirawa
Mendapatkan ilmu tidak hanya dari mata pelajaran dalam kurikulum saja. Tetapi bisa dari berbagai kegiatan yang ada di dalam kehidupan bersosial dan bermasyarakat yang ada di sekitarnya.
Ini yang diintruksikan Dikbud Kab Sidoarjo, agar bisa diserap para guru, mulai dari guru SD sampai guru SMP yang ada di Kota Delta ini, baik yang mengajar di sekolah negeri maupun sekolah swasta.
Salah satunya soal Program Sensus Penduduk (SP). Para guru bisa mencari informasi lebih dalam tentang SP itu, apa manfaatnya dan bagaimana caranya. Selanjutnya, para guru bisa menurunkan ilmu barunya tentang masalah sensus penduduk itu kepada para siswa di sekolah.
“Dalam kurikulum 2013 itu bersifat fleksibel, mendapat ilmu tidak hanya dari mata pelajaran yang ada di dalam mata pelajaran saja, namun juga bisa dari berbagai macam kegiatan kehidupan yang ada di masyarakat di sekitar kita,” kata M Asrofi, Kepala Dikbud Kab Sidoarjo, belum lama ini.
Untuk memperoleh ilmu baru dalam mensensus penduduk ini, kata Asrofi, para guru koordinasi dengan petugas dari Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Kab Sidoarjo. Pelaksanaan kegiatan ini, sebelum terjadi pandemi Covid-19 pada Bulan Maret 2020 kemarin. Ilmu baru dalam sensus penduduk ini, selain menambah ilmu dari guru sendiri, juga sangat bermanfaat bagi anak didik.
“Karena wawasan mereka akan semakin luas, mereka akan jadi tahu, apa itu sensus penduduk, apa manfaatnya dan bagaimana cara melakukan sensus penduduk,” kata Asrofi, saat mendampingi Plt Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifudin, yang menerima penghargaan sensus penduduk online 2020 di Kab Sidoarjo tahap pertama yang dinilai sukses.
Ternyata, tidak hanya masalah sensus penduduk saja, para siswa mulai dari tingkat SD sampai SMP di Kab Sidoarjo, ditambahkan Kepala Dikbud Sidoarjo, Asrofi, juga banyak diberikan tambahan ilmu lain diluar mata pelajaran dalam kurikulum 2013 itu.
Asrofi menyebut salah satunya informasi tentang seputar bahaya Narkoba, juga diberikan kepada siswa. Untuk topik ini bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Sidoarjo.
Mengenalkan topik Narkoba kepada siswa juga dianggap sangat penting. Karena siswa yang masih berusia dini, tidak sampai terjerumus dalam penyalahgunaan, pemakaian dan pengedaran barang haram itu.
“Karena Narkoba ini sangat jahat, sekali mencoba akan ketagihan terus, disini ada zat adiktif, yang bisa membuat rasa nyaman bila memakainya, sehingga kalau tidak memakai akan terus ketagihan,” ujarnya.
Pihak BNNK Sidoarjo biasanya menyampaikan topik pencegahan Narkoba ini biasanya pada saat kegiatan upacara pagi di sekolah. ”Topik bahaya Narkoba disampaikan supaya anak didik bisa waspada dan menghindarinya, kalau tidak disampaikan, maka anak didik akan tidak tahu,” tandasnya
Sementara itu, Kepala BPS Sidoarjo, Indriyah Purwaningsih menambahkan, para guru ternyata tidak banyak mengalami kesulitan dalam belajar mensensus penduduk secara online ini.
“Menurut para guru yang mayoritas perempuan itu, proses sensus secara online tidak lama dan tidak sulit, asalkan data – datanya ada dan signyal internetnya lancar,” kata Indri-sapaan akrabnya.
Agar sensus penduduk secara online di Kab Sidoarjo semakin lancar dan berhasil, menurut Indri, para ibu di rumah tangga juga bisa dilibatkan dalam pelatihan sensus penduduk secara online itu.
“Kalau kelompok ibu dalam dasa wisma sudah, dan pernah dikumpulkan di pendopo belakang, beberapa waktu lalu, tetapi kalau ibu dari fatayat dan aisyiah, masih belum sempat,” ujar Kepala BPS perempuan pertama kali di Kab Sidoarjo itu. [kus]

Tags: