Gus Ipul Desak Pertamina Ajak Warga Bicara Baik-baik

Aksi protes Warga Desa Mentoso dan Remen, Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban yang membuat dan menempelkan spanduk disepanjang jalan dekat lahan rencana pembebasan lahan untuk kilang minyak.

(Warga Tolak Proyek Kilang Minyak)
Tuban, Bhirawa
Warga Desa Mentoso dan Remen, Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban melakukan aksi penolakan akan proyeksi pembangunan kilang minyak New Grass Root Refinery (NGRR) Tuban, dengan memasang spanduk di sepanjang pinggir jalan Desa.
Salah satu pemuda Desa Mentoso, Hudi Priyanto (33) menuturkan, aksi pemasangan ini wujud penolakan warga, agar Kilang NGRR Tuban yang dibangun Petamina – Rosneft Oil Company Rusia, tidak di bangun di daerahnya, karena tanah mereka sampai kapan pun tidak akan di jual untuk pendirian kilang tersebut. “Tanah Kami tidak akan kami jual, ini tanah leluhur kami,” ujar hadi disela-sela pemasangan spanduk, Minggu (11/2).
Menurutnya, pihaknya dan warga sekitar trauma dengan perusahaan sebelumnya yang sudah berdiri diwilayah Jenu, dengan berbagai janji manis dan harapan yang diberikan berupa pekerjaan maupun kesejahteraan yang akan diterima saat beroperasi, nyatanya tidak ada yang terwujud. “Kami belajar pada perusahaan yang berdiri disini, seperti PLTU dan TPPI, yang katanya nanti kalau sudah berjalan warga lokal akan di pekerjakan, nyatanya hanya omong kosong, ” tambahnya.
Warga lainnya, Aguk Nugroho juga sependapat, pembangunan kilang minyak akan menghilangkan mata pencaharian yang selama yakni menjadi petani, dan sudah menjadi salah pekerjaan warga sekitar. Ia bersama warga lain tidak akan melepas sekalipun ditawar harga tinggi maupun ditukar guling, warga tetap teguh pada pendiriannya. “Kalau jadi di bangun, terus mau kerja apa, rata-rata pekerjaan kami petani, Ada 2.000 lebih warga yang menolak pengadaan lahan ” sambung Aguk.
Pemilik lahan lain, Warto, meminta tim intelejen mampu menangkap sikap penolakan warga Remen dan Mentoso, Jenu selama bertemu Pertamina. Pertemuan pertama di hotel Willis, 700 warga yang datang saat sosialisasi hanya dijaga Polsek Jenu.
Pertemuan kedua di gedung Paripurna DPRD Tuban, 10 orang dijaga 50 aparat, dan terakhir sosialisasi di gedung KSPKP Tuban, 2 orang perwakilan pemilik lahan dijaga 150 personel. “Penjagaan tersebut menandakan ada yang menginginkan anarkis,” terang pria yang pernah menjabat penegak hukum di Tuban itu.
Sekali warga Remen dan Mentoso berkata tidak menjual tanah, selamanya akan demikian. Apalagi pembangunan proyek Kilang Tuban, diduga telah melanggar Undang-undang (UU) Nomor 2 tahun 2012 tentang pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum.
Sebelumnya, Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Timur, Saifullah Yusuf yang menghadiri kegiatan Bahsul Masail PWNU Jawa Timur di Pondok Pesantren (Ponpes) Sunan Bejagung, Desa Bejagung, Kecamatan Semanding Tuban juga iku menyikapi bergolaknya pembebasan lahan Kilang NGRR Tuban di Kecamatan Jenu.
Wagub meminta Pertamina maupun tim pembebasan lahan mengajak bicara dengan masyarakat terdampak. Pekerjaan Rumah (PR) Pemprov Jatim saat ini, bagaimana industrialisasi di wilayahnya mampu menyerap tenaga lokal sebanyak-banyaknya. “Harus diajak bicara baik-baik para pemilik lahan itu,” ujar Gus Ipul saat ditemui di Ponpes Sunan Bejagung, Sabtu (10/2) kemarin.
Orang nomor dua di Jatim itu, juga menyatakan proyek Kilang patungan Pertamina dan Rosneft Oil Company asal Rusia jalan terus. Pembebasan lahan pun tinggal sedikit, karena 64,9 hektare lahan untuk kilang sudah ada karena milik Pertamina.
Sekalipun memiliki misi memajukan dunia pertanian, tapi dalam hal Kilang tidak demikian. Pengurangan lahan subur pertanian di kawasan Kilang Tuban, mulai Desa Remen, dan Mentoso tak bisa dihindari. “Alih fungsi lahan subur menjadi pabrik itu salah satu masalahnya,” terang Wagub Jatim itu.
Problem inilah yang bakal diatasi, dengan meningkatkan produktifitas lahan dengan sentuhan sains dan teknologi. Sekaligus meningkatkan indeks pertanaman pertanian di wilayah tersebut. Apapun kondisinya, Gus Ipul (pangilan akrabnya) mengajak masyarakat yang menolak pengadaan lahan kilang duduk bersama dengan Pertamina maupun pemerintah daerah. Hanya dengan bertemu, semua persoalan akan ketemu solusinya.
Diberitakan sebelumnya pihak Pertamina melakukan sosialisasi tahap kedua yang dikhususkan untuk warga remen di Gedung KSPK Tuban, dalam kegiatan tersebut warga setempat di minta legowo melepaskan tanahnya untuk kepentingan Negara. [hud]

Tags: