Gus Ipul Buka ‘Biennale Jatim’ 2015

Wagub Jatim Drs H Saifullah Yusuf  melihat salah satu aksi dalam Biennale Jatim 2015 yang digelar di Balai Pemuda Surabaya.

Wagub Jatim Drs H Saifullah Yusuf melihat salah satu aksi dalam Biennale Jatim 2015 yang digelar di Balai Pemuda Surabaya.

Pemprov Jatim, Bhirawa
Wakil Gubernur Jatim, Drs H Saifullah Yusuf sangat mengapresiasi dan mendukung penyelenggaraan Biennale Jatim Tahun 2015 dengan tema, Art Ecosystem : Now!. Ia berharap, melalui kegiatan ini para seniman mampu memberikan motivasi pada generasi baru untuk dapat bekerja keras seperti yang sudah diwariskan sesepuhnya.
Wagub yang akrab disapa Gus Ipul ini berharap, kedepannya akan banyak seniman-seniman Indonesia yang karyanya terkenal hingga dunia internasional. “Saya berharap suatu saat nanti ada karya seniman Indonesia yang dilelang di Balai Lelang Internasional, seperti Balai Lelang Christie,” katanya, saat membuka acara Biennale Jatim ke-VI Tahun 2015, di Balai Pemuda, Surabaya, Rabu (11/11) malam.
Gus Ipul menyarankan agar ke depan lebih banyak lagi acara semacam ini yang dapat memfasilitasi para seniman Jatim untuk berkembang. “Acara seperti ini sangat baik untuk mengakomodasi dan memfasilitasi seniman kita untuk lebih berkembang lagi,” tambahnya.
Menurut Direktur Kesenian, Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Prof Dr Endang Caturwati, acara ini mampu menjadi model untuk pengembangan kebudayaan kontemporer yang tetap berpijak pada kekayaan nusantara. Acara ini diharapkan mampu memberikan inspirasi dan semangat untuk kemajuan seni rupa di masa yang akan datang. Kedepannya, ia berharap acara ini dapat dikembangkan di provinsi lain.
Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jatim, Sinarto, MM, mengatakan, maksud penyelenggaraan acara Biennale Jatim 2015 ini adalah menciptakan Jatim sebagai salah satu basis seni rupa dan industri kreatif di Indonesia, mem-branding Biennale Jatim sebagai Biennale penting di Indonesia, serta mempresentasikan seni rupa Jatim. Ia berharap, Biennale Jatim bisa menjadi salah satu paket wisata Jatim yang menjual ke depannya.
Salah satu kurator Biennale Jatim 2015, Dr Djuli Djatiprambudi, acara ini merupakan forum penting yang dipersiapkan untuk komunitas seni Jatim dan luar Jatim. Melalui acara ini, diharapkan mampu mengembalikan reputasi dan percaya diri para seniman.
Acara ini diikuti oleh 86 seniman yang berasal dari beberapa daerah di Jatim. Menurut Djuli, ada 3 kategori seniman dalam acara ini, yakni seniman yang memiliki reputasi dan eksistensi di daerahnya masing-masing, seniman muda yang mengaplikasikan teknologi, dan seniman yang melalui seleksi open call, yakni mendaftarkan diri dan ditentukan berdasarkan konsep tertentu.
Djuli menambahkan, makna dari tema “Art Ecosystem : Now!”, bahwa Provinsi Jatim adalah provinsi yang heterogen secara kultur, sehingga seniman memiliki lingkungan kerja yang berbeda-beda. Selain itu, acara ini sebagai bukti bahwa kerja kreatif memerlukan konteks sosial budaya dan ketekunan di lingkungan budaya masing-masing.
Rencananya, pada penutupan 24 November mendatang, akan diadakan launching katalokus yang memuat deskripsi sejarah seni rupa Surabaya dan Jatim, serta narasi dari kerja kreatif masing-masing seniman. Buku ini juga dilengkapi videografis berisi wawancara 14 seniman tonggak. Diharapkan buku ini dapat menjadi dokumen penting yang menjadi acuan Biennale selanjutnya.
Festival Biennale Jatim 2015 ini merupakan festival dua tahunan yang diadakan ke-6 kalinya di Jatim. Acara ini diselenggarakan pada tanggal 11-24 November 2015 di Balai Pemuda Surabaya. Selain pameran, akan diadakan workshop dan seminar untuk para seniman.  [iib]

Tags: