Guru Dilatih Buat Soal Sesuai Ejaan Baku

Guru SD Muhammadiyah 15 Surabaya dilatih membuat soal dengan menggunakan ejaan yang baik dan benar sesuai kaidah yang berlaku. [adit hananta utama/ bhirawa]

Guru SD Muhammadiyah 15 Surabaya dilatih membuat soal dengan menggunakan ejaan yang baik dan benar sesuai kaidah yang berlaku. [adit hananta utama/ bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Membuat soal berkualitas tidak hanya berkaitan dengan bobot kesulitannya. Lebih dari itu, para guru juga harus teliti memperhatikan ejaan yang digunakan telah sesuai kaidah yang baku atau belum.
Kenyataannya, kaidah ejaan bahasa Indonesia sering tidak diperhatikan dalam pembuatan soal. Pembuat soal biasanya hanya lebih fokus pada materi pelajaran. Pembuat soal merasa target utama dalam pembuatan soal adalah mutu soal yang diukur dalam tingkat kesulitan soal.
”Dalam menyusun soal, guru diharapkan menggunakan kaidah yang berlaku saat ini. Sehingga akan mempermudah siswa dalam mengerjakan tugas penilaian baik harian, tengah, atau akhir semester,’ ungkap Suher M.
Saidi saat menjadi nara sumber pelatihan Membuat Soal yang ber-Kualitas dan ber-Mutu di SD Muhammadiyah 15 Wiyung, Surabaya, Sabtu (24/12)
Saidi menjelaskan, kaidah merupakan rumusan yang menjadi hukum atau aturan yang sudah pasti. Sehingga, ejaan Bahasa Indonesia yang berkualitas, termasuk dalam soal ujian harus mengikuti patokan sesuai kaidah ejaan yang berlaku dalam bahasa Indonesia.
”Kaidah ejaan Bahasa Indonesia terbaru tertuang dalam Permendikbud nomor 50, tahun 2015. Kaidah itu dinamakan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI),” tutur pria yang juga Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya itu.
Dia mengakui, banyak guru berpikir bahwa kaidah ejaan hanya dipakai dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Padahal ejaan berhubungan dengan penggunaan kalimat bahasa Indonesia. ”Tapi kita lihat, semua materi pelajaran dijelaskan menggunakan bahasa Indonesia. Maka semestinya memakai kaidah ejaan bahasa Indonesia yang benar,” tandasnya.
Memang, lanjut Saidi, ejaan sebagai materi pelajaran termasuk dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Namun, penggunaan ejaan dalam kehidupan sehari-hari juga melingkupi mata pelajaran lain, terutama dipergunakan dalam pembuatan soal.
Dalam pelatihan pembuatan soal itu, sedikitnya 50 guru terlibat sebagai peserta aktif. Mereka dilatih agar dalam pembuatan soal tidak hanya memperhatikan bobotnya, melainkan juga kualitas dari segi bahasa dan ejaan.
Asifatuz Zuhro, salah satu peserta kegiatan ini mengaku, pelatihan ini mengingatkan kembali hal-hal yang biasa dianggap sepele lalu diabaikan. Salah satunya terkait ejaan yang baik dan benar. ”Bagi kami ini sangat menarik. Ketika membuat soal dalam penilaian, kita harus mengingat lagi kaidah yang berlaku saat ini,” pungkasya. [tam]

Tags: