Guru Positif Covid-19, Dua SMAN di Situbondo di Lockdown

Said Arifin Bukaryo

Kacabdindik Bondowoso Minta Dua Sekolah Ditutup Sementara
Situbondo, Bhirawa
Jumlah warga Situbondo yang dinyatakan positif Virus Corona belakangan ini kian bertambah. Terbukti, hingga Kamis (17/9) kemarin sedikitnya ada 411 orang dinyatakan positif tertular korona.
Dari jumlah sebesar itu, 343 orang diantaranya dinyatakan sembuh, 73 orang suspect dan sisanya lima orang probable. Kondisi ini ternyata juga berimbas kepada kluster pendidikan yang menimpa guru yang ada di dua SMAN di Kabupaten Situbondo. Akibatnya dua SMAN ini kini harus di lockdown untuk sementara waktu.
Kepala SMAN 1 Asembagus, Kabupaten Situbondo, Said Arifin Bukaryo, ketika dikonfirmasi menolak jika sekolah yang dipimpinnya dikatakan di lockdown sejak kemarin. Mnurutnya, yang benar SMAN 1 Asembagus mengembalikan sistem pembelajaran dari Pembelajaran Tatap Muka (PTM) ke sistem Daring (dalam jaringan).
“Bukan dilockdown tetapi kami kembali ke sistem belajar Daring Dari Rumah (BDR),” bantah Said melalui kiriman Whats App Kamis kemarin (17/9).
Namun, Said membenarkan jika salah satu tenaga pendidik yang mengajar di SMAN 1 Asembagus dinyatakan positif Virus Corona. Kini guru Mata Pelajaran (Mapel) PAI (Pendidikan Agama Islam) itu masih menjalani perawatan dan isolasi di RSU dr Abdoer Rahen Situbondo. ”Kalau soal tertular dari mana, saya tidak bisa memastikan. Ada kemungkinan tertular dari tamu yang datang dari luar daerah,” ujar Said.
Said menambahkan, kepastian kabar diperoleh dari kerabat dan keluarga guru itu. Said juga memperolah kabar, sebelum dinyatakan positif terserang Virus Corona, guru itu mempunyai penyakit bawaan yakni sering batuk-batuk. ”Saya ikut berdoa semoga salah satu guru itu cepat sembuh dan cepat kembali mengajar,” pungkas Said.
Terpisah, Kepala Cabang Dinas Pendidikan (Kacabdindik) Provinsi Jatim Wilayah Bondowoso, Sugiono Eksantoso, mengakui dua SMAN yang ada di Kabupaten Situbondo yakni SMAN 1 Asembagus dan SMAN 1 Kapongan untuk sementara ini ditutup dari KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) secara tatap muka. Maka KBM di dua SMAN itu dikembalikan ke sistem Daring.
“Sebelumnya dua SMAN ini sudah melaksanakan sistem PTM. Dengan adanya kabar ini, semua pembelajaran dilakukan dari rumah (Daring), ujar Sugiono.
Kepastian penutupan sementara dua sekolah langsung diminta oleh Sugiono, karena jika tetap memakai sistem PTM dikawatirkan menular kepada para siswa. Langkah itu ditempuh, lanjut Sugiono, untuk menghindari adanya sebaran Virus Corona di kluster pendidikan.
“Dugaan kami ini tertular karena ada kegiatan perjalanan keluar kota. Untuk semua kegiata siswa saat ini harus dilakukan dari rumah dan tidak boleh dilakukan di sekolah,” tegas Sugiono. [awi]

Tags: