Guru Tamu 8 Negara Ajarkan Pemberdayaan Perempuan di SMAMITA

Salah satu Guest Teacher Matilda dari Italia sedang memberikan materi tentang budaya dan AIESEC.

Sidoarjo, Bhirawa
Kehadiran Guest Teacher/guru tamu dari 8 negara telah mewarnai suasana pembelajaran di SMA Muhammadiyah 1 Taman (SMAMITA) Sidoarjo. Mereka memberikan pengalaman yang berbeda, sehingga akan semakin memperkaya siswa-siswa dalam mengenal lingkungan dan dunia.
Guru tamu yang tergabung dalam AIESEC (Association for the International Exchange of Students in Economics and Commerce), diantaranya Shaily dari Bangladesh, Jennie dari Yunani, Chinu dari India, Matilda dari Italia, Mara dari Jerman, Sherly dari China, Farncis dari China dam Chantal dari Hongkong, dengan mengusung tema ‘Women Empowerment’ atau ‘Pemberdayaan Perempuan’ yang disampaikan langsung kepada siswa SMA Muhammadiyah 1 Taman Sidoarjo.
Women Empowerment atau pemberdayaan perempuan merupakan usaha untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender dalam kehidupan keluarga dan masyarakat. Tujuannya untuk meningkatkan status, posisi dan kondisi perempuan agar dapat mencapai kemajuan yang setara dengan laki-laki.
Xie Nungrui, salah satu guest teacher dari China mengungkapkan tentang konsep women empowerment. “Women Empowerment merupakan bentuk pemberdayaan bagi wanita. Wanita sekarang bisa bekerja seperti laki laki, bisa berpendidikan tinggi, bisa berkarir, tidak hanya sebatas bekerja di dapur mengurus keluarga dan anak,” ujar Sherly.
Begitu juga Shaily, Guest Teacher dari Bangladesh juga menyampaikan tentang kebudayaan negara asalnya. Ia juga mengaku kalau bahasa yang digunakan adalah bahasa Bengali.
“Negara saya Bangladesh menggunakan Bahasa Bengali sebagai bahasa resmi,” katanya. Sedangkan untuk makanan khas yakni Tehari merupakan salah satu hidangan nasi yang populer dan beraroma harum di Bangladesh.
“Tehari terdiri versi vegetarian dan versi non-vegetarian. Versi non-vegetarian pun dibagi ke dalam dua jenis. Tehari dengan menggunakan daging sapi. Ada juga tehari menggunakan daging ayam,” tambahnya
Annisa’ul Baroroh mengaku senang sekali dengan adanya tamu-tamu dari luar negeri, karena bisa saling komunikasi tukar menukar pengalaman antara negara. Kami juga bisa menerapkan berbahasa Inggris dengan mereka. “Siapa tahu kalau ada program tukar pelajar antar negara, kami tidak canggung lagi,” jelas siswi kelas 11 IPA 5 saat dimintai komentar, kemarin (21/8).
Sementara itu, Waka Kesiswa Smamita, Edwin Yogi Layrananta merasa bangga bisa mengenallan budaya lomba peringatan Kemerdekaan RI kepada tamu asing. Meski hampir setiap Agustus selalu ada orang asing (turis) yang datang ke Smamita. “Kehadiran mereka bisa membuat para siswa dan siswi kami bisa berlatih bahasa Inggris, terutama soal speaking. Harapan kami, saat pertukaran pelajar keluar negeri para siswa dan siswi kami bahasanya lancar dan sudah mengenal sedikit-sedikit soal budaya yang berbeda-beda antar negara,” harapnya. [ach]

Tags: