Guru Wajib Delapan Jam di Sekolah

Karikatur Guru(Disiapkan Rancangan Manajemen Waktu)
Pemkot Surabaya,Bhirawa
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhajir Effendy kembali mewacanakan aturan baru terkait kewajiban guru di sekolah. Para guru harus berada di sekolah minimal delapan jam sehari. Hal ini tak urung membuat kepala sekolah harus berpikir ekstra. Khususnya jenjang sekolah dasar yang rata-rata lama waktu belajarnya hanya lima jam per hari.
Menanggapi ketentuan ini, beberapa sekolah di Surabaya tengah menyiapkan rancangan menajemen waktu bagi aktifitas guru. Seperti diungkapkan Kepala SDN Kapasan 3 Surabaya Solikin. Pihaknya mengungkapkan, saat ini tengah memikirkan cadangan rencana untuk memanajemen waktu guru di sekolah. Hal ini dilakukan sejak wacana full day school oleh kemendikbud.
Dikatakannya, konsep guru di sekolah selama delapan jam bisa jadi juga imbas full day school. Jika wacana itu diberlakukan, maka guru baru bisa meninggalkan sekolah pukul 15.00. “Selama ini kegiatan di sekolah saya untuk pembelajaran sudah selesai semua jam 12.00. Tetapi guru-guru pulangnya pukul 13.00,” jelasnya, Selasa (18/9).
Karena pelajaran hanya selesai jam 12.00, maka guru bisa memberikan tambahan jam khusus untuk anak-anak yang belum bisa membaca. Atau kegiatan yang ditujukan untuk penanaman karakter. Namun, dengan demikian beban kerja guru memang meningkat, karena dalam seminggu guru harus di sekolah selama 48 jam.
“Kalau bagi saya nggak masalah, tinggal kreativitas mengisi waktu saja. Saya yakin delapanĀ  jam itu harusnya ada modul berapa persen pengajaran dan lainnya,” jelasnya.
Kabid Tenaga Pendidik dan Kependidikan Dinas Pendidikan Surabaya Yusuf Masruh menjelaskan selama ini jam kehadiran guru di sekolah bervariasi, tergantung pada kebijakan kepala sekolah. Ada yang enam jam bahkan ada juga yang sampai 8 jam.
“Saya rasa guru pasti bisa beradaptasi. Karena kalau sudah kebijakan ya harus dilaksanakan,”tegasnya.
Sementara itu, Ketua PGRI Jatim Ichwan Sumardi mengatakan, gagasan yang disampaikan Mendikbud dinilainya akan memberikan kemudahan pada guru. Sebab, guru bisa menuntaskan pekerjaan di sekolah, sehingga saat pulang bisa fokus pada kegiatan dengan masyarakat.
“Kalau di sekolah delapan jam, Sabtu harusnya libur. Delapan jam di sekolah itu bisa dimanfaatkan dengan guru mengajar pendidikan karakter,” ungkapnya.
Selain itu, guru juga bisa menggunakan waktu di sekolah untuk menyiapkan bahan ajar atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Sehingga saat di rumah guru tidak perlu memikirkan pekerjaan lagi. Hal ini juga bisa dimanfaatkan untuk berdiskusi dengan teman sekerja terkait perkembangan pembelajaran.
“Memang kadang ada guru yang males, kalau cuma ngajar sebentar terus pulang ya namanya bolos,” pungkasnya. [tam]

Rate this article!
Tags: