Guru SMK Antartika 2 Dilatih Menyusun Soal Berbasis Assesmen Nasional

Pengawas SMK Abdul Kholis sedang memberikan pelatihan soal ujian satuan sekolah. [achmad suprayogi]

Sidoarjo, Bhirawa
Sesuai Program Merdeka Belajar Kemendikbud bahwa tak ada Ujian Nasional (UN), sebaliknya diganti dengan Ujian Satuan Pendidikan. Diantaranya tidak bolah ada intervensi dari siapapun untuk kelulusan siswa dan ditentukan sekolah masing – masing.
Menurut Pengawas SMK dari Cabang Dinas Pendidikan Jatim Wilayah Surabaya – Sidoarjo, Abdul Kholis SPd MPd, kondisi ini sekolah tidak boleh lengah, justru harus terpacu untuk meningkatkan kualitasnya, serta membuat soal – soal ujian satuan pendidikan. Jika tidak, mereka akan ditinggal oleh masyarakat. Karena masyarakat akan memilih sekolah yang berkualitas.
Kholis ditemui sela – sela memaparkan materinya, saat menjadi pemateri dalam Pelatihan Penyusunan Kisi – kisi dan Pembuatan Soal Berbasis Assessment Nasional Menuju Sekolah Center of Excellence di SMK Antartika 2 Sidoarjo, Selasa (16/2) kemarin, penyusunan soal ujian satuan pendidikan berdasarkan Merdeka Belajar, mengacu Surat Edaran (SE) Menteri Pendidikan.
“Diantara isi SE menjelaska, ujian satuan pendidikan itu tidak boleh ada intervensi dari siapapun. Otonomi dari sekolah masing – masing untuk menentukan soal ataupun menyusun soal, bahkan untuk menentukan kelulusan itu sekolah sendiri yang menentukan,” tegasnya.
Maka sekolah harus membuat soal – soal yang berkualitas. Seperti yang telah dilakukan oleh SMK Antartika 2 Sidoarjo ini, yakni dengan mengadakan pelatihan penyusunan soal HOTS (Higher Order Thinking Skills).
“Artinya soal – soal yang diberikan mengacu atau memberikan satu ruang seperti soal – soal AKM (Asesmen Kompetensi Minimum), mengukur tentang literasi dan nomerasi. Jadi tidak semuanya soal HOTS, ada tiga level yaitu sulit, sedang dan mudah,” jelas Cholis.
Sementara itu, Kepala SMK Antartika 2 Sidoarjo, Retno Purwo Lystiorini menuturkan, kegiatan pelatihan membuat soal ini dalam rangka menghadapi ujian satuan pendidikan. Memang sengaja digelar, tujuannya untuk menyamakan pandangan semua guru Mapel, baik dari kelompok A, B dan C.
“Maka disepakati, soal yang diberikan kepada siswa itu benar – benar levelnya HOTS. Dengan komposisi, 30% sulit, 30% mudah dan 40% sedang,” tuturnya.
Soal yang diberikan kepada semua guru bisa sama, seimbang dengan prosentase yang ditetapkan. Dengan harapan kemampuan para siswa kelas XII bisa menuntaskan sesuai dengan kompetensinya.
“Tahun ini ada 750 siswa yang akan mengikuti ujian satuan pendidikan. Ada 250 siswa Eligible SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) 2021. Saya berpesan kepada mereka jangan salah pilih kampus, jangan salah pilih jurusan, jangan mementingkan ego sendiri. Mereka juga harus bisa mengukur kompetensi dirinya, berdasarkan nilai raport semester I hingga semester V,” pesan Retno. [ach]

Tags: