Gus Ipul Belajar Payung Madinah di Semarang

Wali Kota Pasuruan, H Saifullah Yusuf berkunjung ke Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Kedatangannya, mempelajari enam payung Madinah yang dimiliki Masjid Agung Semarang Jawa Tengah. [Hilmi Husain/Bhirawa]

Kota Pasuruan, Bhirawa
Wali Kota Pasuruan, H Saifullah Yusuf berkunjung ke Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Gus Ipul datang bersama empat OPD dan sejumlah staf Pemkot Pasuruan.

Kedatangannya Gus Ipul, untuk mempelajari enam payung Madinah yang dimiliki Masjid Agung Semarang Jawa Tengah. “Kami kesini untuk mengetahui pembangunan payung Madinah. Karena di Kota Pasuruan juga akan membangun payung Madinah,” ujar Gus Ipul saat bertemu Ganjar Pranowo, Rabu (9/6) malam.

Tak hanya itu, pengelolaan masjid juga dipelajari. Dikarenakan masjid milik Provinsi Jawa Tengah tersebut pengelolaan menejemennya baik dan profesional.

“Masjid di Semarang Jawa Tengah ini merupakan contoh bagaimana masjid dikelolah secara profesional,” kata Gus Ipul. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyatakan siap membantu untuk memberikan data-data terkait pembangunan payung Madinah Semarang.

“Pasti saya akan bantu panjenengan Gus Ipul, dalam mewujudkan payung Madinah di Kota Pasuruan,” kata Ganjar Pranowo.

Ganjar mengaku beberapa daerah yang memiliki payung Madinah, seperti Aceh dan Ambon, juga belajar di Masjid Agung Semarang.

Dalam kunjungannya ke masjid Semarang, pengelolah masjid sempat memamerkan payung Madinah saat dibuka dan di tutup. Ada sekitar 5 menit untuk membuka dan menutup payung.

Masjid di Semarang dibangun tahun 2004 dan diresmikan pada tahun 2006. Payung Madinah di Masjid Agung Semarang merupakan yang pertama di Indonesia.

“Disini kami memiliki enam payung. Satu payung anggarannya sekitar Rp 2 miliar. Pesan saya, jangan bikin payung Madinah sebesar Semarang. Karena cepat rusak akibat tersapu angin,” kata Bagian Sarana dan Prasarana Masjid Agung Jawa Tengah, Istijab AS.

Ia menyarankan membangun payung Madinah bisa seperti di Aceh. Karena payung Madinah di Aceh, lebih kecil sehingga kokoh apabila tersapu angin. Sedangkan kain payung bisa dibeli di kawasan Bandung. Jadi saat ini sudah tidak perlu pergi ke Jerman.

“Saat ini yang harus dipikirkan adalah terkait pemeliharaan. Karena payung Madinag itu pemeliharaannya harus membutuhkan keahlian khusus,” kata Istijab As.

Tak hanya itu, Gus Ipul meminta agar sejumlah OPD di Pemkot Pssuruan juga memperlajari lokasi manasik yang nantinya di aplikasikan di Kota Pasuruan.

Sekadar diketahui, Pemkot Pasuruan akan membangun wisata religi terintegrasi di Kota Pasuruan. Untuk merealisasikan wisata religi terintegrasi itu dibutuhkan dana sekitar Rp100 miliar.

Dari besaran dana itu, Pemkot Pasuruan berencana akan memasang payung raksasa seperti di Masjid Nabawi, Madinah. Sedikitnya ada sembilan payung Madinah di depan masjid Jamik Agung Al Anwar di Kota Pasuruan. Masing-masing payung Madinah diperkirakan butuh dana sekitar Rp5 miliar. Apabila di total, anggarannya senilai Rp45 miliar.

Di sekitar alun-alun juga akan ditanami pohon Tabebuya untuk memperindah kawasan. Termasuk pula, lampu-lampunya juga dibuat lebih bagus lagi.

Nantinya, kawasan wisata religi akan diintegrasikan dengan kawasan perdagangan. Begitu juga dengan Mall pelayanan publik dan wisata keluarga yang berpusat di alun-alun.

Menteri Bappenas RI, Suharso Monoarfa saat berkunjung di Kota Pasuruan sangat mendukung pengembangan wisata religi terintegerasi di Kota Pasuruan.

Potensi wisata religi harus digarap serius demi mendongkrak perekonomian masyarakat. Pengembangan wisata religi itu sekaligus untuk mendemonstrasikan bahwa Islam itu bersih, indah, teratur. Dalam waktu dekat, pihaknya akan menyusun masterplan-nya. [hil]

Tags: