Sidoarjo, Bhirawa
Regulasi baru tentang penyelenggaraan TK di Kabupaten Sidoarjo telah disosialisasikan GOPTKI (Gabungan Organisasi Penyelenggara Taman Kanak-kanak Indonesia) Kabupaten Sidoarjo, kepada 400 orang guru TK/RA.
Informasi regulasi itu disampaikan melalui Sosialisasi Kebijakan Dalam Penyelenggaraan TK di Kabupaten Sidoarjo yang mengusung tema Penyediaan PAUD Formal/TK diera Industri 4.0, dan dibuka Ketua GOPTKI Kabupaten Sidoarjo, Hj Endang Ahmad Zaini, juga dihadiri Penasehat GOPTKI Kabupaten Sidoarjo, Hj Ida Nur Ahmad Syaifuddin.
Hj Endang mengatakan, penyelenggara pendidikan TK/RA perlu mengetahui regulasi baru terkait lembaga yang dikelolanya. Hal ini penting demi mewujudkan PAUD Formal/TK yang unggul, kreatif dan inovatif. Penyelenggara pendidikan TK/RA harus mampu mengikuti perkembangan teknologi informatika saat ini. Sehingga guru TK/RA siap menghadapi era industri 4.0 yang berlaku saat ini.
“Sebagai organisasi yang merupakan gabungan penyelenggara TK, rasanya kami wajib untuk mensosialisasikan informasi ini, sebagai upaya peningkatan SDM penyelenggara TK dalam mengelola PAUD Formal atau TK yang berkualitas di era industri 4.0,” ucapnya.
Dalam kegiatannya kali ini, pihaknya bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidoarjo. Dua narasumber dihadirkannya dalam sosialisasi itu. Yakni dari BP-PAUD dan Dikmas Provinsi Jawa Timur, Erfan Agus Munif MPd dengan materi regulasi terbaru seputar penyelenggara TK yang wajib diketahui, serta Dosen Psikologi Universitas Negeri Malang, Prof DR dra Umi Dayati MPd yang akan menyampaikan materi penguatan bagi penyelenggara TK dalam mengelola PAUD formal/TK yang berkualitas.
Sementara itu, Erfan Agus Munif salah satu narasumber mengatakan revolusi industri tidak menggantikan semuanya. Salah satunya adalah interaksi langsung dari sebuah pekerjaan seorang guru. Apalagi dengan guru TK yang harus dekat dalam mendidik. Sehingga pekerjaan yang tidak dapat digantikan di era revolusi industri 4.0 kini adalah guru TK. ”Interaksi langsung adalah sesuatu yang tidak bisa digantikan oleh revolusi industri,” ujarnya, Selasa (12/11) kemarin. [ach]