Gus Ipul-Anas Effect, akan Munculkan Akrobat Politik Baru

Ketum DPP PDIP Megawati Soekarno Putri saat memperkenalkan pasangan cagub-cawagub Jatim Gus Ipul-Azwar Anas di Kantor DPP PDIP Jalan Diponegoro Jakarta Pusat. [zainal ibad]

Pemprov, Bhirawa
Munculnya pasangan Drs H Saifullah Yusuf dan H Abdullah Azwar Anas SPd SS MSi yang diusung PKB dan PDIP diprediksi bakal memunculkan Gus Ipul-Anas Effect. Sebab munculnya pasangan ini dinilai yang sangat ideal dan akan membuat partai politik di Jatim mati kutu.
“Saat ini mungkin masih terjadi negosiasi di partai-partai yang belum menentukan sikap. Untuk Partai yang sudah menentukan sikap seperti PKB dan PDIP yang mendukung Gus Ipul-Anas tidak ada masalah. Begitu pula dengan Partai Golkar, Hanura dan Nasdem yang menyatakan mendukung Khofifah juga sudah jelas arahnya. Tapi bagi partai yang masih abu-abu ini akan membuat akrobat politik karena Gus Ipul-Anas Effect,” kata pengamat politik dari Universitas Airlangga (Unair) Dr Novri Susan, dikonfirmasi, Senin (16/10).
Belokan besar yang tak terduga itu, lanjut Novri, dilakukan partai politik karena tidak akan ada pilihan lain selain mendukung Gus Ipul atau Khofifah di Pilgub Jatim 2018 mendatang. Sebab untuk memunculkan poros baru sangat beresiko, karena hasil Pilgub Jatim nanti akan berpengaruh pada Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2019 mendatang.
“Saya prediksi nanti hanya akan ada dua calon saja di Pilgub Jatim. Kalau lebih dari itu, sepertinya sangat sulit. Partai politik akan mikir dua kali karena sangat beresiko kalau memunculkan nama baru. Saat ini hanya ada dua nama (Gus Ipul dan Khofifah, red) yang sudah melenggang dan sepertinya sangat sulit dikejar jika memunculkan nama baru, mengingat waktu tidak sampai satu tahun,” ungkapnya.
Partai politik yang masih abu-abu belum menentukan sikap itu adalah PKS, PPP, PAN, Gerindra, Demokrat. Untuk Partai Gerindra, PKS dan PAN dikabarkan ingin membangun poros sendiri di Pilgub Jatim. Namun, kata Novri, figur yang bakal dimunculkan hingga kini masih belum jelas. Jika ada nama La Nyalla M Mattaliti, itupun masih belum ada keputusan dari partai.
“Berdasarkan survey, untuk figur cagub yang kuat hanya ada tiga. Yakni Gus Ipul, Khofifah dan Risma. Risma sudah tidak mungkin, karena Risma sudah menyatakan menolak. Selain itu PDIP juga telah mengusung Gus Ipul. Sedangkan nama lain seperti La Nyalla, angka popularitas dan elektabilitas masih jauh di bawah Gus Ipul, Khofifah dan Risma,” katanya.
Sementara itu, khusus pasangan Gus Ipul-Anas yang sudah pasti diusung PKB dan PDIP, dosen FISIP Unair ini menyatakan, pasangan ini adalah kombinasi nasionalis-religius yang sangat ideal. Karakter kedua tokoh yang sukses dibidang masing-masing ini saling melengkapi.
“Gus Ipul mempunyai karakter komunikasi politik yang bagus, bisa diterima masyarakat dari semua golongan. Sementara Anas merupakan sosok yang sukses menciptakan program di pemerintahannya. Jika keduanya berkomitmen dan bisa saling bekerjasama, akan menjadi kombinasi saling melengkapi yang sangat tepat,” katanya.
Jika ada yang menyebut pasangan Gus Ipul-Anas tidak merepresentasikan wilayah di Jatim, Novri menyebut pemetaan wilayah di Jatim sudah tidak terlalu kuat. “Pembagian wilayah seperti Mataraman, Tapal Kuda, Arek dan Madura sudah tidak cocok lagi saat ini. Sebab perkembagan teknologi informasi sudah memudarkan pembagian tipoligi tersebut. Tipologi itu hanya terjadi di era1990-an,” katanya.
Untuk itu, lanjutnya, jika Khofifah akan maju harus bekerja lebih berat lagi. Selain itu, Khofifah harus tepat mencari wakilnya. “Kuncinya ada di wakil. Siapa dia, saya tidak bisa menyebut. Ini adalah kerja berat untuk Khofifah jika ingin tarung di Pilgub Jatim 2018,” tandasnya. [iib]

Tags: