Guru – Guru di Kabupaten Ponorogo Bersiap Menuju Era Industri 4.0

Wakil Bupati Ponorogo membuka seminar dalam rangkat peringatan Hari Pendidikan Nasional di GOR Singodimejo, Minggu (28/04/2019).

Ponorogo, Bhirawa
Guru – guru di Ponorogo mempersiapkan diri untuk menyongsong era industri 4.0. Karena itu, untuk lebih menambah pengetahuan dan kompetensi guru, maka Dinas Pendidikan (Dindik) Ponorogo menggelar seminar di GOR Singodimejo Ponorogo, Minggu (28/04). 2.650 guru SD dan SMP di Kabupaten Ponorogo mengikuti gelaran tersebut. Selain untuk menambah kompetensi dan pengetahuan guru, acara seminar juga dilakukan sebagai peringatan Hari Pendidikan Nasional.
Dalam gelaran yang bertemakan “Guru Profesional Menuju Era Industri 4.0” itu, Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan Indonesia, Supriano dan Kepala LPMP Jawa Timur Bambang Agus Susetyo hadir sebagai narasumber acara.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati Ponorogo Soedjarno mengatakan, peran guru sangatlah penting untuk menyongsong era industri 4.0. Dengan tuntutan serba cepat di era globalisasi, kualitas SDM dapat menentukan sejauh mana kemajuan yang dapat diraih.
“Di era globalisasi ini, tuntunannya serba cepat. Kita harus mencetak kader – kader bangsa yang kompeten dan dapat mengatasi tantangan yang ada. Dan untuk mencetak kader tersebut, peran guru sangatlah penting. Guru yang kompeten dan dapat mengikuti arus pergeseran jaman, bisa menghasilkan kader penerus bangsa yang cerdas, bermartabat, dan berkarakter,” sambut Soedjarno.
Lebih lanjut, Wabup berharap dengan datangnya Kementerian Pendidikan Indonesia, permasalahan dunia pendidikan di Ponorogo dapat lebih cepat terselesaikan. Karena Kemendik dapat melihat langsung kondisi dunia pendidikan Ponorogo secara langsung.
Senada dengan pernyataan itu, Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Supriano melihat pentingnya peran guru dalam mencetak kader penerus pembangunan.
Indonesia sekarang ini punya bonus demografi sebanyak 40 juta anak. Mereka harus diberikan pendidikan yang baik, sehingga dapat menjadi aset yang berkualitas. 40 juta aset itu dapat mengatasi tantangan era globalisasi. Kualitas SDM sebanyak itu ada di tangan guru,” ungkap Supriano.
Supriano juga menjelaskan pentingnya sistem zonasi untuk mengatasi masalah kurang meratanya distribusi guru di Indonesia. Di beberapa daerah, jumlah guru menumpuk sehingga perlu didistribusikan secara merata ke daerah yang kekurangan tenaga pengajar. Dengan tersedianya pengajar di seluruh Indonesia, maka kualitas mengajar dapat tersebar merata pula. [mb10]

Tags: