Gus Ipul Disambut Ribuan Santri Ponpes Mamba’ul Ma’arif

H. Syaifullah Yusuf (Gus Ipul) disambut ribuan santri Ponpes Mamba’ul Ma’arif, Denanyar, Jombang saat sowan ke Ponpes ini, Rabu siang (09/05). [Arif Yulianto/ Bhirawa].

(Sowan ke Denanyar)

Jombang, Bhirawa
Ribuan santri Pondok Pesantren (Ponpes) Mamba’ul Ma’arif, Denanyar, Jombang menyambut kedatangan Calon Gubernur (Cagub) Jawa Timur (Jatim), H.Syaifullah Yusuf (Gus Ipul) ke Ponpes ini, Rabu siang (09/05). Dari pintu gerbang hingga di bawah aula tempat di mana Gus Ipul juga akan menghadiri suatu acara, ribuan santri tersebut berbaris rapi di sisi kiri dan kanan jalan masuk.
Selain sowan ke Ponpes Mamba’ul Ma’arif, Gus Ipul juga menghadiri acara pengajian rutin guru dan karyawan Yayasan Mamba’ul Ma’arif. Di sini Gus Ipul membahas nasib Guru Tidak Tetap (GTT). Hal ini dikarenakan adanya protes dari GTT yang hingga saat ini honornya masih minim, sehingga perlu adanya gagasan yang bisa mengatasi masalah tersebut.
“Yang pertama soal GTT, guru swasta yang ngajar di sekolah-sekolah negeri, ini kan ada beberapa protes, inginnya menjadi pegawai negeri. Dulu ada proses terus berhenti, proses dan terus berhenti, dan kita masih nunggu proses yang dari Jakarta,” kata Gus Ipul, saat di wawancarai sejumlah wartawan, Rabu (09/05).
Lanjut Gus Ipul, meski masih menunggu kepastian dari Jakarta karena batasan umur, kini GTT sudah mendapatkan bantuan dari Pemerintah Provinsi, setidaknya hal ini bisa sedikit mengurangi keluhan mereka.
“GTT sekarang kan sudah dapat dukungan dari Pemprov, 750 ribu. Itu kan sudah ada solusi paling tidak, meski solusi ini belum beres kan, mungkin bisa jadi masih jauh dari harapan, belum ideal,” lanjut Gus Ipul.
Gus Ipul menambahkan, setidaknya hal tersebut menunjukkan komitmen dari Pemprov untuk mengatasi persoalan GTT
“Sebagai bentuk komitmen dari Pemprov, ini sudah dimulai, khususnya yang di SMA dan SMK, karena itu sudah menjadi kewenangan dari Provinsi,” imbuhnya.
Kata Gus Ipul, saat ini yang perlu diperhatikan dan dicarikan solusi adalah guru swasta yang mengajar di sekolah-sekolah swasta, termasuk adanya gagasan berupa penerapan UMG Upah Minimum Guru Swasta (UMG).
“Masalahnya kemudian adalah, tidak sama kekuatan yayasan atau lembaga, ini yang perlu dicarikan solusi, sehingga lembaga itu bisa dapat tambahan dana, dan bukan meminta tambahan dana dari orang tua wali (murid),” tandas Gus Ipul.
Ditanya lebih lanjut cara sekolah atau yayasan swasta itu bisa mendapatkan tambahan dana, Gus Ipul mengatakan, jika tidak diperbolehkan meminta bantuan dana pada orang tua wali dari siswa siswi, pihaknya menuturkan bahwa lembaga atau yayasan bisa memberdayakan potensi di sekitar.
“Sekolah swasta bisa mendapatkan dukungan dari ‘stakeholder’ dari lingkungan sekitar, apakah perusahaan atau juga dari badan amil zakat, dari sodakoh atau infak. Paling tidak, ada tambahan dana untuk gaji guru,” pungkas Gus Ipul.(rif)

Tags: