Guru SMPN 1 Kraksaan Berpretasi di Tingkat Nasional

Guru SMPN 1 Kraksaan A’irin Nur Widyastuty berhasil meraih juara 2 dalam pemilihan Guru Berprestasi Pendidikan Dasar Tahun 2018, untuk jenjang SMP yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Berharap A’irin Bisa Menginspirasi Guru Lain
Probolinggo, Bhirawa
Prestasi membanggakan telah diukir oleh guru SMPN 1 Kraksaan, A’irin Nur Widyastuty di tingkat nasional. A’irin sukses meraih juara 2 dalam pemilihan Guru Berprestasi Pendidikan Dasar Tahun 2018, untuk jenjang SMP yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI pada 10-18 Agustus 2018 lalu.
Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Probolinggo Dewi Korina berharap prestasi yang diraih A’irin Nur Widyastuty, guru SMPN 1 Kraksaan bisa menjadi inspirasi dan motivasi bagi guru lainnya di Kabupaten Probolinggo.
“Salah satu indikator guru berprestasi adalah menghantarkan peserta didik menjadi murid yang berprestasi pula, baik prestasi akademik, berkarakter, berakhlak mulia dan terampil, ” ungkapnya.
Menurut Dewi, saat ini Dispendik Kabupaten Probolinggo sedang menyiapkan seleksi Guru dan Pengawas berprestasi, untuk diberikan pembekalan dan pemantapan.
“Adapun sebagai salah satu narasumbernya adalah Ibu A’irin Nur Widyastuty, “tegasnya.
Sementara A’irin Nur Widyastuty menyampaikan ada beberapa penilaian yang dilakukan dalam kegiatan ini. Meliputi, portofolio, tes kepribadian, tes tertulis kompetensi, presentasi, wawancara dan akhlaq mulia.
“Dari semua komponen tersebut saya sendiri menganggap bahwa komponen terpenting adalah presentasi dan wawancara yang harus diikuti oleh akhlak mulia peserta saat presentasi, ” katanya.
Menurut Airin, ada salah satu peserta yang ditegur oleh juri dikarenakan dianggap kurang sopan terhadap juri. Latar belakang daerah asal juga dipertimbangkan dalam penulisan karya tulis ini. Juri memberikan apresiasi tinggi bagi daerah terbatas tetapi guru dapat berinovasi dengan keterbatasannya.
“Juara 1 berasal dari Lombok NTB yang saat ini berada dalam kondisi bencana. Dalam kondisi tersebut, guru dapat berinovasi dengan mengajarkan bagaimana memainkan musik dengan cara baik dan mengetahui not-notnya. Juara 3 berasal dari Merauke Papua yang membuat alat peraga IPA berupa model sistem pernapasan. Hal ini mengundang kekaguman dari juri karena pada daerah tersebut, guru dapat menyajikan pembelajaran yang menarik bagi siswanya, “jelasnya.
Airin mengaku sangat bangga sekali menjadi peserta guru berprestasi mewakili Provinsi Jawa Timur ke Tingkat Nasional. Dimana selama kegiatan telah diperlakukan sangat baik oleh panitia. Panitia juga bersikap sangat sabar dan menganggapnya yang terbaik dari provinsi masing-masing dan selalu memberikan pujian pada semua.
“Kami mendapatkan tas, setelan jas yang dijahitkan pada penjahit profesional sehingga terasa pas di badan kami, flasdish, setelan training, tas cangklong juga pointer. Bertemu dengan peserta dari berbagai daerah se-Indonesia menjadi pengalaman yang tidak terlupakan dimana kami bisa berbagi pengalaman dan cerita dari daerah masing-masing serta menambah teman dan mempererat silaturahim,” tegasnya.
Dari hasil penilaian ini, Airin mengaku ada beberapa hal yang perlu diperbaiki, salah satunya dalam penulisan PTK. Masih ada beberapa bagian yang perlu diperbaiki dalam penulisannya termasuk penulisan bagian kesimpulan dan penulisan data.

Bangga, Presentasi Dipuji Juri dan Peserta dari Daerah Lain
Sebagai satu-satunya perwakilan dari Jawa yang bisa masuk kedalam 3 besar, Airin mengaku menjadi sebuah kebanggaan tersendiri dan rasa bersyukur yang teramat dalam. Terlebih saat presentasi dan wawancara memang mendapatkan respon positif dari juri karena ide yang diangkat sangat positif dan bagus bagi siswa.
“Kontingen peserta lain juga mengatakan bahwa presentasi yang saya lakukan sangat bagus. Bahkan ada yang mengatakan bahwa saya seharusnya mendapatkan juara 1. Tapi buat saya ini adalah capaian yang luar biasa, mengingat perjuangan yang saya lakukan dalam mempersiapkan ini semua benar-benar melelahkan. Lebih dari seminggu saya sering pulang malam dan lembur untuk mempersiapkan segalanya, ” terangnya.
Ke depan Airin berharap semoga setelah kembali ke sekolah bisa bermanfaat dan menjadi teladan bagi siswa ataupun guru lainnya. Tetap memegang komitmen dan budaya kerja, dapat memberikan masukan dan pendapat bagi daerah sendiri untuk dapat mengembangkan potensi pendidikan di Kabupaten Probolinggo.
“Dalam mengikuti ajang Guru Prestasi harus memiliki totalitas, sepenuh hati dan keikhlasan. Jangan memperhitungkan berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan dalam mengikuti ajang ini, tapi harus bisa memberikan yang terbaik dalam semua aspek penilaian. Guru mulia karena karya. Kerja keras budaya kita prestasi bangsa, “tambahnya.
Setelah mendapatkan juara 2 nasional, Airin mengaku banyak hal yang diperoleh. Selain pengalaman berharga dan menambah banyak teman se-Indonesia, fasilitas lain adalah ketika diundang ke gedung MPR/DPR RI pada 16 Agustus 2018.
“Atas prestasi ini kami juga mendapatkan hadiah sertifikat besar dalam pigura yang ditandatangani langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Prof. Dr. Muhadjir Effendy ditambah penghargaan berupa uang pembinaan serta hadiah laptop yang awal mulanya hanya diberikan pada juara 1. Tetapi alhamdulillan pada akhirnya panitia memberikan hadiah laptop bagi juara 1, 2 dan 3,” ujarnya. Tidak lupa Airin juga menceritakan pengalamannya selama mengikuti pemilihan apresiasi untuk pendidik dan tenaga kependidikan berprestasi dan berdedikasi. [wap]

Tags: