Guru SMKN 2 Probolinggo Hasilkan 3.400 Sketsa

Khoirul Anam dengan hasil sketsanya yang sangat indah. Dia pernah mendapat penghargaan dari Galeri Nasional Indonesia, Dirjen Kebudayaan Kemendikbud. [wiwit agus pribadi]

Selalu Bawa Alat Sketsa, Pernah dapat Penghargaan dari Galeri Nasional Indonesia
Kab Probolinggo, Bhirawa
Bagi Khoirul Anam, waktu luang berarti menggambar skesta. Begitu konsisten dia menggambar. Dan hasilnya, sejak 2010 hingga kini ia sudah mengumpulkan 3.400 sketsa. Tiap sketsa memiliki nilai histori tersendiri baginya.
Kemanapun pergi, Khoirul Anam pasti membawa satu set alat sketsanya. Mulai buku gambar ukuran A5, bolpoin dan pensil, termasuk penghapus dan penggaris. Hal itu berlangsung hingga saat ini, bahkan selama dia mengajar di SMKN 2 Kota Probolinggo.
Pria lulusan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) pada 2010 ini memang sangat konsisten berkarya. Selama ada waktu luang, pasti dia menggambar sketsa. Tidak heran, mulai tahun 2010 hingga saat ini, pria 34 tahun itu sudah menghasilkan 3.400 sketsa. Tentu, sketsa yang dibuatnya erat kaitanya dengan perjalanan hidupnya. Baginya, membuat sketsa merupakan salah satu caranya untuk mengisi waktu luang dan refreshing otak.
Pada Sabtu (19/9), di ruang Information and Communication Technology (ICT) SMKN 2 Kota Probolinggo. Berkemeja putih dengan celana hitam, Anam -panggilannya- tampak bersahaja, khas seniman. Hari itu dia baru saja mengajar dengan jumlah murid terbatas tentu saja. Sebab, pandemi korona masih terjadi di Kota Probolinggo. Anam pun dengan antusias menceritakan kesehariannya menggambar sketsa.
“Setiap ada waktu luang, saya pakai untuk membuat sketsa. Misalkan saat makan bersama teman-teman, saya gunakan teman saya sebagai objek sketsa. Atau saat menunggu antrean, daripada waktu terbuang begitu saja, maka saya isi dengan membuat sketsa kondisi saat itu,” terangnya.
Bisa dibilang, sketsa yang dibuat adalah gambaran di masa tertentu. Karena itu, peristiwa di masa tertentu akan langsung muncul dalam benaknya saat melihat-lihat lagi sketsa yang dibuat. “Ketika saya melihat sketsa saya dua tahun lalu tentang teman-teman yang sedang makan misalnya, maka perasaan dua tahun lalu itu akan muncul berikut suasananya,” kata pria 34 tahun itu.
Bahkan, pria yang juga mengajar mata pelajaran seni budaya itu, tak jarang membuat sketsa di kelas ketika anak didiknya menggambar. “Kadang sembari menunggu anak-anak membuat gambar di kelas, saya buat sketsa mereka,” tandasnya.
Karena hobinya itulah, ia tidak pernah lepas sedikit pun dari tas hitam kecil miliknya. Tas hitam itu berisikan satu set alat sketsa. “Pernah karena bepergian dekat, saya tidak membawa alat sketsa saya. Dan ternyata ada aktivitas mengantre saat itu. Akhirnya, waktu untuk mengantre terbuang sia-sia. Bahkan sempat bingung juga mau ngapain, sementara alat sketsa tidak dibawa,” kata pria kelahiran Mojokerto itu.
Pria yang indekos di Jalan Mastrip, Kanigaran, itu mengaku dengan membuat sketsa dirinya bisa tenang. Bisa dibilang, membuat sketsa sebagai caranya refreshing. Karena itu saat sedang suntuk, bisa dipastikan ia akan membuat sketsa.
Konsistensinya menggambar sketsa itu membuat dirinya berhasil masuk sejumlah nominasi. Karyanya dipamerkan di ajang Galeri Nasional Indonesia dalam acara [Re]Kreasi Garis pada 4-16 September 2018.
Yang paling baru, ia mendapatkan piagam penghargaan dari Galeri Nasional Indonesia Direktorat Jenderal Kebudayaaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada 12 Oktober 2019. Karyanya dipajang di festival Sketsa Indonesia Sketsa Foria Urban. “Saat itu saya membuat sketsa museum dr Moh Saleh,” tuturnya.
Tak berhenti di sana, pria yang mulai mengajar di SMKN 2 Kota Probolinggo pada tahun 2011 itu, juga menjadi ilustrator kumpulan puisi dari Usril Novian Aliwi dengan judul Ulang Alik pada tahun 2018. Juga menjadi ilustrator kumpulan cerpen Rio F Rachman dengan judul Merantau pada tahun 2017, ungkapnya.
Menggambar sketsa adalah latihan menggambar kerangka kasar atau rancangan kasar dari sebuah karya seni yang tuntas. Menggambar sketsa dapat berfungsi sebagai persiapan bagi karya seni yang besar, atau sekadar untuk memahami penampakan dari sesuatu.
Menggambar merupakan salah satu aktivitas yang bisa dijadikan sebagai relaksasi dari kepenatan kegiatan sehari-hari. Mungkin banyak dari kamu yang berpikir menggambar perlu bakat sejak lahir. Padahal, dengan rutin latihan kamu juga bisa menciptakan berbagai kreasi gambar yang indah.
Menggambar sketsa sebenarnya sangat sederhana jika sudah mempersiapkan segala keperluan untuk menggambar. Kuncinya adalah selalu tekun dan banyak belajar dari karya orang lain untuk dipelajari, tambahnya. [wiwit agus pribadi]

Tags: