Gus Ipul Desak Arab Saudi Perbaiki Fasilitas Haji

Gus Ipul saat takziah di rumah duka korban peristiwa Mina, Rohmani Selasa malam 29 September 2015.

Gus Ipul saat takziah di rumah duka korban peristiwa Mina, Rohmani Selasa malam 29 September 2015.

Kab Kediri, Bhirawa
Atas meninggalnya Jamaah haji Indonesia dalam peristiwa Mina, Wakil Gubernur Saifulah Yusuf atau Gus Ipul meminta agar Pemerintah Arab Saudi memperbaiki pelayanan haji dan fasilitas haji, sebab dalam ibadah haji Indonesia salah satu jama’ah haji terbesar.
Dikatakan Gus Ipul, dengan melihat momentum peristiwa mina, pihaknya meminta agar pemerintah Arab Saudi memperbaiki dalam pelayanan haji, sehingga kenyamanan dan keselamatan Jamaah disa dirasakan. “Kita ingin Jamaah haji asal Indonesia dilayani sepenuhnya oleh pemerintah indonesia, karena selama ini setelah sampai disana full dilayani oleh Pemerintah Arab Saudi,” ungkapnya saat takziah ke rumah duka korban Mina.
Tak hanya itu, Gus ipul juga meminta agar rambu-rambu dalam ibadah haji ada yang berbasa Indonesia, sebab warga Indonesia juga salah satu Jamaah terbesar dalam ibadah haji. Lebih lanjut, dia menerangkan jika korban meninggal akibat peristiwa Mina telah teridentifikasi sebanyak 10 orang, dua diantaranya warga Kabupaten Kediri, 1 dari Batu dan sisanya berasal dari probolinggo. “Sementara hingga sekarang masih ada 20 orang Jamaah dari Jawatimur belum bisa dihubungi, dan hingga sekarang Pemerintah masih terus mencari keberadaannya,” terang Gus Ipul.
Gus Ipul menambahkan bagi jemaah haji yang meninggal akan mendapatkan santunan dari asuransinya, dan pihaknya berharap agar Pemerintah arab Saudi juga memberikan santunan terhadap korban yang meninggal akibat peristiwa Mina.
Sementara dari data yang dihimpun dari Kemnag Kabupaten Kediri, jumlah korban meninggal asal Kabupaten Kedir sebanyak 6 orang, dua diantaranya meningga karena peristiwa Mina, dan empat meninggal akibat kelemahan dan sakit. Dua korban akibat peristiwa mina itu adalah Jamaah dari kloter 61 Rohmani, 2 Siti Muhanifah, dari kloter 61 ini yang meninggal karena sakit 1 orang dengan identitas Siti malikah, kelemahan.
Dari kloter ada tiga orang yang meningga. karena sakit, salah satunya Jamaah tertua dari kabupaten Kediri yakni, Siti Marokah 88 tahun dengan alamat Balong Jeruk selanjutnya,  Sutiah dan Abdul Hanan keduanya dari Ngadiluwih.
Rapat Dengar Pendapat
Sementara itu, tragedi Mina yang sangat memilukan tersebut perlu adanya RDP (Rapat Dengar Pendapat) di DPR RI, khususnya dilakukan oleh Komisi VIII sebagai pengawas apelaksanaan Haji di Indonesia. Sekaligus mengharapkan pimpinan negara yag mengirimkan jemaah hajinya ke Arab Saudi untuk melayangkan protes akan kejadian tersebut.
Hal ini harus dilakukan sebagai evaluasi, sehingga tidak terjadi hal yang  sama di lain waktu. Hal ini diungkapkan anggaota Komis VIII DPR RI, Drs. H. Hasan Aminuddin, Selasa 29/9 malam di Rumah Dinas Bupati, usai pulang Haji.
Apa lagi tragedia Mina tersebut mengakibatkan  meninggalnya 7 jemaah haji asal Probolinggo ( 6 orang dari kabupaten dan 1 orang dari kota Probolinggo), yang menjadi korban tragedi di Mina, serta petugas media yang sampai kini hilang kontak. Pihaknya pun turut berbela sungkawa kepada korban tragedi Mina.
Berangkat ke tanah suci bersama isterinya yang menjabat sebagai Bupati Probolinggo, yakni Puput Tantriana Sari, merasa sangat prihatin atas peristiwa terjadi, karena melihat kondisi di Mina, saat itu sangat luar biasa menjadi lautan manusia. “Saya selaku jamaah haji dan istri, berbela sungkawa atas tragedi crain, badai dan Mina, semoga korban masuk surga. Jamaah Indonesia di bikin sibuk dan ratusan keluarga korban dibikin kebingungan,” tandas Hasan.
Mantan Bupati Probolinggo dalam dua periode ini mengaku, ketua travel Safara bercerita, kalau dirinya menginformasikan kepada seluruh anggotanya di maktab, bahwa kloter 48 berangkat menuju ke Mina, bahwa saat itu ada pengalihan jalan menuju Mina, ia sudah memberi tahu kalau dijalan Mina, sangat sempit karena banyaknya kerereta muatan barang sehingga membuat jalannya jemaah haji macet.
Kemacetan itu membuat jemaah kecapekan setelah melaksanakan wukuf. Saat itu ribuan jemaah histeris dan bergelombang seperti ombak. “Sedangkan jemaah yang selamat karena menginjak jemaah haji lainnya. Akibat berdesakan waktu itu, membuat jemaah panik dan kehausan,sehingga banyak yang terjatuh,” papar Hasan.
Lebih lanjut Hasan mengatakan, ketua Safara Saiful, sempat protes ke petugas. Namun, petugas bilang ‘jangan protes ayo terus’. Tidak dapat berbuat banyak maka apa yang sedang menjadi kekuatirannya terjadi. Macet, semuanya menjadi kacau dan banyak yang terinjak-injak jemaah lainnya, akibatnya banyak yang meninggal dunia.
Informasi dari Kementrian agama menyebutkan bahwa jangan percaya tentang tragedi Mina jika bukan dari yang resmi, sebab bisa saja kejadian tersebut dikurangi ataupun ditambah-tambahi karena memang tidak melihat sendiri kejadian itu, sebab saat itu terjadi lautan manusia.
Tidak kalah pentinggnya terhadap korban yang belum jelas dan sampai kini hilang kontak perlu segera dilakukan upaya-upaya, sebab sampai saat ini seperti halnya keluarga dan kerabat Samsiya binti Sarnuji (42) di Desa Liprak Wetan, Kabupaten Probolinggo, masih terus menunggu suatu kepastian. Apakah jemaah haji Samsiya, masih hidup atau meninggal tragedi Mina. Pasalnya, sampai saat ini pihak pemerintah masih belum mengeluarkan rilis korban baru lagi jamaah asal kloter 48 asal Probolinggo, yang menjadi insiden Mina.
Untuk itulah yang Negara Islam secara istiqomah duduk bersama untuk tahun akan datang lebih di tata kembali agar tak terulang lagi. “Kerajaan Arab Saudi, menjadi tuan rumah dan membuat tamu Allah agar lebih baik menerima. Kalau peristiwa crane itu murni bencana dari Allah, kalau Mina, ini kelalaian manusia,” tambah Hasan. [van,wap]

Tags: