Guru SD Dilatih Buat Soal Tingkat Tinggi

guru-sd-dilatih-buat-soalPemkot Surabaya, Bhirawa
Pergantian Ujian Nasional (UN) ke Ujian Sekolah Berstandar Nasioal (USBN) tidak akan banyak berpengaruh di jenjang sekolah dasar. Sebab, perubahan UN ke US telah dialami jenjang SD sejak tiga tahun lalu. Karena itu, persiapan untuk menghadapi ujian tersebut dilakukan layaknya tahun-tahun sebelumnya.
Seperti yang dilakukan Dinas Pendidikan (Dindik) Surabaya dalam melatih para guru membuat soal ujian. Kabid Pendidikan Dasar (Dikdas) Dindik Surabaya Eko Prasetyoningsih mengatakan, pelatihan penyusunan soal belajar tingkat tinggi akan digelar untuk mempersiapkan para guru. Khususnya bagi guru dengan mata pelajaran (mapel) IPA, Bahasa Indonesia, dan Matematika. Jumlah guru yang dilatih tiap mapel, lanjut Eko, sebanyak 124 orang.
“Totalnya berarti 372 guru. Semuanya guru kelas VI SD dan dilatih bergelombang,” ungkap Eko, Senin (5/12).
Menurut dia, pelatihan ini untuk memberikan teknik ke guru-guru bagaimana membedakan soal High Order Thinking (HOT) dengan soal-soal lain. “Soal itu ada tiga kategori, yaitu ringan, sedang, dan tinggi. Ini mencakup soal afektif, kognitif, serta psikomotorik,” terangnya.
Eko menyatakan, soal tingkat tinggi bertujuan membuat siswa tidak menjawab soal begitu saja, melainkan membutuhkan sebuah pemikiran yang lebih mendalam. Soal-soal tingkat tinggi ini bisa digunakan ujian. Namun, persentasenya akan ditentukan sesuai porsinya.
“Kalau dibutuhkan untuk ujian, tinggal ditentukan berapa persennya,” tandasnya.
Persiapan serupa juga terlihat di tingkat satuan pendidikan. Seperti di SD Khadijah Wonokromo yang menggelar tryout rutin sejak siswa berada kelas 5. Peranan guru pelajaran dan guru kelas di maksimalkan dalam hal ini. Selain itu, setiap tahunnya ada guru kelas yang ditugaskan untuk mengikuti pelatihan pembuatan soal di Dindik Surabaya.
Kepala SD Khadijah Wonokromo Syifa’ul Khoir menjelaskan, tahun ini guru pelajaran IPA disekolahnya ditunjuk untuk mengikuti pelatihan dalam pembuatan soal tingkat tinggi. “Kalau pelatihan dari dinas biasanya memang menjelang ujian sekolah, kira-kira enam bulan sebelumnya. Kalau pemilihan gurunya biasa dari kinerja guru berdasarkan dapodik, sehingga dipilih untuk mewakili,”ungkapnya.
Dikatakannya, pelatihan dari dinas selama dua hingga tiga kali pertemuan. Biasanya dilanjutkan dengan sosialisasi dengan guru pelajaran dalam satu gugus. Pertemuan ini mengambil jam rutin Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di tiap hari Sabtu. Selain itu, guru yang mengikuti pelatihan juga diminta membuat 40 soal sesuai pelajarannya untuk dijadikan bank soal dalam US.
“Imbas dari pelatihan juga minta dibikin soal, tapi belum tahu dipakai atau tidak. Yang penting dikirim, soalnya yang mengurus tahun lalu dari provinsi. Kalau tahun ini SD jadi diserahkan ke kota, pastinya soal buatan guru ini bisa dipakai lebih banyak lagi dalam soal US,” pungkasnya. [tam]

Tags: