Guru Tak Harmonis, Ratusan Siswa Gelar Unjuk Rasa

Ratusan siswa SMAN 1 Gondanglegi, Kec Gondanglegi, Kab Malang saat menggelar aksi unjuk rasa di halaman sekolah setempat. [cahyono]

Kab Malang, Bhirawa
Permasalahan diinternal pengurus Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Gondanglegi, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, hal ini membuat ratusan siswa setempat menggelar aksi unjuk rasa di halaman sekolah mereka. Mereka juga menilai kinerja pengurus sekolah kurang baik.
Selain itu, diantara pengurus sekolah juga dinilai telah menciptakan suasana yang tidak harmonis, sehingga hal itu telah berdampak pada siswa. Sedangkan dari persoalan yang dihadapi para pengurus sekolah tersebut, maka menyebabkan terjadinya perpecahan antar guru, dan bahkan terjadi dua kubu.
Aksi unjukrasa yang digelar para siswa SMAN 1 Gondanglegi itu, karena para siswa sudah gerah dengan apa yang selama ini terjadi dilingkungan sekolahnya. Sehingga mereka menuntut Kepala Sekolah (Kasek) SMAN 1 Gondanglegi Lilik Wahyuni untuk segera menyelesaikan persoalan diinternal pengurus.
Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) SMAN 1 Gondanglegi Bidang Kurikulum Fadilah Zamzam, mewakili Kasek Lilik Wahyuni yang saat ini diundang Direktorat Pendidikan di Jakarta, Rabu (21/11) membantah, jika aksi unjukrasa siswa SMAN 1 Gondanglegi karena adanya perpecahan diinternal guru, wakasek, dan kasek.
“Namun memang, setelah ada pergantian wakasek baru, persoalan itu muncul. Sedangkan pergantian wakasek itu hak prerogatif atau kewenangan kasek dalam mengganti wakasek. Meski ada persoalan diinternal pengurus sekolah, tapi belajar mengajar berjalan normal,” akunya.
Menurutnya, pergantian empat wakasek lama itu, disebabkan mereka tidak bisa bekerjasama dengan kasek, dan dinilai kasek mereka itu juga bermasalah sehingga mereka diganti. Sedangkan aksi unjukrasa siswa ini diluar dugaan kami, karena SMAN 1 Gondanglegi ini berencana menggelar ulang tahun sekolah. Sehingga Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) bersama Majelis Perwakilan Kelas (MPK) mengumpulkan siswa untuk menghimpun dana sebesar Rp 30 ribu-Rp 35 ribu per siswa untuk menambah penyelenggaraan ulang tahun sekolah. Tapi penghimpunan dana tersebut bukan perintah sekolah,
“Jadi sekolah tidak pernah memerintahkan dalam penghimpunan dana, dan kemudian blangko yang diedarkan oleh mantan wakasek lama itu, tidak tidak ada tanda tangan kasek, cap sekolah maupun tandatangan OSIS. Karena sekolah tidak memberi kewenangan dalam penghimpunan dan untuk kegiatan ulang tahun sekolah,” ungkap Fadilah.
Dalam kesempatan itu, ia juga menjelaskan, penghimpunan dana untuk ulang tahun sekolah itu, MPK konsultasi dengan wakasek bagian kesiswaan yang lama, dan telah diberi izin untuk menghimpun dana. Padahal dana tarikan untuk kegiatan ulang tahun sekolah telah diresahkan para siswa.
Namun dalam aksi unjurasa siswa pada hari ini, malah wakasek baru disuruh diganti. Sehingga dugaan saya, dalam aksi unjukrasa siswa ini ada yang menunggangi. Sedangkan pergantian wakasek, itu kan bukan urusan siswa, tapi itu urusan kasek, Cabang Dinas Pendidikan, dan Dinas Pendidikan.
“Jadi kami curiga bahwa aksi unjukrasa siswa ini ditunggangi oleh kelompok-kelompok yang ada di dalam SMAN 1 Gondanglegi sendiri. Sehingga jika itu benar ada yang menunggangi dalam persoalan ini, maka yang dirugikan adalah para siswa,” tegas Fadillah.
Sementara itu, salah satu perwakilan siswa SMAN 1 Gondanglegi Wildan Faris mengatakan, bahwa aksi unjuk rasa yang kita lakukan ini, karena para siswa merasa resah dengan kinerja tenaga pengajar di sekolah ini. Dan terlebih lagi terjadi perpecahan yang ada pada tenaga pengajar atau guru. Sedangkan ketidak harmonisan yang ada di lingkungan SMAN 1 Gondanglegi, hal ini menyebabkan adanya dua kubu tenaga pengajar.
Dalam aksi unjukrasa ini, masih dia katakan, setidaknya ada 13 tuntutan yang diminta para siswa kepada pihak sekolah. Salah satunya adalah terkait transparansi biaya bimbingan belajar kelas XII, yang awalnya dijanjikan enam mata pelajaran namun realitanya siswa hanya mendapat tiga mata pelajaran dan bahkan sering diliburkan.
“Dua kubu diantara para guru, ada yang pihak kasek dan ada yang pihak wakasek lama, sehingga hal tersebut telah meresahkan para siswa. Sehingga dalam persoalan diinternal sekolah, dampaknya pada aktifitas belajar mengajar di SMAN 1 Gondanglegi,” tuturnya. [cyn]

Tags: